3. Malam Pertama

36.5K 591 4
                                    

Acara pernikahan sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu. Akhirnya waktu yang ditunggu untuk orang yang baru menjadi pengantin baru tiba juga. Ok tidak perlu dijelaskan.

Didalam kamar, hanya ada suasana canggung. Baik Roy atau Quin sama-sama bingung akan berbuat apa.

"lo"

"anda"

Keduanya sama-sama saling menatap karena mengucapkan kata yang sangat sangat berbeda. Roy membuang muka begitupula dengan Quin.

"lo dulu aja" kata Quin tanpa menoleh ke Roy dan hanya melihat ke arah balkon kamarnya.

"tidak, anda dulu saja" sahut Roy dingin. Sama dia pun tidak menoleh dan menatap sang pintu.

Quin bergidik mendengar suaminya itu berbicara dengan cara yang sangat formal.

Kalian tau bagaimana posisi mereka? Ok, mereka duduk di tepi ranjang yang berselisih, Quin mengahadap balkon, sedangkan Roy menghadap pintu. Ngarti? Kalo engga ya udah wkwk.

"Ok, saya cuman mau kasih tau peraturan didalam kamar dan diluar kamar ketika kita sedang bersama keluarga. Pertama didalam kamar, kita akan tidur terpisah, anda tidur diranjang dan saya akan tidur di bawah dengan kasur sedang, tenang saya sudah menyiapkan semuanya." Quin hanya mendengus mendengar penutiran Roy, "Kedua, kita di dalam seperti tidak saling mengenal, dan yang terakhir, jangan pernah sekali mengurusi urusan pribadi saya. Walau kita sudah menikah, anda bebas mau bagaimana saja,  saya tidak akan mengurusinya. Dan untuk masalah di depan keluarga, kita cukup memperlihatkan kepada mereka bahwa kita pasangan suami istri yang mereka harapkan." tuturnya tegas. Quin sekali lagi hanya bisa mengumpat dalam hati.

"dan hari ini tidak akan ada malam pertama malam pertama seperti pasangan pengantin lainya. Jangan harap saya akan melakukannya. Dan saya yang mandi dulu" lanjutnya ketika di hadapan Quin yang tengah menatapnya datar.

"gilaaa! Stresss! Gw bahkan belum ngejawab semua ucapan si kutub itu." kesalnya dalam hati.

"aarghhhhhhhhhhh!." jerit Quin dengan kencang.

Untungnya kamar ini kedap suara. Jadi  semua orang yang berada di rumah mewah Quin tidak akan berpikir yang macam-macam.

🍍🍍🍍🍍

Suara orang yang tengah mandi membangunkan Roy yang sedang tertidur pulas.

Roy melihat jam, dan 06.00 masih pagi, pikirnya. Akhirnya ia pun bangun lantas pergi menuju lemari untuk mengambil pakaian kerjanya. Saat sedang mengambil pakaian, ia dikejutkan suara pintu kamar mandi terbuka, dan melihat seseorang yang baru keluar dari kamar mandi dengan intens.

Deg deg deg deg....

Jantungnya,tubuhnya,pikirannya saat itu seperti berhenti bekerja melihan pemandangan di depannya. Rambut panjang indah yang basah terurai bebas, handuk kecil yang hanya pendeknya sepaha, bau sabun dan shampo yang masih terasa, dannn ya ampun bibir merah alami dan buah dadanya yang sangat menonjol di balik handuk kecil itu  membuat ia menelan salivanya susah payah.

"kenapa jadi tegang gini siii? Kenapa juga di bawah sangat sesak" rutuknya dalam hati.

Rasanya saat ini Roy ingin menerkam istrinya sekarang juga. Tapi ia masih waras, karena percintaan di atas ranjang harua ada rasa saling cinta, bukan nafsu.

"minggir. Saya mau ke kamar mandi." ketusnya, karena sudah tak tahan dengan pemandangan di depannya.

Quin hanya mengumpat dalam hati.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang