7

21 4 28
                                    

Heejin mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merasakan sakit dibagian sudut bibir dan pelipisnya. Heejin merasakan seseorang menggenggam tangannya erat.

Saat ia menoleh kesamping kanannya, ternyata Daniel sedang tertidur pulas dengan tangan yang setia menggenggam tangan Heejin. Sudut bibir Heejin terangkat sedikit membentuk senyuman kecil.

Heejin menggerakkan tangan kanannya untuk membangunkan Daniel. Ia merasa tidak tega melihat Daniel tertidur seperti ini, jadi ia memutuskan untuk menyuruhnya pindah.

"Niel-ah... Daniel... Ireona," panggil Heejin sambil menggerakkan tangan kanannya. (Bangunlah)

Daniel membuka matanya, karena seseorang memanggil dan menggerakkan tangannya. Saat Daniel mengangkat kepalanya, ia tersentak melihat Heejin yang sedang tersenyum manis kepadanya. Daniel segera bangkit dari duduknya.

"Heejin-ah... Gwenchana? Apa ada yang sakit? Aku akan panggilkan dokter," ucap Daniel panik. (Kau baik-baik saja?)

"Ma! Gaeanta..." ucap Heejin dengan aksen Busan yang masih sangat kental walaupun ia sudah 4 tahun tinggal di Seoul. (Hei! Aku baik-baik saja [Aksen Busan])

"Kau berbicara menggunakan Satoori? Wahh," ucap Daniel kagum. (Aksen)

"Apa kau tidak menyadarinya? Selama ini aku menggunakan Satoori... Karena kau juga menggunakannya. Kau saja yang bergaya bicara menggunakan aksen Seoul, padahal aksenmu sangat kentara bagiku,"  ucap Heejin sambil berusaha duduk.

Daniel terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal tersebut menahan malu. Apa yang Heejin katakan memang benar, Daniel ingin sekali bisa menggunakan aksen Seoul tapi jika ia berusaha menggunakan aksen Seoul tetap saja aksen Busan yang akan terdengar.

Tapi sejak ia bertemu dengan Heejin, ia baru kali ini mendengar Heejin menggunakan aksen Busan tetapi Heejin berkata bahwa ia selalu menggunakannya.

Ah, mungkin aku tidak menyadarinya. Batin Daniel.

Baik Daniel maupun Heejin, keduanya larut dalam keheningan. Sepertinya dalam pikiran masing-masing, mereka memikirkan topik apa yang bagus untuk dibicarakan.

"Niel-ah.."

"Heejin-ah.." panggil Daniel bersamaan dengan Heejin.

"A-ah...Kau saja duluan," ucap Heejin.

"Ehmm.. Jadi bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Daniel sambil memandang Heejin lekat.

Pandangan Heejin berubah menjadi sendu. Sekilas kejadian kemarin membuatnya takut untuk bercerita kepada Daniel. Heejin memainkan jari-jarinya.

"Gwenchana...Berceritalah," ucap Daniel lembut lalu menarik tangan Heejin untuk digenggamnya.

"Jadi... Lawanku saat aku bertanding kemarin adalah, Imada Yuki. Dia adalah lawanku juga saat aku mengikuti Olimpiade Taekwondo di Jepang. Dan pada saat itu aku dan Imada bertanding di final untuk memperebutkan juara satu. Dan pada aku berhasil memenangkannya, kurasa ia sangat kesal dan marah padaku karena aku berhasil mendapatkan juara satu..." Heejin berhenti sebentar untuk mengelap air matanya yang jatuh. Daniel pun masih setia mendengarkan cerita Heejin dengan seksama.

"Dua tahun setelah Olimpiade di Jepang, aku selalu menonton pertandingan Imada di Youtube. Dan ia meniru tendangan khas yang aku miliki. Dan itu tidak menjadi masalah bagiku, yang jadi masalah adalah ia tidak meniru dengan benar bahkan membuatnya menjadi lebih buruk. Aku terkejut saat mengetahui bahwa Imada adalah lawanku, tapi aku berusaha untuk tidak memikirkannya...." Heejin mengambil napas panjang lalu menghembuskannya perlahan.

"Awalnya semua berjalan lancar, namun pada menit kesepuluh Imada mulai menggunakan tendangannya tersebut untuk menendang bagian daguku. Aku terjatuh namun aku masih bisa bangun. Lalu ia menyelengkat kaki membuatku terjatuh lagi, dan pada saat itu ia mulai menghajarku habis-habisan bahkan ia melepas pengaman di kepalaku. Wasit pun sudah mencoba menghentikannya, namun ia masih saja menghajarku. Sebelum aku tidak sadarkan diri ia sempat berkata 'Kali ini aku yang akan menang'  lalu aku membalasnya sebelum aku pingsan 'Bukannya menang, kau akan di Diskualifikasi' lalu aku pingsan dan sekarang aku tidak tahu lagi bagaimana kelanjutannya dan bagaimana keadaan Imada," Heejin menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Apa kau tetap ingin melakukan Taekwondo lagi? tanya Daniel sambil menatap Heejin sendu.

"Aku tidak tahu, Niel-ah. Taekwondo sudah menjadi bagian dihidupku, sangat sulit untuk melepaskannya," jawab Heejin.

"Itu terserah padamu, tapi aku tidak bisa melihatmu terluka seperti ini lagi. Itu membuat hatiku sakit," lirih Daniel.

"Mianhae... Karena membuatmu khawatir," ucap Heejin lembut.

"Gwenchana..." ucap Heejin sambil menggenggam tangan Heejin.

Ceklek...

Tiba-tiba pintu kamar Heejin terbuka menandakan ada yang akan masuk ke dalam kamar. Dan ternyata orang tua Heejin masuk ke dalam kamar dalam keadaan panik.

Daniel segera bangkit agar memudahkan orang tua Heejin berinteraksi dengan Heejin.

"Heejin-ah... Gwenchana?. Apakah terasa sakit?" ucap Hye Sun, ibu Heejin panik lalu segera memeluk anak perempuan satu-satunya ini.(Kau baik-baik saja?)

"Eoh...Eomma...Gwenchana. Ini sudah biasa dalam hal bela diri," ucap Heejin sambil menenangkan ibunya yang sedang menangis.

"Ma! Tapi baru kali ini kau terluka sangat parah seperti ini, Heejin-ah." (Hei!)

"Tidak apa, Eomma." ucap Heejin lembut.

Ayah Heejin pun berusaha menenangkan istrinya tersebut dengan mengusap lembut punggung Hye Sun. Pandangan Daniel tak lepas dari Heejin yang terus tersenyum walaupun sebenarnya ia merasa sakit. 

Kumohon jangan lagi terluka, hatiku hancur lebur saat melihatmu terluka dan menangis. Jangan biarkan wajah cantikmu rusak karena babak belur. Dan biarkan aku selalu menjagamu, Heejin-ah. ~ Kang Daniel.

TBC....MAAFKAN ATAS SEGALA KETYPOAN MANUSIA TIDAK ADA YANG SEMPURNA LAHH YAWW.

Halo semuaaa... Ini adalah Update-an terakhir sebelum aku hiatus sampe beberapa bulan. Karena aku anak Pondok yaa jadi aku tinggal di asrama. 

Terima kasih untuk@ayspcy @Ayaaii_@watermellenial @Rin_Kwon @ayuambars @z_hope dan teman-teman yang sudah memberikan kritik dan sarannya serta telah meluangkan waktunya untuk membaca ceritaku yang receh ini. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. 

Aku harap ada yang menunggu cerita ini lanjut.... Klo gk ada juga gpp...

Sampe ketemu beberapa bulan kedepan Readersku tercintahh....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Will You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang