Kamu bisa bermain dengan dramamu, tapi tidak dengan karmamu
##Arthur POV
Aku membiarkan boneka itu, toh bisa aku kasih lain kali. Aku berjalan menuju lift. Setelah sampai, aku keluar dan berjalan di koridor apartemen. Sebelum aku membuka pintu kamar apartemenku sepasang tangan melingkar di perut ku, ya seseorang memelukku.
Melihat tangannya dia seorang perempuan."Perempuan? Reina? Tapi bagaiman Reina ke sini bukankah dia sudah take off dari tadi. Apa dia membatalkan penerbangannya karna aku? " dalam hati*
Dengan sedkit senyum, karna Reina membatalkan penerbangannya aku memutar dan memastikan bahwa dia adalah Reina. Ketika aku sudah melihat wajahnya, senyum ku berubah seketika. Wanita itu ternyata Rachel Amanda Johannes.
"Kau? "
"Iyya ini aku! "
"Tapi bagaimana bisa? "
"Aku tau kau sedih, jadi aku datang untuk menjenguk mu dan memastikan keadaan mu Walter."
"..."
"Ohhh ayo lah kau tidak ingin membalas pelukan ku ini teman? "
"Dari mana saja kau Manda" membalas pelukannya
Dia Manda. Teman kecil ku, orang yang sangat berpengaruh dalam hidupku. Orang tuanya yang membantu ku menjadi seorang pengusaha sukses. Tuan Johannes merupakan teman kerja ayahku, sewaktu beliau masih hidup. Dan waktu kecil kami berdua sering bertemu ketika ayahku dan ayah Manda mengadakan acara makan malam bersama. Dia salah satu alasan mengapa aku menjadi seorang yang bersifat cuek dan dingin kepada semua wanita.
"Kau banyak berubah Walter" sambil mengusap punggung ku
"Kenapa sekarang Manda?"
"Sudahlah nanti aku jelaskan" melepaskan pelukan
"Ayo masuk" sambil membuka kamar apartemen ku
Kami berdua masuk ke dalam, aku mempersilakan Manda duduk selagi aku mandi dan membersihkan diri.
"Kau duduk saja dulu, aku ingin mandi dan berganti pakaian"
"Baiklah"
"Jika kau ingin minum sesuatu, ambillah di dalam kulkas anggap saja rumah mu sendri"
"Sifat mu itu yang ku rindukan Walter"
"Hahahha sudalah" masuk ke dalam kamar ku
Tak butuh lama aku sudah keluar dari kamarku mengenakan kaus oblong putih dengan bawahan jeans di atas lutut . Kulihat Manda sedang di dapur membuat dua cangkir teh. Senang rasanya dia kembali.
Author
Arthur dan Rachel sedang berbincang tentang masa kecil mereka berdua, Arthur seakan lupa tentang bahwa ia menghawatirkan Reina yang sedang pergi di luar negeri sendiri.
"Wah seharusnya aku yang membuatkanmu teh, bukan sebaliknya"
"Tidak apa-apa Walter aku tidak merasa keberatan" sambil membawa nampan berisi dua cankir teh. *Tanpa pemanis buatan tentunya, kayak Author ini
"Kau memang pandai membuatku tambah bersalah."
"Bagaimana perusahaanmu?" duduk di samping Arthur
"Berjalan sangat lancar, banyak perusahaan besar yang menawarkan kerja sama dan berinvestasi"
"Wah wah sepertinya kau sekarang menjadi penerus ayahmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet love
FantasiGanti judul ➡ Sweet Love "Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control'' Kadang akupun bertanya mengapa dari berjuta manusia kau harus bertemu di awal liburan ku. Apa ini mimpi...