Jealousy [Hyungwon ver.]

361 28 20
                                    

Weekend.

Dimana semestinya orang-orang menanti masa ini. Tapi tidak denganku. Aku memang menyukai pekerjaanku ini. Tapi tidak dengan banyaknya pelanggan disaat weekend. Banyak sekali orang-orang berdatangan ke club malam tempatku bekerja ini. Entah untuk menikmati waktu libur, entah untuk melepas penat, entah untuk mencoba hal baru, atau bahkan hanya untuk berkenalan dengan sexy dancer disini.

Eum.. sexy ya. Seperti mengingatkanku dengan seseorang. Seseorang yang berhasil menggerakkan perasaanku. Seseorang yang bahkan rela meluangkan waktu pentingnya hanya untukku, untuk menemuiku.

Ugh, mengingat hal itu membuatku merindukannya. Padahal setiap hari kami bertemu, tapi entah kenapa aku sangat menyukai waktu-waktu yang kami lalui bersama. Ya, hanya berdua.

'Ddrrtt ddrrtt' getar disaku celanaku membuatku tersadar. Dan ketika aku melihat namanya terpampang jelas di layar handphone milikku, aku tidak bisa menahan senyumanku. Dan dengan segera aku mengangkat telpon darinya.

"Hallo.." ucapku singkat memastikan bahwa dia benar-benar menelponku.

"Hyungwonie, kau kemana saja eoh ? Aku sudah di apartment mu" sudah kuduga, boleh aku besar kepala saat ini ? Karena aku yakin dia pun merindukanku juga.

"Aku belum selesai dengan pekerjaanku. Kau tau kalau ini weekend kan ?" jawabku dengan santai.

"Jam berapa kau selesai ?" dia bertanya lagi. Sudah sangat merindukanku, eh ?.

"Aku tidak tau" jawabku lagi-lagi santai. Aku senang sekali menggodanya disaat seperti ini, saat dia merindukanku.

"Aku kesana sekarang" ucapnya terdengar tegas. Aku tau bahwa dia mengkhawatirkanku lebih dari dirinya sendiri. Aku tau bahwa dia baru saja pulang dari kantornya. Dan itulah alasannya dia datang ke apartmentku dan melupakan hal bahwa aku masih harus bekerja dengan memakan waktu yang lebih lama dari biasanya.

"Tidak perlu. Aku akan pulang bersama Mingyu" jawabku tak kalah tegas. Memang aku sudah berpesan pada rekan kerjaku itu agar bersedia memberikan tumpangan untuk pulang nanti. Sebenarnya akupun mampu membeli kendaraan, namun semenjak dia datang dalam hidupku, entah mengapa aku bisa patuh dengan apa yang dibicarakannya. Dia melarangku untuk membeli kendaraan pribadi dengan alasan agar dia bisa mengantarku kemanapun, agar dia tau kemana saja aku pergi, dan agar dia selalu bersamaku. Sungguh alasan sepele, namun cukup membuatku tersipu.

"Kenapa begitu ? Kau berani melarangku ?" oh lihatlah, mulai muncul sifat posesif nya. Sungguh, aku tau benar bahwa dia kelelahan dengan seharian bekerja. Bahkan dia baru bisa menghubungiku, pasti sangat melelahkan untuk tubuhnya. Dan aku tidak mau menambah lelahnya sekalipun dia memaksa, karena aku lebih tau bagaimana kondisinya daripada dia sendiri.

"Aku tau kau lelah" jawabku dengan santai. Karena aku tau itu. And see, dia langsung terdiam, seakan membenarkan ucapanku.

"Istirahatlah. Tapi sebelum itu, makanlah dulu. Masih ada bungkusan ramyeon dilaci dapur" ya, seperti itu lebih baik. Aku juga tau sifatnya yang melupakan makan hanya untuk mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk, dan itu membuatku khawatir dengan kondisi tubuhnya. Meskipun hanya ada bungkusan ramyeon yang notabenenya makanan kesukaannya, setidaknya itu bisa mengganjal rasa laparnya.

"Cepatlah pulang" astaga, inikah kekasihku ? Lucu sekali mendengarnya merengek seperti itu.

"Tentu saja" jawabku.

"Baiklah, hati-hati ketika pulang" oh manisnya kekasihku ini. Aku mencintainya.

"Ya" jawabku singkat kemudian dia memutuskan panggilannya.

HyungWonho's FF CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang