Hanya suara dentingan garpu dan piring yang terdengar.
Spagetti yang dipesan sudah hampir habis.Kim Namjoon mengelap bibirnya itu dengan selembar tisu kemudian dilanjutkan dengan menghabiskan sisa minuman nya.
"Namjoon, lihat dua orang itu," Seokjin menunjuk dua orang yang duduk di depan mereka. Orang yang dimaksud adalah Audy dan Hoseok.
"Apa?"
"Kelihatan seperti pasangan baru." Seokjin menebak asal.
"Ya kurasa. Dulu aku dan Alice juga begitu."
Mimik wajah Seokjin berubah menjadi kesal,"Hei kenapa kau terus mengucap nama gadis jalang itu?"
"Jangan sembarang bicara! Kau tidak tau ceritanya!" Namjoon membalas dengan nada emosi.
"Ya, ya terserah." Seokjin memutar bola matanya malas.
Namjoon memainkan gadget nya dengan tatapan bosan. Dulu saat dia masih bersama Alice, dia tidak pernah bosan mengecek gadget nya itu, bahkan terkadang, ia sampai lupa waktu.
Sementara di meja yang lain, ada dua orang yang sedang asyik bertukar cerita. Audy dan Hoseok, tentunya.
Hoseok bukanlah pacar Audy. Melainkan ia adalah sahabat Audy dari kecil. Mereka selalu bersama-sama sejak kecil. Namun setelah Hoseok dan Audy menyelesaikan sekolah tingkat smp nya, Hoseok beserta keluarganya pindah ke Busan. Dan sekarang, Hoseok kembali ke Seoul.
Sebenarnya Hoseok sudah menyukai Audy sejak dulu. Tapi Audy tidak pernah menyadarinya. Dan Hoseok pun malu untuk mengungkapkan perasaan nya sendiri.
"Hoseok, kapan-kapan aku akan main ke rumahmu. Boleh kan?" tanya Audy.
"Tentu saja. Kau bisa datang kapanpun kau mau. Pintu rumahku akan selalu terbuka lebar untukmu." Hoseok tersenyum lebar.
"Gomawo," ucap Audy dengan senyum tipisnya.
***
Awan abu-abu diatas kota indah Seoul menandakan akan turun hujan. Dan benar saja, perlahan rintikan hujan mulai turun.
Audy memandang keluar cafe, "Aigo.. Hujan nya semakin deras, bagaimana aku pulang?"
"Mau ku antar?" ucapan Hoseok mengejutkan Audy.
"Tidak perlu. Kerjaanmu belum selesai, kan? Aku bisa pulang sendiri," kata Audy.
"Kau bawa payung?"
Audy menggeleng cepat.
"Omoo.. Aku tinggalkan diatas meja tadi." sambungnya.
"Audyy!! Bagaimana bisa kau seceroboh ini?" Hoseok menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal. Ia frustasi sekarang ini.
Hoseok mengehela nafas panjang, "Baiklah. Tunggu aku sebentar saja. Sedikit lagi aku pulang. Aku akan mengantarmu," lalu ia berjalan begitu saja.
-
Seseorang di belakang sana mengganggu konsentrasi Audy. Bagaimana tidak, dia menyetel musik keras-keras tanpa memikirkan telinga orang lain.
Audy sedaritadi menahan rasa kesalnya, tapi sekarang, ia sudah tak bisa menahannya.
"Permisi tuan. Kau tau apa yang kau lakukan? Musik itu menggangguku!"
Namja itu hanya menoleh sedikit dan mengangkat sebelah alisnya.
"Dengar tidak?! Aku berbicara denganmu!" kata nya dengan nada emosi.
"Maaf, aku tidak dengar." jawab namja itu singkat.
Kau tau siapa namja itu? Oh sudah jelas, Kim Namjoon.
Selain pemalas, dia juga menjengkelkan."Kau ini!" ia merampas paksa laptop Namjoon dan mematikan musik yang sedaritadi mengganggunya.
"Apa-apaan kau?!" Namjoon berdiri dan menatap Audy dengan tajam.
"Hei, sudahlah!" kini Seokjin yang berdiri.
Audy menunjuk Namjoon, "Tolong beritahu temanmu yang tidak tau aturan ini."
"Kasar sekali," ucap Namjoon sambil kembali duduk di kursinya.
Mendengar keributan diluar, Hoseok yang kebetulan sudah menyelesaikan pekerjaannya-pun segera datang menghampiri Audy.
Ia membungkukan badan nya seraya meminta maaf kepada Namjoon dan Seokjin.
"Ayo, Audy. Pekerjaanku sudah selesai," Hoseok menggandeng tangan Audy.
Audy menatap sinis kearah Namjoon sebelum Hoseok menariknya keluar cafe.
"Dia cantik menurutku," ucap Seokjin dengan pembawaan yang santai.
"...dan cocok untukmu." lanjutnya.
Namjoon hanya tertawa dan menatap Seokjin dengan tatapan tak percaya.
"Apa kau gila? Dia jauh jika dibandingkan dengan A.."
Seokjin memotong ucapan Namjoon, "Sudah cukup. Aku tau apa yang akan kau katakan."
Seokjin berdiri dan berjalan cepat ke pintu keluar. Dan Namjoon mengikuti dari belakang.
'perempuan itu.. ya, dia cantik.'
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif •KNJ•
FanfictionTerkadang, luka masalalu lah yang membuat perubahan dalam diri. Mungkin itu yang dirasakan Kim Namjoon. Niatnya hanya satu, tidak membiarkan perempuan-nya disentuh atau bahkan dimiliki orang lain selain dia.