14.

6.5K 615 35
                                    

"Lo lapar apa memang rakus, Pril?" Iffy menatap Prilly yang terlihat lahap memakan nasi goreng yang di pesan di kantin sekolah.

"Gue laper. Habis lari-larian tadi," ucap Prilly mendongak sejenak.

"Habis di kejar siapa? Justine Bieber?" Kali ini Jeje yang bertanya dengan kening mengernyit.

"Bukan Justin Bieber tapi pocong tanpa kaki. Mukanya itu seram dan auh--"

Prilly menoleh dengan mata melotot ke pelaku yang sudah menarik rambutnya ke belakang.

"Lo kayaknya penggemar setia gue, deh? Soalnya dimana ada gue di situ pasti ada elo," ujar Prilly menatap pelaku yang tak lain adalah Ali.

"Suka aja gitu narik rambut lo yang banyak kutunya," sahut Ali santai. Pemuda tampan itu mengambil posisi duduk tepat di sebelah Prilly dan mencomot gorengan dari dalam piring gadis itu.

"Lo!" Prilly mendelik sebal melihat Abi yang sudah mengambil jatah gorengannya. Ingin rasanya Prilly menendang jauh-jauh pemuda itu namun tidak bisa karena ia tidak memiliki tenaga untuk saat ini.

Tak ingin Ali semakin menjarah makanannya, Prilly memindahkan piring berisi gorengan ke sisi lain yang tidak akan bisa di jangkau Ali.

"Dasar pelit lo," celetuk Ali menatap Prilly sengit.

"Biarin, wle. Makanan gue ini, belinya juga pakai duit mami," balas Prilly menjulurkan lidahnya mengejek Ali.

Tak berselang lama pesanan Ali datang berupa satu mangkuk bakso berukuran besar. Sebelum duduk di meja yang sama dengan Prilly, Ali memang sudah memesan terlebih dahulu semangkok bakso yang akan menjadi ganjalan perutnya.

"Woy, bagi kecap," pinta Ali pada murid yang berada di belakangnya.

Kecap sudah ada di tangan, Ali berbalik dan ingin membubuhi mangkuk berisi bakso dengan kecap namun Ali di buat tertegun ketika melihat bakso ukuran besarnya sudah raib.

Segera Ali menoleh ke sisi sampingnya dan melotot ketika bakso miliknya sudah berada di dalam piring Prilly dan tengah di lahap gadis cantik itu.

"Lo." Ali terbata-bata melihat bakso bulat miliknya kini sudah tersisa setengah dan kini si pencuri tengah menyengir polos padanya.

"Lo," ulang Ali sekali lagi. Pemuda itu tidak tahu harus  berkata apa saat melihat satu bakso bulatnya sudah terbaring nyaman di dalam perut Prilly!

"Baksonya enak. Tapi, kata mami gue jangan terlalu banyak makan bakso. Apalagi kita enggak tahu ini bakso terbuat dari daging apaan," komentar Prilly sambil menganggukkan kepalanya. Sementara Ali terdiam di tempat sebelum dengan beringas ia menerkam Prilly dan menyembunyikannya di dalam ketiaknya.

Kericuhan di meja tempat CBO berada kini menjadikan mereka sebagai pusat perhatian murid-murid di kantin. Mereka tidak percaya jika Ali bisa sedekat ini dengan murid baru itu! Karena yang mereka ketahui adalah Ali tengah melakukan pendekatan dengan Sarah. Lalu bagaimana dengan Sarah sendiri?  Gadis cantik yang terlihat anggun dan lembut itu tengah mengepalkan tangannya di bawah meja.

"Sar, lo enggak apa-apa?" Susan sebagai sahabat Sarah menatapnya kasihan apalagi mata Sarah yang terus menatap ke arah Ali dan Prilly yang terlihat akrab.

Sarah menoleh kemudian tersenyum kecil berusaha menyembunyikan rasa ketidaksukaannya pada apa yang ia lihat. Sarah berujar, "enggak. Gue enggak apa-apa."

Sementara para murid mengisi jam istirahat mereka dengan berbagai kegiatan, para guru justru sibuk mendiskusikan masalah Prilly yang berhasil keluar dari kelas setelah mengisi soal dengan waktu tidak kurang dari sepuluh menit.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang