Prolog

18.5K 753 40
                                    

Hallo,

Selamat datang di pecinta fanfic. Disini kamu akan bertemu dengan couple fanfic favorit kamu yess. Aku disini akan menghadirkan cerita fanfic dengan genre romance komedi seperti biasanya.

Dan akan update jika sudah waktunya 😀

Tunggu update Cerita Mine lagi ya, minggu depan. Itupun kalau banyak yang respect sama cerita ini.

Oh iya, part prolog aku pake POV 1 dulu ya dan seterusnya akan menggunakan POV 3 alias sudut pandang dari orang ketiga atau author pov

             PRILLY PITALOKA

kenalin, nama gue Prilly Pitaloka. Gue anak sulung dari 2 bersaudara dan alhamdulillah gue anak mami gue paling cantik meskipun gue punya kembaran yang wajahnya sangat mirip sama gue.

Hobby gue itu banyak dan enggak keitung. Salah satunya gue paling hobby makan masakan mami gue.

"Mam, kok ini dikit banget yang mami kasih ke aku?" Gue natap mami gue kesal, gimana enggak kesal coba kalau lo mau sarapan terus yang di kasih nasinya cuma sesendok aja.

"Kamu itu harus diet, Pril. Jangan banyak makan, nanti kamu terkena obesitas." Mami berujar dengan santai dan buat gue kesal.

"Yang benar aja, Mam. Ini kalau di kasih anak ayam pasti semenit juga habis," protes gue yang masih kesal.

"Kamu 'kan memang ayamnya mami yang selalu bikin mami kesel," sahut mami enteng.

"Sudah, Mam. Jangan di jaili terus anaknya. Kasian 'kan mukanya udah kayak ayam mau bertelor," sahut papi yang bukannya mau ngebela gue tapi justru semakin memojokkan gue.

Gue menatap papi kesal. Awas aja ya gue bakal kasih papi sedikit pelajaran.
"Papi mau rahasia papi aku bongkar?"

Papi natap gue kayak yang mau nelan gue hidup-hidup, tapi gue enggak takut. Karena kenapa?  Karena di sini ada mami yang paling di takutin sama papi.

"Rahasia apa?" tanya mami memicingkan matanya natap gue dan papi secara bergiliran. Gue mengangkat bahu kalem, terus gue ambil sendiri nasi dan lauk pauk di atas meja sampe piring gue penuh.

Di rumah ini kami memang enggak terbiasa sarapan ala orang barat yang cuma sarapan roti atau susu aja. Keluarga gue biasa sarapan dengan yang berat-berat biar ada tenaganya waktu beraktivitas di luar.

"Sorry, Mam. Aku penjaga rahasia yang baik dan amanah."

Gue menatap mami dengan santai terus mulai sarapan dengan tenang sementara mami terus mendesak gue buat ngebongkar rahasia papi yang gue maksud.

"Lima puluh ribu," ucap mami nyoba buat nyogok gue.

"Mami kira aku mata duitan?"

"Seratus ribu."

"Aku ada duit."

"Dua ratus ribu."

"Enggak cukup buat beli bensin."

"Lima ratus ribu." Mami natap gue dengan tajam tapi gue enggak perduli karena sekali lagi gue tekankan kalau gue enggak mata duitan dan gue pemegang teguh sebuah rahasia milik orang.

Mami menghela napas berat sementara papi natap gue dengan senyum lebar karena beliau tahu gue enggak mungkin bongkar rahasianya.

"Dua juta."

"Papi beli motor baru dan harganya 77 juta. Sekarang lagi dititipin di rumah bunda Amor," sahut gue cepat.

Dua juta cuy! Orang gila mana yang mau nolak.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang