Her Smile

10 1 0
                                    

KIM NAMJOON

Seseorang menepuk-nepuk pipiku. Membuatku membuka setengah mataku. Ayolah, jam segini masih wajar jika aku mau bermalas-malasan bukan?

"Namjoon," suara lembut itu membangunkanku sepenuhnya.
'Suara ini..'
Ya benar, aku tahu betul siapa pemilik suara ini. Dia.. Alicya Kimberly. Gadis blasteran Amsterdam dan Korea.

Dia mendekatkan bibirnya persis disamping telingaku, lalu berbisik pelan.
"Namjoon, aku mencintaimu."
Kemudian sudut bibirnya terangkat.

'Senyum itu.. Aku rindu.'

Belum sempat aku membalas senyuman nya ia sudah menghilang dari penglihatan ku.

***

ALICE!!!  ALICE TUNGGU!!

"Hei, hei! Kim Namjoon!" suara serak Seokjin membangunkanku dari tidurku.

"K.. Kau?" tanyaku bingung.
Bukannya yang tadi kulihat hanya Alice?

"Kau kenapa ada disini?" sambungku.

Ia mengernyit, "Harusnya aku yang bertanya. Kau kenapa?"

"A.. Aku, tidak-hmm-mimpi itu-" aku menjelaskan dengan terbata-bata.

"Alice lagi? Mimpi yang sama lagi, eh?" katanya sambil mengaduk kopi yang ada di tangan kirinya.

"I-ya. Bahkan kali ini terasa sangat nyata."

'Ayolah Alice.. Kembalilah.. Aku merindukanmu..'

***

Pagi ini seperti biasa. Aku dan Seokjin kembali bekerja di kantor. Aku memandang berkas-berkas di mejaku dengan pandangan kosong.

Aku belum bisa fokus. Aku selalu memikirkan Alice. Wanita yang selama 10 tahun ini aku tunggu.

Selain itu, aku juga memikirkan perkataan Seokjin kemarin.
"Kau harus cepat menemukan pengganti Alice. Aku tidak akan membiarkan sahabatku gila karena satu wanita yang tidak jelas akan kembali kapan."

Aku benar-benar kacau sekarang!
Kepalaku seakan ingin pecah.

Aku membuka jasku dan meletakkan nya di sofa ruanganku. Menyisakan kemeja dan dasi hiru yang terpasang di tubuhku.

Cafe di ujung jalan sepertinya dapat membantuku meringankan pikiranku.

Lima belas menit perjalanan dan sekarang aku sudah berada tepat di depan cafe itu.

Pemandangan seperti biasa. Pegawai atau pelayan yang selalu memasang senyum di wajah mereka. Entah itu senyum asli atau hanya tempelan.

Aku memilih meja dipojok ruangan. Disini bisa terlihat jelas lampu-lampu rumah yang menyala, karena waktu telah menunjukkan jam 6 sore.

Pelayan itu membungkuk, "Selamat datang."
Aku membalas dengan senyuman. Lalu menarik buku menu yang tersedia di atas meja.

Aku hanya menunjuk asal dan kembali memerhatikan sekitar.

Tapi..
Mataku terpaku pada seorang wanita diseberang sana. Sepertinya ia ingin menyeberang-dari toko buku-menuju ke cafe ini. Entah aku yang sok tau atau memang benar, tapi ya.. Dia menuju kesini.

Mataku terus mengikuti gerak gerik nya. Seakan terhipnotis oleh wajah dan senyuman nya.
Senyumnya tidak pernah pudar dari wajah cantiknya. Sama seperti Al..
Kim Namjoon, berhenti memikirkan Alice, okay?

Tunggu.. Tunggu.. Sepertinya aku mengenali wajahnya.
Perempuan-lima hari lalu-Ah ya! Aku ingat.
Dia yang waktu itu memarahi ku karena dianggap mengusik ketenangannya.

Yang Seokjin bilang.. Dia cocok untukku.

Enyahlah kau, Seokjin!

***

AUDY SAMANTHA

Dengan langkah terburu-buru, aku menyebrangi jalan raya menuju cafe.
Aku tak menggubris tatapan aneh dari orang-orang sekitarku.
Hari ini benar-benar menyebalkan!

Tapi, aku tak bisa berlama-lama badmood karena moodku mendadak berubah ketika masuk ke cafe ini.

Aku memesan coklat hangat dan beberapa roti, lalu sedikit berlari ke meja pojok jendela.

Kepalaku sibuk mencari Hoseok. Biasanya dia ada disini, kan? Karena dia memang bekerja disini.

Mungkin aku terlalu sibuk mencari sampai-

Oh, tidak.

***

Keep vomments :*

Posesif •KNJ•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang