- 2 Mei 2041 -
Cessa duduk dan menunggu. Cessa sudah menunggu di bandara selama dua jam. Matahari sudah membenamkan dirinya, dan orang-orang yang Cessa tunggu belum juga datang. Hingga akhirnya dua orang favorit yang ia tunggu datang membawa tas dan koper mereka. Dua orang yang rela datang dari Indonesia ke Jepang hanya untuk menemui dirinya.
"CESSA!" Rasya berteriak sambil berlari menuju Cessa.
"Lebay! Baru juga gak ketemu lima hari, kelakuan lu udah kayak gini. Gimana mau pisah bertahun-tahun?" Balasnya.
"Ya maaf. Lagian lu kita teleponin berkali-kali gak diangkat."
"Gua kan sibuk pindahan, gak sempet teleponan bambang." Cessa kemudian menggelengkan kepalanya.
"Tau tuh Rasya. Dibilang Cessa lagi sibuk tetep aja ngeyel. Katanya takut Cessa kenapa-napa." Arza kemudian tertawa dan melirik ke arah Rasya.
"Yaudah ayo ke apartemen gua."
"Lah skuy! Berat nih." Balas Arza.
Mereka bertiga kemudian mencari taksi. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya ada taksi kosong yang datang. Arza dan Rasya kemudian meletakkan barang bawaan mereka di bagasi mobil. Kemudian mereka bertiga menaiki taksi dan pergi ke apartemen tempat Cessa tinggal. Taksi tersebut tidak memiliki supir dan dijalankan otomatis sesuai dengan peta.
Arza dan Rasya menikmati pemandangan kota yang sangat indah selama perjalanan. Suasana kota sehabis turun hujan, menambah keindahan kota. Bahkan Rasya sesekali membuka kamera di smartwatch-nya dan memfoto pemandangan indah tersebut.
"Eh iya Ces, ini kita beneran gapapa nginep disitu? Nanti orang curiga atau gimana gitu?" Tanya Arza.
"Gapapa. Gua udah ijin juga kok. Gua sih bilangnya kalian saudara. Hihihi."
"Yeuu, malah boong lagi." Balas Rasya.
"Ya daripada kalian tidur di jalan?" Tanya Cessa dengan jutek.
"Iya juga sih." Ucap Rasya.
Tak lama kemudian, taksi sudah sampai di depan apartemen tempat Cessa tinggal. Terlihatlah bangunan berlantai tiga yang berbentuk memanjang ke samping. Mereka bertiga pun berjalan menaiki tangga menuju ke lantai dua.
"Gua kira apartemen yang tinggi gitu. Ini mah kayak kos-kosan." Ucap Rasya sambil menaiki tanggal.
"Ya gatau, gua seneng aja nyebutnya apartemen." Balas Cessa dengan penuh percaya diri.
"Udah woi, mau ngakak tapi berat sama beban hidup nih." Ucap Arza yang terlihat keberatan membawa koper.
Setelah sampai di depan ruangan, Cessa pun membukakan pintunya dan mengajak Arza dan Rasya masuk. Terlihat ruang tengah yang tidak begitu luas. Disana terdapat sebuah televisi yang menempel di dinding dengan meja persegi di depannya. Kemudian disana juga terdapat beberapa foto yang Cessa tempel di dinding, serta hiasan lainnya. Selain itu, terdapat juga dua pintu dimana yang satu mengarah ke kamar Cessa, dan yang satu lagi mengarah ke kamar mandi. Sedangkan dapur berada di ruangan sebelahnya.
"Maaf ye tempatnya gak begitu luas." Ucap Cessa yang merasa tidak enak kepada kedua sahabatnya.
"Iya gapapa elah. Yang penting bisa tidur nyenyak dan ga bayar." Balas Arza.
"Dan cuma dua hari satu malem." Timpal Rasya.
"Yaudah kalau mau tidur bilang gua aja. Nanti gua bawain matrasnya dari kamar gua." Jelas Cessa.
"Sip." Balas Arza dan Rasya. Mereka berdua kemudian meletakkan koper dan tas mereka di kamar Cessa.
Cessa kemudian ke dapur dan menghangatkan makanan yang sudah ia buat untuk kedua sahabatnya. Sedangkan Arza dan Rasya membersihkan muka mereka di kamar mandi. Setelah semuanya selesai, mereka bertiga berkumpul lagi dan duduk di depan televisi. Makanan khas Jepang seperti tempura udang, sup miso dan juga nasi hangat. Dan tak lupa juga dengan es perasa
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN DREAM & FRIENDS
Short Story• A Sci-fi Themed Short Story • Hidup tak pernah lepas dari pilihan. Setiap hari, kita selalu dihadapkan dengan pilihan. Entah itu pilihan yang mudah, sampai sulit sekalipun. Hingga pada suatu hari, seorang perempuan bernama Cessa dihadapkan pada du...