Pantai.

9 0 0
                                    

"Lo yakin mau kabur?"tanyanya tak percaya.
"Secara lo kan anak rumahan yang ya.. paling jauh maen di gedung sebelah," ejeknya.

"Lo gausah ngejek bisa gak sih?"ucapku sambil mengerucutkan mulutku. "Oliver mah sekarang jahat!"teriakku.

"Iya iya he'em. Gue temenin kabur. Lo mau kabur kemana? Ke Jakarta? Ngerantau dari rumah? Emang lo bisa nyuci baju lo sendiri? Masak sendiri?" ejek Oliver sambil tertawa.

"Yaudah kalo lo gak mau nemenin gue bisa kabur sendiri!" bentak Sea kasar.

"Eh eh.. gue temenin deh, jangan ngambek ya tuan putrikuuu," rayu Oliver.

"Hem iya, anterin gue ke pantai ya?," pintanya.

Merekapun sepakat berangkat hari itu juga ke pantai. Padahal ramalan cuaca hari itu akan terjadi badai pasir.

Dan semoga ramalan itu salah.

Mereka memutuskan untuk menaiki fast train untuk menuju daerah pesisir.

2065, separuh dari bumi kita telah menjadi gurun. Walau sebenarnya masih ada laut. Tapi perairan di daerah kota mulai jaramg ditemui.

Bumi benar benar tua.

"Sea" panggil Oliver lembut.
"Hm?" jawab Sea sekenanya.
"Kenapa sih lo mau kabur?"

Sea hanya diam tak menjawab. Dia sedang tak mau membahas itu.

"Cukup lo temenin gue selama 10 hari ini aja gue udah seneng banget," jawabku setelah hening yang cukup lama.

"Emangnya lo mau kemana? Kayak mau pergi jauh aja. Lucu deh. Gue gak bisa bayangin kalau semisal gue kangen sama lo," kekeh Oliver.

Sea hanya membalasnya dengan senyuman dan pukulan ringan. Diam diam Sea kepikiran lagi dengan ucapan Dadnya sebelum ia kaburm

Sea tak mau pindah. Karena ia tak mau meninggalkan Oliver, sahabatnya. Dia tak akan kuasa melihat Oliver menjadi salah satu dari Dermon ganas itu.

Virus gila buatan Profesor Deren dengan cepat mengubah dunia. Dan hanya orang penting saja yang bisa mendapat obatnya. Dan tentunya, hanya orang yang beruntung untuk bisa tinggal di Asgardaria.

Sea memandang keluar jendela "Perhatian untuk penumpang Pantai Kenjeran bisa segera turun," bunyi itu berasal dari microphone yang ada di kereta.

Oliver pun segera menggandengku turun lalu berjalan perlahan menuju bibir pantai. Fast train memang luar biasa. Projek pemerintah kali ini tak sia sia. Mereta ini bisa melaju sangat kencang melalui jalan tanpa rel.

Fast train adalah kereta tanpa rel dan bergerak dengan cara terbang. Mirip pesawat, tapi jarak tempuhnya lebih dekat. Dan bisa berhenti dimana saja.

"Sea, lo kenapa aneh sih? Tapi gue sayang sama lo," ucap suara serak itu.
"Akting lo bagus, udah cocok banget maen ftv," aku tertawa lepas sekali hari ini.

"LAUT KETEMU LAUTTTTT!" teriakku kencang. Menurutku berteriak bisa jadi salah satu obat penenang bagiku.

Tanpa kusadari, dari kejauhan Oliver diam diam memotret gerak gerikku.

"Sea, abis ini lo mau kemana? Masih ada 10 hari nih. Mau kemana? Yang jauh sekalian deh," teriak Oliver.

"Yang jauh? Nikmatin aja dulu yang ada di Surabaya. Jarang jarang gini kita bisa ke pantai," jawab Sea.

"Yaudah deh. Tugas gue disini kan cuma jadi temen lo, bodyguard lo, sama tour guide lo," ucapnya keras
"Tapi gue sayang sama lo Sea. Walau kita cuma temen, gue pengenin kita lebih dari temen," gumam pemuda itu dalam hati.

Hulloo!!

Gimana part2 nya???
Semoga suka ya:)) maafkan kalau rada absurd ya. Kadang otak, hati, sama tangan nggak sejalan hehee😬.

Rasanya ke stuck di friendzone itu gitu ya:((
Mau ngungkapin takut salah, gak diungkapin eh kok sakit liat dia sama orang lain😂.
Tapi tenang, cerita ini endingnya bahagia kok. Kayak masa depanku sama kamu bahagia

EEEAAAAAA(n).

-w,chaiiyaa


10 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang