Chapter 2 : Hey, kamu di mana?
"Bahkan ... aku masih terus mengharapkanmu di tengah ketidakmungkinanku."
° Say Hello °
Dengan langkah-langkah cepat, Lana berjalan menuju lapangan basket outdor untuk melihat pertandingan basket kelasnya Alder. Tadi pagi, Lana sudah melihat jadwal pertandingan di papan acara class meeting, dan ia rusuh mencatat waktu kelas Alder bertanding. Lana tahu Alder akan main, karena cowok itu anak basket dan begitu menyukai basket.
Sampai di lapang basket, Lana mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru lapangan. Pertandingan sudah dimulai, tapi ia tidak menemukan Alder di lapangan.
"Loli," panggil Lana pada teman sekelas sekaligus sahabatanya yang kebetulan terlihat di pinggir lapang. "Alder enggak main?" tanyanya dengan berbisik.
"Nana! Lo dari mana aja sih?" semprot Loli mengabaikan pertanyaan Lana tentang gebetannya itu. Sebagai sahabat, jelas Loli tahu perasaan terpendam Lana terhadap Alder, meskipun cewek itu awalnya tidak mau menceritakannya dan hanya memendam untuk dirinya sendiri.
"Dari ruang guru, tadi disuruh bantu periksa hasil remedial. Ini Alder enggak main?"
"Lo yang periksa?! Terus? Terus gue lolos enggak?" desak Loli. "Alder enggak main, enggak tahu kenapa, dari tadi juga enggak kelihatan nampakin diri."
"Aku cuma periksa punya kelas 11 IPS 2, enggak periksa punya kelas kita. Yaudahlah, enggak ada Alder, aku mau ke UKS aja."
"Heh? Ngapain lo ke UKS?"
"Aku lagi dapet, mules terus dari tadi, mau bobo aja di sana."
Lana hendak berbalik keluar dari lapangan basket, tiba-tiba seseorang merangkulnya, tanpa repot-repot melihat sosoknya, Lana tahu itu siapa.
"Mau ke mana, Nana?" tanya orang itu.
Lana melepaskan diri dari rangkulan orang itu dengan perlahan. "Jangan rangkul-rangkul sembarangan, Jo! Kamu yang bersikap begitu suka bikin orang-orang jadi fitnah aku sebagai pacar kamu," ucapnya kesal tapi terlihat lucu.
Jonathan tertawa lalu mengacak-acak rambut Lana sambil meminta maaf. Lana memukul Jonathan pelan lalu merapikan rambutnya lagi.
"Awas, Jo."
"Mau ke mana sih?" tanya Jonathan sambil menghalangi Lana yang hendak pergi dari lapangan basket. "Udah ini gue main, Na. Lo enggak mau nonton dan semangatin gue gitu?"
"Ada Loli, nanti dia yang bakal semangatin kamu, aku mau tiduran di UKS. Dadah," ujar Lana diiringi lambaian tangan ceria sambil buru-buru ngacir dari hadapan Jonathan.
Lana melangkah dengan cepat menjauhi area lapangan basket, ia tidak memiliki alasan untuk menonton pertandingan basket saat ini. Satu-satunya yang menjadi alasan Lana senang menonton pertandingan basket tidak ada di sana.
° Say Hello °
"Lo serius mau maen, Al? Udah aja sih lo istirahat di UKS, entar kalau maksa main lo malah pingsan dadakan, gue yang repot gotongnya entar. Lagian si Hilman udah gantiin lo tuh dengan senang hati," cerocos Rocky saat mereka memasuki lapangan basket. "Biarin aja sekali-kali dia dapet sorak-sorai dari cewek-cewek, gantiin popularitas elo hari ini aja."
Alder memang baru saja keluar dari UKS, bahkan kepalanya masih berdenyut, tapi ia sudah berganti pakaian dengan seragam basket. Ia punya alasan mengapa ia memaksakan diri untuk bermain basket saat ini, dan harusnya Rocky tahu mengapa Alder begitu ingin bermain.
Mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru lapangan, Alder menemukan seseorang yang menjadi alasannya itu sedang dirangkul oleh cowok yang ia ketahui bernama Jonathan. Alder terus memperhatikan mereka, sampai Lana—cewek yang menjadi alasannya semangat bermain basket—melambai dengan ceria pada Jonathan dan terburu-buru pergi dari lapangan basket.
"Yaudah, gue enggak jadi main," ucap Alder kesal pada Rocky. Ia langsung memutar badan dan keluar dari lapangan basket sambil memijat pelipisnya.
"Lah? Kenapa lagi sih lo, Al? Tadi lo kukuh mau maen, sekarang malah kayak badmood gitu dah," ujar Rocky yang mengekor di belakang Alder dengan bingung.
Alder tidak membalas ucapan Rocky, harusnya sahabatnya itu juga tahu mengapa tiba-tiba saja Alder mengurungkan niatnya untuk bermain basket. Tentu saja, karena saat ini sosok Lana tidak ada di sana untuk melihatnya.
° Say Hello °
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Hello
Short Story[COMPLETED] Keduanya hanya saling menunggu sampai salah satu pihak memulainya dengan say hello. Say Hello. ©Fuby Filian | 5 Juli 2018