Lee Midam merapihkan peralatan lukisnya dan memasukkannya kedalam tas.
"Lo gada niatan balik gitu? Udah hampir jam lima ini, bentar lagi sekolah ditutup loh" tanya Midam sambil menepuk punggung temannya
"G-gua tidur dirumah lu aja boleh ga?"
Midam mengerutkan alisnya lalu menggeleng "Kagak bisa no, lu tau ndiri pan ortu gua itu gasuka banget kalo gua bawa temen. Apalagi ini masa sampe nginep? Bisa-bisa dicoret dari kartu kk gua."
Noa menarik nafas berat, ia sudah menghubungi satu-satu temannya. Tapi semuanya pada alesan gabisa numpangin Noa.
"Balik aja, jangan kasih tau ayah lo kalo nilai lo anjlok, simple?"
Lalu Noa berdiri dengan berat hati "iya, ayo balik" ucap Noa sambil berjalan lebih dahulu
Midam tersenyum, lalu mengambil tasnya dan berjalan menyusul Noa
"Gimana lukisan lo?"
"Gimana apanya?"
"Yaitu, udah jadi apa belom?"
"Dikit lagi, tinggal finishing sih. Tapi mau gua lanjut dirumah ae, nanggung pan."
Noa mengangguk-angguk paham, meski ia sebenarnya masih kepikiran banget dengan nilai anjloknya, Midam mungkin akan menganggap ini sepele karena Midam tidak tau kecewanya papa Noa jika tahu nilai Noa jelek
"Noa kazama!?"
"Huh!?"
"Kita pisah disini, sianjir dari tadi gua bacot terabaikan ternyata"
"S-sori"
"Astaga, tumben banget lo. Sans ae kali"
"Gua minta maaf buat semuanya, kasih tau yang lain ya"
Midam kicep
"Ngomong apa sih lu."
Noa tersenyum lalu melambaikan tangannya "bye, sampai jumpa lagi" dan Midam hanya bisa membalasnya dengan bingung
"Bocah aneh" gumam Midam, lalu menaiki motornya dan pergi
Selama dijalan ia merasa tidak enak, beberapa kali ia mengusap tengkuknya karena terus merinding.
Hingga ia merasa ada seseorang yang memeluknya dari belakang
Midam sontak menghentikan motornya dan langsung menoleh kebelakang.
"Jelas-jelas gak ada orang, apa perasaan gua aja kali ya?" Gumam Midam, lalu ia melanjutkan perjalanan pulangnya.
"Ah, segernya." Ucap Midam saat keluar dari kamar mandi
Lalu Midam mengambil lukisannya dan menaruhnya di stand lukis, dan Midam menyelesaikan lukisannya yang sedikit lagi selesai.
"Akhirnya, selesai juga." ucapnya lega setelah satu jam ia berkutat dengan lukisannya. Dan Midam meletakkan kuasnya lalu beranjak menuju kasurnya, rasa kantuknya sudah tidak bisa ia bendung lagi.
Saat akan tidur ia memperhatikan sebentar lukisannya, ia melukis seorang wanita yang sedang tersenyum cerah disana, itu merupakan objek yang sedang ia senangi akhir-akhir ini.
"Kok lama-lama kek ngeliat sinis gua ya?" Gumam Midam, lalu Midam segera menggelengkan kepalanya
"Wah, efek ngantuk nih." Ucap Midam posthink.
Lalu Midam menekan saklar lampu dan menarik selimutnya untuk menutupi hampir seluruh badannya.
"Hihihihi"
Midam membuka matanya, dan melihat sekeliling. Padahal sudah jelas jika gelap.
"Apaan dah, salah denger gala gua." Gumamnya lalu menutup mata lagi.
"Hiks.. hiks.. hiks.."
Midam menyingkap selimutnya dan menyalakan lampu, entah mengapa pandangannya langsung tertuju ke lukisannya.
"Hiks.. hiks.." suara tangisan itu Midam pastikan mengarah dari lukisan.
Midam shock saat wanita dalam lukisan itu menangis dengan warna merah kental dari kedua matanya
"Hiks.. hiks.. HUHUHUHUU"
"WHAT THE FUUUUUUUUU-"
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
The 7th Sense • Silver Boys w/o Seunghun
Mystery / Thriller[FINISH] Apa kamu merasa ada yang aneh? Siapa yang sebenarnya telah meninggal? 🔽Trust you sense🔽 ©angellian_ , 10 July 2018 #647 m/t 02/08/18 #94 horror 11/01/19 maaf gada seunghunnya beneran kelupaan partnya maklum dulu belum hafal penuh anak sil...