🌟🌟_TIGA_🌟🌟
Orangtua Prilly mendatangi ruang kepala sekolah dengan langkah angkuh dan mengintimidasi, membuat murid-murid segera menyingkir jika tidak ingin terkena amukan maut dari dari dua orang yang berpengaruh penting pada sekolah.
"Selamat siang, Pak Raka dan Bu Raka."
Pak Puad bangkit dari duduknya ketika melihat kedatangan orangtua dari salah seorang muridnya.
"Enggak usah basa-basi, Pak. Kita di sini mau protes," sahut Ivana, mami Prilly to the point.
"Iya, Bu. Ada apa ya?"
"Bapak enggak usah sok polos dan enggak tahu apa-apa deh. Saya ke sini mau protes kenapa anak saya di skors?"
"Anak ibu melakukan pelanggaran di sekolah, Bu," jawab Puad mencoba untuk sabar. "Prilly datang terlambat, memanjat pagar belakang, dan terlibat aksi kejar-kejaran dengan satpam dan guru di sekolah."
Ivana melotot mendengar ucapan Puad. "Terus kenapa enggak di hukum aja, Pak? Kalau bapak skor dia, dianya semakin bebas berkeliaran. Dan sudah dua hari ini Prilly membuat onar di mana-mana dan selalu pulang maghrib."
"Iya, betul itu."
"Tapi, Bu. Ini sudah menjadi keputusan pihak sekolah untuk men-skor Prilly, Jessica, dan Alyssa karena ulah mereka." Puad menyahut tegas ucapan Ivana membuat wanita itu mendengkus.
"Iya, betul itu."
"Saya tidak mau tahu, Pak. Anak saya harus di tarik lagi ke sekolah. Saya sudah pusing ngurusin anak saya yang nakalnya amit-amit." Ivana memegang keningnya yang mendadak pusing memikirkan putri semata wayangnya selalu membuat onar.
Dua hari ini selalu saja ada tetangga yang datang ke rumah karena protes dengan berbagai macam hal.
Ada yang meminta mengganti kaca yang pecah karena di lempar Prilly dengan bola.
Ada yang kesal karena mangganya di curi Prilly padahal orang itu lagi mau panen.
Bahkan, tadi pagi ada yang meminta ganti rugi biaya rumah sakit karena anak dari orang itu babak belur di hajar oleh Prilly.
"Iya, betul itu."
Puad menghela napas berat menatap Ivana dengan menyesal. "Maaf, Bu. Kami tidak bisa untuk mengikuti kemauan ibu. Karena ini sudah peraturan sekolah."
"Iya, betul."
Ivana menoleh menatap suaminya dengan pandangan tajam khasnya. Wanita itu berteriak nyaring menandakan kekesalannya yang sudah sampai ubun-ubun.
"Papi!"
Bagaimana tidak kesal jika kata yang keluar dari bibir suaminya hanya dua kata 'iya betul' saja yang membuat darah tinggi Ivana semakin naik.
"Eh, iya, Mi?"
Raka, suami dari Ivana menoleh dan memasang senyum manisnya ketika melihat tatapan maut dari Ivana. Istrinya ini cantik-cantik ganas. Sama seperti saat mereka masih pacaran dulu.
Saat Ivana hendak membuka mulut, suara handpone berdering dari dalam tasnya membuat Ivana harus menahan diri untuk tidak mengomeli sang suami terlebih dahulu.
"Iya, halo?"
Ivana terdiam mendengar suara seseorang di seberang sana sebelum sebuah teriakan kembali menggema dari ruang kepala sekolah.
"Papi, anakmu kembali membuat ulah! Sekarang dia mukul anak orang lagi di kost-an dekat kompleks perumahan kita!"
Beberapa menit telah berlalu dan di sini lah Ivana beserta suaminya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
FanfictionCover by @Brownsloth Tiga gadis dengan kepribadian hampir sama. yakni, sama-sama suka mencari masalah dan sama-sama suka berkelahi. jika Prilly Pitaloka si gadis dengan kepercayaan diri tingkat akut jago berkelahi dan sering membuat onar. lain haln...