❨2❩

25 2 0
                                    

Aku memegang uang ditanganku erat-erat. Mataku tak bisa lepas dari sosok di hadapanku yang memandangku datar —terkesan mengintimidasi— dengan mulut membentuk garis lurus. Aku sedikit takut kalau boleh jujur. Dia —Park Jihoon— terus menatapku sedemikian rupa. Aku tahu nama itu dari nametag yang ia kenakan.

Aku membersihkan tenggorokanku yang tiba-tiba kering. Dengan takut-takut aku berucap, "Mocca latte 1."

Jihoon terlihat mengetikkan sesuatu di komputer yang ada di hadapannya. Saat sebuah kertas keluar dari mesin, ia memberikan itu kepadaku.

"2000 Won."

Aku mengeluarkan uangku, kemudian memberikannya dengan cepat. Aku ingin cepat-cepat duduk di kursi yang ada di ujung dan memalingkan wajah agar tak bertatapan langsung dengan pemilik mata purnama itu. Hah, aku  dibuat ketakutan hanya karena tatapan itu.

Saat satu cup mocca latte ada di tanganku, aku menghentikan langkahku yang hendak pergi. Saat Park Jihoon menatapku sekali lagi, membuatku mengernyitkan dahi bingung. Sebentar. Rasanya aku pernah melihat wajah serupa dengan Jihoon. Tapi ... dimana?

.

Him | PJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang