kau!

268 18 12
                                    

Maukah engkau menjadi penaku?
Untuk hari ini dan nanti. Mengukir senyum dalam setiap bait kertasku, menari indah dalam simponi rasaku. Terus bersamaku dalam setiap angan dan hayalku, sekarang bantu aku untuk menjadikannya nyata dalam kehidupanku apakah kau bersedia menjadi pendamping hidupku untuk meraih ridha sang ilahi menyempurnakan separuh agama ini?

Sebait kata telah tersusun rapi dalam rangkai kata, berbalut sajak yang mungkin bisa menyalurkan rasa, tersusun rapi sebelum halal itu datang menyapa. Ketika belum ada ikatan yang sah di mata Allah, kemana rasa hendak di ungkapkan? saat lidah kelu untuk mengucapkan, isyarat hati tak mampu untuk menggambarkan. Hanya sebuah tulisan yang mampu menceritakan.

Annisa Al-firdaus, gadis manis dari kalimantan selatan, seorang penulis muda yang diam-diam jatuh hati kepada teman yang merupakan guru privat dalam belajarnya. Karena usianya tak jauh beda jadi ia kadang meanggapnya seorang teman, dan menjadi sahabat baik.

Siapa kau? Dia yang mampu menyita seluruh waktu Annisa untuk menuliskan sajak puisi romantis pada-Nya, dia yang selalu ada dalam setiap doa dan hayalnya, dia yang selalu bisa membuatnya tertahan dengan satu rasa olehnya, akhlaknya yang begitu mulianya, tutur katanya yang begitu bersahaja, membuat Annisa semakin jatuh dalam perasaanya.

Zaid. Hanya ada empat huruf dalam nama itu, sederhana tapi meninggalkan pesona pada Annisa yang selalu luluh dibuatnya.

Siapa kau? Lagi, pertanyaan ini selalu muncul setiap kali ia menuliskan dan menggambarkan siapa dia, tentu saja, setiap orang selalu ingin tau siapa Zaid ini sebenarnya. Apakah ia hanyalah seorang angan yang ada dalam hayalan Annisa? Tidak! Ia lelaki yang nyata, hanya saja perasaannya yang tak pernah menjadi nyata karena kediaman untuk memendam rasa, berusaha menyimpan dengan rapi dan menyembunyikannya.

Zaid, adalah anak ke dua dari ke empat bersaudara, dua saudara laki-laki dan satu saudari perempuan. Zaid hidup dalam lingkungan pesantren, itu sebabnya ia tak terlalu mengenal dengan wanita, ia memamg selalu ramah dengan siapa saja, tapi ia hanya terbuka kepada satu wanita. Annisa Al-firdaus wanita satu-satunya yang dekat dan akrab dengannya, mereka berteman sejak kecil oleh sebab itu membuatnya dekat satu sama lain.

Zaid, lelaki yang sekarang ini menjadi ustadz di pesantren dimana ia di besarkan, ia memiliki wajah yang tampan, kulit yang bersih komplet dengan akhlak yang mulia. Kecerdasannya tak perlu ditanyakan lagi, sampai akhirnya menjadi seorang ustadz telah banyak lomba-lomba ia ikuti, mulai dari membaca kitab kuning, pidato bahasa arab sampai MTQ tingkat nasional. Dengan semua juara yang pernah ia raih tak pernah membuatnya tinggi hati, ia selalu  menjadi Zaid yang sederhana, lembut tutur katanya, santun prilakunya. Wanita mana yang tidak terpesona?

***
"Nis... boleh aku menceritakan sesuatu?" Zaid kali menatap Annisa dengan lembut.
"Apa?" Tanyaku dengan tersenyum manis.
"Kamu pernah jatuh cinta gak?" Tanyanya lagi yang membuatku bingung.
"Maksdunya gimana nih?" Aku mengerutkan dahi sambil menggaruk kepala yang sebenarnya gak gatal.
"Apa kamu pernah memandam perasaan sama orang, dan ternyata orang itu juga suka sama kamu?" Deg, jantungku langsung berdegup dengan kencang saat ia menanyakan hal itu, apa mungkin Zaid juga menyukaiku dan ia menyadari hal itu? Bathinku dalam hati.
"Jangan berbelit-belit deh, langsung saja!" Sahutku dengan nada yang serius.
"Aku sedang jatuh cinta Nis!" Tuturnya dengan tersenyum.
Sentak aku kaget mendengar perkataannya itu, aku berharap wanita yang ia sukai itu adalah aku.
"Siapa wanita beruntung itu?" Tanyaku sedikit penasaran.
"Kau tau siapa orangnya" ia tersipu malu.
"Jangan membuatku mati penasaran, katakan saja!" Kataku dengan tegas.
"Yang jelas bukan kamu hehe" ia tersenyum menatapku melihat bagaimana tanggapanku. Jujur aku sangat terkejut saat itu, entah aku bingung harus bersikap bagaimana tapi sebisa mungkin untuk menutupi rasa yang ada.
"Siapa?" Tanyaku dengan heran.
"Ersya Farsya Ramadhani" jawabnya sambil tersenyum.

Nama itu tak asing bagiku, ia adalah sahabatku. Sudah ku anggap seperti kakak sendiri, mendengar namanya saja kita bisa langsung tau siapa dia, penulis muda yang terkenal dengan kata indahnya, seorang pengusaha muda, cantik, hafizah pula. Lelaki mana yang tak jatuh hati padanya? Jika kata nabi wanita itu di pilih karena, kecantikanya, keturunanya, hartanya dan agamanya. Maka Ersya Farsya Ramadhani telah memiliki semuanya. Seperti ada tamparan yang mendarat dihatiku, pantaskah wanita ini bersaing dengan wanita yang sehebat itu? Namun tak bisa ku pungkiri betapa terlukanya hati ketika telah mengetahui orang yang kuharapkan menginginkan wanita lain, dan itu bukan aku.

***
Setelah peristiwa itu Annisa dan Zaid masih berteman seperti biasa, Zaid selalu datang kerumahnya untuk mengajari Annisa, hanya saja perasaan Annisa yang tidak bisa biasa-biasa saja saat ini.

Segala rasa telah kutulis semua tentangmu. Berbagai kata telah tersusun rapi hanya kepadamu, bahkan disetiap doaku selalu ada namu. Inikah cinta yang dinamakan cuma sepihak? Lantas kenapa rasa ini harus ada, jika hanya luka yang dapat aku rasa. Berbagai hayal telah menemaniku dalam sajak, ya Illahhi Rabbi haruskah kusalahkan rasa yang kian menyesak, membelenggu hati bagai benalu, bak benati yang menancap di dalam qalbu tapi kenapa Kau biarkan rasa itu tetap terbelenggu?
Ya illahi... ikhlasku tak mengerti bagaimana caranya merelakan tanpa harus ku miliki, ajarilah diri ini menata hati untuk menjadi lebih baik lagi...

Annisa meratap dalam doanya, bersimpuh dalam sujudnya. Hanya dengan begitu ia bisa percaya bahwa masih ada kebahagian yang akan datang menyapa, entah bagaimana caranya, tapi ia yakin Allah selalu bersamanya bagaimanapun keadaanya.

A

ssalmualaikum, duhhhh yang jawab salam aku manis banget, kalau cewek aku doain biar tambah cantik, pinter, pokoknya yang baik aja deh 😆 kalau yang cowok semoga tambah ganteng, pinter, pokomya yang baik aja deh 😆 #kok sama ya? 😂
Bagi kamu yang masih sendiri atau jomblo semoga disegerakan bertemu dengan jodoh terbaiknya, berjumpa dengan tulang rusuknya, kalau bertemu dengan tulang sapi mending di sop aja! 😅
Bercanda kok 😆

Mohon maaf, kalau terdapat kesalahan. Masih belajar nulis 😆 ini tulisan pertama saya disini, mau tau bagaimana kelanjutannya?

mencintaimu adalah luka paling disengaja (Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang