1. Bullying

2.3K 104 15
                                    

Part of wyffa_jessica

•••

Suasana kantin hari ini begitu ramai. Setelah bergulat dengan mata pelajaran, membuat cacing di perut semua murid seolah berdemo meminta diisi.

Langkah kaki seorang gadis dengan rambutnya yang di kucir kuda, terlihat tergesa-gesa dengan tangannya sibuk membawa nampan berisikan bakso dan es teh manis. Matanya terus fokus melihat jalan ke depan, hingga langkah kakinya tidak sengaja menginjak sebuah kaki dari meja di sampingnya.

Sebuah ringisan terdengar begitu keras hingga beberapa pasang mata melihat ke arahnya. Terkejut, saat mata bulat Embun menatap Luciana yang menatapnya tajam seolah ingin memakannya hidup-hidup.

"Ma-maaf, nggak sengaja." Embun menundukkan kepalanya seraya menggigit bibir bawahnya. Bisa dipastikan seorang Luciana, the most wanted girl di sekolahnya itu akan memarahinya habis-habisan jika sudah seperti ini.

Wajah Luciana memerah menahan emosi. Tangannya terkepal, sontak ia berdiri menatap tajam orang yang sudah menginjak kakinya.

"Nggak sengaja lo bilang?" senyuman sinis terukir di bibir Luciana. "Lo buta? Nggak liat ada kaki gue di sini?!"

Suara keras Luciana membuat semua mata tertuju padanya. Siapapun yang memulai permasalahan dengan Luciana, siap-siap saja menjadi mangsanya. Siapa yang tidak kenal Luciana. The most wanted girl yang terkenal sering menindas junior, teman sebaya, hingga para seniornya.

Embun semakin menundukkan kepalanya tidak berani menatap kilatan amarah mata Luciana. Tubuhnya seketika goyah, saat Luciana mendorongnya hingga tersungkur ke bawah. Nampan yang sedari tadi di tangannya kini tumpah dan pecah ke seragam sekolahnya.

"Rasain lo!" terdengar gelak tawa Luciana dan teman di sebelahnya yang ikut tertawa.

"Aduh ... panas."

Ringisan kecil keluar dari bibir Embun. Rasa panas kuah bakso menjalari tubuhnya. Matanya memanas dan memerah menahan air matanya yang siap jatuh dalam satu kedipan.

Semua mata tidak ada yang berkedip melihat kejadiannya secara langsung. Memang sudah bukan hal baru jika Embun mendapatkan perlakuan tidak baik dari Luciana. Mungkin ini kesekian kalinya Embun merasakan hal seperti ini.

"WOI TEMEN-TEMEN!" seru cewek yang merupakan sahabat Luciana. Embun tahu jika cewek itu adalah Sonia, cewek yang tak kalah sadisnya dengan Luciana.

"KALIAN SEMUA LIAT! ANAK ORANG MISKIN NYARI GARA-GARA SAMA PENTOLAN SEKOLAH KITA!" lanjutnya dengan lantang hingga membuat semua yang ada di sana semakin menatap Embun dengan tatapan berbeda-beda.

Luciana menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan Embun. Telunjuknya menarik dagu gadis yang sudah mati-matian berusaha menahan tangisnya.

Senyuman mematikan menghiasi bibir Luciana. "Lo udah nyari gara-gara sama gue, cantik. Embun Btari Anandayu ... bahkan gue sampai hapal nama lengkap lo." santai tetapi begitu menusuk. Ditambah tatapan dari berbagai murid yang sekarang menatap Embun.

Cairan bening menetes dari pipi mulus milik Embun. Hatinya sakit, dan untuk ke sekian kalinya ia harus merasakan pembully-an seperti ini lagi.

"Maaf Luci, gue nggak sengaja." cicit Embun memberanikan diri menatap Luciana.

Seolah menjadi tontonan drama seru, semua murid yang sedari tadi menatapnya jadi enggan melanjutkan aktivitasnya kembali. Dan masih ingin melihat kelanjutan drama hari ini.

"Bukan nggak sengaja. Tapi mata lo yang buta!" suara Sonia yang ikut membentak Embun.

"Tapi, gue nggak sengaja Son. Tadi kaki Luci yang keluar dari meja." Embun terus membuat pembelaan sendiri. Karena dirinya memang tidak bersalah. Luciana seolah sengaja menyodorkan kakinya keluar meja hingga Embun tidak sengaja menginjaknya.

Embun dan Langit JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang