Sorry for typo
"Kook- kookie, se.. se. Sepertinya chimm.. chim..."
"Chim kenapa?? Chimiee.. chim"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mentari pagi menyeruak masuk melalui celah jendela kamar jimin, hari ini mereka akan masuk kesekolah setelah sekian lama absen, jimin sudah berpakaian rapi dan senyum indah terpajang di wajahnya.Jungkook menjemput sang sahabat dengan jemari yg saling bertaut dan berpamitan kepada orangtua mereka untuk berangkat kesekolah.
Hari ini jimin yg menyetir mobil karena ia merasa jungkook belum terlalu sehat, jungkook memperhatikan jimin yg fokus menyetir, jimin bukan tidak bisa mengendarai mobil bahkan jimin mempunyai SIM hanya saja jungkook tidak mempercayai jimin untuk hal-hal yg sedikit berbahaya dan saat ini pun jungkook tidak rela jika jimin memacu jalanan membelah kota seoul.
"Chim... kookie sudah 100% sehat, chim tidak harus memanjakan kookie"
"Stttt... jangan protes kookie, chim khawatir"
"Chim yg mengendarai mobil lebih membuat kookie khawatir"
Jimin tersipu malu, jungkook selalu bisa membuatnya bahagia, entah sihir apa yg di hujamkan jungkook ke hatinya.
"Tidak bisakah kalau kookie saja yg menyetir ndee??" Jungkook memohon tapi jimin dengan mantap menolak karena sebentar lagi juga mereka akan sampai ke sekolah.
Jungkook dan jimin keluar dari mobil yg terparkir rapi menuju kelas masing-masing, seperti biasa jungkook akan mengantar jimin sampai kekelasnya tak lupa dengan sesajen yg setiap hari ia sampaikan dan jimin hanya akan mengangguk tanda paham.
Jungkook memasuki kelasnya setelah mengantar jimin, ia melihat yoongi yg duduk di sudut kelas. Jungkook mendekati yoongi yg sedari tadi menatapnya penuh penekanan. Jungkook tahu betul kenapa kekasihnya begitu.
"Bae... ingin bicara? Jangan menatapku begitu" jungkook duduk di sebelah yoongi
"Kook-ah, aku ingin kita berakhir" telak kata-kata yoongi membuat jungkook sedikit kaget tapi memang pantas yoongi memutuskannya.
"Hm... baiklah. Maafkan aku hyung, jika selama ini terus menyakiti perasaanmu" jungkook menatap yoongi dan yg di tatap merasa nanar.
Yoongi benar sangat mencintai jungkook, tapi jika dia terus bertahan dalam rasa sakitnya maka yoongi akan terus terluka, memiliki jungkook sebagai kekasih adalah kebahagiaan yg tak pernah bisa yoongi pungkuri.
Yoongi memeluk jungkook untuk melepaskan rasa lelah di hatinya yg selama ini dipendam, jungkook membalas pelukan yoongi. Hati jungkook dan tubuhnya mungkin telah di miliki jimin seutuhnya tapi percayalah di hati bagian lain ada yoongi yg mengisi dengan sikap dan kasih sayang yg yoongi berikan ataupun yg jungkook simpan sendiri.
"Hyung... aku sangat menyayangimu, jika melepasku bisa membuatmu legah, cari lah kebahagianmu"
"Kook-ah... saranghae, jika aku bertahan maka aku akan terus terluka, memilikimu adalah satu kebahagiaan tapi melepaskan mu adalah langkah yg paling tepat,, semoga kau bahagia kook-ah"
Mereka akhirnya melepas pelukan sebagai tanda perpisahan itu dengan berjanji tetap akan bersama sebagai sahabat, munafik memang tetapi dengan persahabatan maka mereka akan tetap bisa menjalin hubungan yg baik.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Su.. sunbae, kau benar berpisah dari yoongi sunbae???"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Minie ma Mine Book I [JIKOOK]
Romance"kenapa kook-ahh? kenapa kau selalu menghindar saat kita akan bercumbu?" yoongi "....mian hyung. aku sudah berjanji pada diriku" jungkook "apa ini ada hubungannya dengan jimin?? aku kekasihmu kook... kau tidak menyayangiku?" "jangan menangis,, miana...