Chapter 1 : Hey, itu aku!
“Jika kamu mencintainya diam-diam, maka kamu harus rela jika dia menganggapmu tidak ada.”
° Say Hello °
“Enam tiga puluh, yey!” sorak cewek berambut panjang dengan girang di depan pos satpam. Siswi dengan name tag Lana Alffionita itu berdiri di depan pos satpam dengan ceria. Ini bukan pertama kalinya, ia memang rajin menjadi patung selamat datang yang menyambut kedatangan murid dan guru setiap paginya.
“Lebih cepat sepuluh menit ya, Neng?” tanya Pak Toto—satpam sekolah—yang selalu rajin menyapa Lana dan menulis catatan waktu tiba siswi itu di sekolah.
Lana mengangguk sambil tersenyum ceria pada Pak Toto. “Biar bisa lihat Alder, Pak. Itu ‘kan sarapan paginya aku,” ujar Lana dengan suara pelan seperti berbisik, wajah yang cute itu dibuat serius dengan mata memicing pada Pak Toto.
Pak Toto tertawa kecil, ia tahu kebiasaan seorang siswi bernama Lana ini, mendadak sering datang lebih pagi ke sekolah hanya untuk melihat Alder. Lana memang tidak mengumbar-umbar perihal perasaanya yang sudah menyukai Alder sejak lama, tapi Pak Toto tahu sendiri dari gelagat siswi itu yang mendadak jadi patung selamat datang setiap paginya.
“Alder mana sih?” guman Lana tidak sabaran. Ia memang sengaja berangkat lebih pagi hanya untuk melihat Alder, biasanya Lana datang agak siang dan mepet dengan jam masuk, tapi saat ia mulai menyukai Alder, kebiasaan datang waktu mepetnya itu sudah hilang. Thanks to Alder, karena dengan menyukainya, Lana jadi memiliki semangat untuk datang ke sekolah lebih pagi.
Tepat sepuluh menit berselang dari kedatangan Lana, sosok yang ditunggu-tunggunya terlihat memasuki gerbang dengan motor sport hitamnya. Lana tersenyum, ia langsung salah tingkah saat Alder dan motornya itu melewati Lana di pos satpam. Seharusnya Lana tidak perlu sampai salah tingkah, sebab Alder sendiri bahkan tidak melihatnya dan menganggapnya ada.
Perasaan untuk Alder itu memang hanya Lana yang diam-diam memiliki dan menyimpannya sendiri. Diam-diam ia selalu melihat ke koridor bawah—di mana kelas Alder berada, ia juga suka keluar terburu-buru saat bel istirahat berbunyi hanya untuk melihat Alder. Kadang-kadang Lana izin ke toilet, padahal ia berbelok ke kelas Alder untuk mengintip apa yang sedang dilakukan cowok itu. Lana sengaja datang lebih pagi dan pulang lebih sore hanya untuk melihat Alder.
Selama ini Lana hanya berani mengagumi Alder dari jauh dan secara diam-diam, ia bahkan tidak mempermasalahkan Alder yang tidak mengetahui namanya atau bahkan tidak menyadari keberadaannya sama sekali. Sebab Lana sendiri paham, itulah risikonya mencintai dalam diam.
“Selamat pagi, Alder.”
° Say Hello °
Alder membuka helmnya, ia sedikit mengacak-acak rambutnya dengan jari. Turun dari motornya, ia menoleh sekilas ke pos satpam di mana seorang cewek yang ia ketahui bernama Lana sedang berbicara dengan Pak Toto. Satu sudut bibir Alder terangkat kala melihat ekspresi Lana yang selalu berseri-seri dengan semburat merah muda samar di wajahnya yang putih itu.
“Cantik,” pujinya dengan suara yang hanya bisa ia dengar sendiri.
Alder sudah memperhatikan cewek itu sejak lama. Selama ini ia hanya diam dan terus memperhatikan cewek yang selalu ia lihat saat pagi hari di depan pos satpam, cewek itu yang selalu terlihat saat melewati koridor kelasnya, cewek yang sama dengan yang selalu baris di barisan paling depan saat upacara, cewek yang selalu duduk di meja tengah saat makan di kantin, dan cewek itu juga yang selalu ia lihat di gerbang saat pulang sekolah.
Cewek itu—Lana—yang sering sekali menunduk jika mereka berpapasan, gerak-geriknya begitu lucu dan menarik di mata Alder. Jujur saja, cewek bernama Lana itu selalu berhasil membuatnya ingin tersenyum saat melihatnya.
Ia dan cewek itu memang tidak pernah dekat bahkan bicara, bahkan tidak pernah bertatap muka dan bertegur sapa. Akan tetapi, entah mengapa, cewek bernama Lana itu berhasil membuat Alder ingin terus memperhatikannya.
“Selamat pagi, Lana,” ujar Alder diiringi senyum samar.
° Say Hello °
AN:
Ini short story 😿 pertama kali gue bikin short story begini semoga tidak gaje kwkwTugas wajib dari wpdorm
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Hello
Short Story[COMPLETED] Keduanya hanya saling menunggu sampai salah satu pihak memulainya dengan say hello. Say Hello. ©Fuby Filian | 5 Juli 2018