5. Ada Apa Dengan Orlando?

1K 56 7
                                    

Part of wyffa_jessica

"Berhubung bulan depan adalah bulan April, sekolah bakal ngadain acara untuk memperingati hari Kartini. Gue sengaja kumpulin kalian semua di sini bareng pengurus OSIS juga, karena ada banyak hal yang mau gue sampaikan," Langit berdiri di depan layar putih dengan infocus di depannya.

Sepulang sekolah tadi, Langit tidak langsung pulang karena harus melakukan rapat MPK dengan pengurus OSIS. Dan di sinilah kedua organisasi itu berkumpul, di aula gedung sekolah.

Jingga menganggukkan kepala setelah mendengar perkataan Langit di depan semua anggota MPK dan OSIS. "Tadi gue sama Langit udah konsultasi ke Bu Uju, dan katanya pihak sekolah pengin hal yang baru untuk acara Kartini tahun ini. Jadi gue minta sama kalian kerja sama dan sarannya untuk acara ini, khususnya untuk inti organisasi karena sepenuhnya acara ini akan jadi tanggung jawab kita semua."

Nina mengangkat tangannya dan berdiri. "Kalau saran gue, mending tanya satu-satu deh anggota untuk menyampaikan pendapatnya."

"Jangan, nanti kelamaan. Kan anggota MPK OSIS banyak," timpal dari salah satu anggota OSIS.

"Tapi kan nggak semuanya berani untuk menyampaikan pendapat. Ada aja yang suka malu-malu, bahkan suka diem. Daripada disangka nggak kerja, mending kita tanya satu-satu. Biar adil juga kan, jangan egois." balas Nina lagi.

Langit menarik napasnya. "Oke, jadi gini ya, pokoknya nanti sekretaris dari MPK dan OSIS tolong buatkan surat angket untuk acara Kartini tahun ini. Nah, setelah itu tolong bagian humas nanti kalian sebarkan ke setiap kelas untuk diisi angketnya. Karena kita juga harus bisa menampung aspirasi dari warga sekolah. Kan ini acaranya besar, gue nggak mau nanti semuanya malah jadi kacau karena nggak sesuai sama kesepakatan warga sekolah." tegas Langit dengan kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

Baru saja Jingga akan menambahkan perkataan Langit, tetapi suara keributan di depan pintu aula membuat rapat menjadi terganggu. Semua anggota rapat jadi menoleh ke arah pintu aula yang terbuka. Melihat itu, Langit segera bergegas mengecek keributan yang terjadi.

"Ada apa?" tanya Langit to the point saat melihat Orlando yang tengah menggerung-gerungkan motornya hingga membuat suara yang mampu memekakkan telinga.

Semua yang ada di dalam aula jadi ingin melihat dengan apa yang telah terjadi. Tetapi, Jingga lebih dulu menyuruh semua anggotanya untuk tetap duduk di tempatnya. Jingga menghampiri Langit yang tengah menatap Orlando yang tersenyum miring.

"Mau ngapain lo ke sini?" semprot Jingga ketika Orlando sudah turun dari motor besarnya.

Langit maju selangkah, dengan sorot tatapan yang tajam tak membuat Orlando takut sedikitpun. Cowok itu sepertinya sedang mempermainkan emosi Langit sejak di kantin tadi.

"Gue tanya sama lo, ada apa ke sini?!" suara Langit naik satu oktaf, lalu tatapannya beralih pada motor besar milik Orlando. "Motor lo ngeganggu rapat, mendingan cabut sana!" titahnya tetapi Orlando tetap tersenyum meremehkan menatap Langit dan Jingga bergantian.

Orlando melipat tangannya di dada. Mengangkat sebelah alisnya saat menatap Langit. Baju yang tidak dimasukkan ke dalam celana abunya, rambut yang sedikit melewati kerah seragam, dan dua kancing seragam atasnya terbuka menampilkan kaus putihnya. Tidak lupa, anting mainan berwarna hitam melekat di sebelah telinga kanannya. Rambutnya ia buat berdiri tegak menggunakan alat bantu pomade.

"Gue ada urusan sama lo." telunjuk Orlando terangkat tepat di depan wajah Langit. Dengan cepat, Langit menepisnya kasar.

Langit menoleh ke arah Jingga. "Ga, lo handle semua rapatnya dulu." tatapannya beralih menatap Orlando malas, "gue mau bicara sama dia."

Embun dan Langit JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang