Say Hello #5

3.8K 447 133
                                    

Chapter 5 : Say Hello

"Aku baru saja berniat melupakan, tapi tiba-tiba kamu datang.

Lalu niatku bagaimana? Ah, sudahlah! Lupakan saja."

° Say Hello °

Lana membenarkan bandananya untuk yang kesekian kali, ia juga merapikan rambutnya yang acak-acakan karena tertiup oleh angin yang berembus lumayan kencang.

Saat ini, Lana sedang mengasingkan diri dari keramaian, ia memilih area belakang sekolah yang sepi pengunjung. Di area belakang sekolah itu hanya terdapat kolam ikan untuk praktik kelas Budidaya dan sebuah toilet terbengkalai yang katanya banyak laba-labanya, tidak ada orang yang mau menyendiri di sana kecuali Lana. Cewek itu tengah duduk di atas sebuah tunggul pohon yang ada tepat di depan kolam ikan sambil terus memandang ke layar ponselnya.

Sedari tadi ia terus mencari obat patah hati di internet, saking tidak warasnya, ia sampai mencari ke situs online shop barangkali ada yang menjual obat patah hati. Lana memang mulai tidak waras, dan yang harus disalahkan atas ketidakwarasan Lana adalah Alder.

"Aku nyerah," teriak Lana frustrasi. Ia mengangkat wajah dari ponselnya lalu menatap dengan sorot mata sedih ke kolam ikan. Angin masih berembus kencang dan membuat rambut Lana berterbangan. Setidaknya Lana sedikit bersyukur dengan adanya angin saat ini, hatinya yang panas sedikit adem karena dikipasi.

"Ikan," panggil Lana sedih. "Kenapa aku harus jatuh cinta sendirian?" tanyanya pada ikan-ikan yang terlihat berenang ke permukaan. Benar-benar Lana sudah tidak waras.

"Kenapa? Kenapa juga aku harus ngerasain sakitnya ... sendirian?" lanjut Lana miris.

Hening, Lana tidak bersuara lagi. Cewek itu malah terdiam cukup lama, menatap sedih ke kolam ikan. Ia sedang merenungkan kondisi hatinya, ditemani oleh gemerisik dedaunan tertiup angin yang menjadi backsound untuk patah hatinya.

"Lo di sini ternyata," ujar seseorang di belakang Lana. "Gue nyari lo ke mana-mana," lanjutnya dengan nada yang terdengar lega.

Lana langsung menoleh ke asal suara, ia langsung tersentak kaget saat melihat sosok itu. Debaran di dadanya mulai menggila saat melihat sosok itu tersenyum kecil padanya. Lana dibuat kebingungan dengan kehadiran cowok itu, ia mulai salah tingkah karena cowok itu terus menatap padanya.

"Cari siapa?" tanyanya dengan suara pelan. Lana menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari orang lain di tempat ini selain dirinya, tapi tidak ada siapa-siapa.

"Gue nyari lo. Lana 'kan?"

Sosok itu—Alder—tersenyum di akhir kalimatnya. Lana menelan ludah, mati-matian menahan diri untuk tidak kabur karena pesona yang begitu kuat dari cowok di hadapannya. Jika begini caranya, tentu saja Lana akan susah untuk tidak jatuh cinta terus pada Alder.

"Kenapa nyari aku?" cicit Lana, ia malah mundur dengan perlahan saking groginya karena ini pertama kalinya ia berhadapan dan berbicara langsung dengan cowok gebetannya.

Alder tertawa kecil melihat gerak-gerik Lana yang seperti itu, menurutnya itu sangat menggemaskan.

"Enggak usah takut gitu dong, gue cuman mau say hello, terus ajak lo kenalan," ujar Alder dengan santai. Sorot matanya menatap geli pada Lana yang bertingkah seperti itu.

"O-oh ...." Lana mendadak makin merasa bodoh, ia bingung harus merespons apa saking kaget dan senang dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Boleh enggak nih?"

Lana menggigit bibir saat melihat wajah Alder yang sangat-sangat ganteng itu masih tersenyum padanya. Dengan perlahan ia pun mengangguk untuk mengiyakan permintaan Alder.

"Boleh kok," jawabnya kemudian dengan malu-malu.

Siapa aja, harap tolong Lana! Lana dibuat enggak berdaya, padahal tadi niatnya udah mau move on tau! jerit Lana dalam hatinya.

Alder tersenyum lagi sambil menatap pada Lana. Selama beberapa saat ia hanya diam memandangi Lana yang sudah tidak keruan di hadapannya. Ada semburat merah muda yang terlihat jelas di pipi Lana, dan Alder suka melihat wajah Lana yang merona seperti itu.

"Hello, Lana. Kenalin, gue Alder Abrisam. Mulai hari ini, kita akan resmi saling kenal."

Lana langsung dibuat ambyar mendengar suara Alder yang begitu lembut. Ia benar-benar luar biasa senang dengan apa yang didengarnya dari mulut Alder itu. Inilah harapannya selama ini, lupakan saja niatnya untuk move on, Lana tidak peduli.

Tersenyum manis, dengan suaranya yang khas seperti anak kecil, Lana pun menjawab, "Hello, Alder. Kenalin juga, aku Lana Alffionita. Mulai hari ini, kita sudah resmi saling kenal."

Keduanya hanya melempar senyum selama saat, membiarkan hati masing-masing untuk diam-diam merasakan sebuah perasaan bahagia yang serupa. Hanya berkenalan seperti itu saja, sesuatu di dalam diri mereka sudah dibuat menggila. Tentu saja, hal ini akan menjadi akhir yang sederhana untuk sebuah kisah manis nantinya.

° Say Hello °

Yaudahlah ya, tamat.
Disuruhnya cuma segini.

Say HelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang