Teressa Audy

12 1 0
                                    

Audy's POV
Oh, tidak. Aku dalam masalah.
Baru saja aku menabrak orang. Dan sialnya lagi, coklat panasku tumpah ke kemeja orang itu.

"Hei! Kau punya mata tidak?!"
"KAU DENGAR AKU?!"

Aku mengangkat wajahku yang sebelumnya hanya menunduk.
"M-Mianhae. Aku tidak sengaja"

Tunggu. Sepertinya aku mengenal dia.

"KAU?!" ucap kami berbarengan.

Dia,
Namja yang aku temui kemarin di cafe ini. Ya, dia. Yang membuatku kesal karena sikapnya yang seenak jidat.

Namjoon's POV
"KAU?!"
Wanita ini lagi. Apa dia tidak bosan membuat masalah denganku, hm?

Aku menatap wajahnya yang ketakutan. Ya kuakui, wajahnya saat ini sangat–uhm, lucu.
Aku ingin tertawa, sungguh.

"Mianhae, akan aku bersihkan kemejamu." dengan segera, tangan mungilnya mengambil beberapa lembar tisu dan membersihkan kemeja biru yang kupakai.

Aku memperhatikannya. Dekat sekali.
Ternyata dia, cantik.

Otak cerdasku mulai berpikir. Aku harus dapat nomor ponselnya.

Dengan segera, aku mundur selangkah darinya, dan memasang ekspresi—pura-pura—marah.

"Kau tau berapa harga kemeja ini?!"

Wajahnya menggambarkan raut terkejut dan tubuhnya sedikit gemetar. Bola mata biru gelap nya membuatku gemas sekali. Ya tuhan, kenapa aku baru tau ada wanita secantik dia?

"T-tidak. Tapi, aku akan berusaha menggantinya. Maafkan aku." kemudian ia membungkukkan tubuhnya.

Aku menghela napas, "Baiklah aku maafkan. Tapi kau harus menggantinya. Berikan aku nomor ponselmu. Aku curiga kamu akan kabur begitu saja dariku."

"B-baiklah." ia mengeluarkan ponselnya dengan tangan yang masih gemetar. Bahkan bibirnya pun terlihat bergetar juga. Sampai kapan aku harus menahan bibirku untuk tidak tersenyum?

"Ini nomorku. Aku berjanji akan bertanggung jawab."

Aku melihat kertas yang ia berikan.
"Sekali lagi aku minta maaf. Permisi."

Baru beberapa langkah ia melewati pundakku, aku berbalik ke arahnya.
"Hei! Ada yang ketinggalan!"

Ia menoleh dan menatapku dengan bingung.

"Your name?"

"Teressa Audy."

***

Teressa Audy.
Nama itu, akhir-akhir ini jadi sering mampir ke pikiranku.

Semenjak kejadian dua hari yang lalu, aku selalu memikirkannya. Bayangkan, baru dua kali aku bertemu dengannya dan kedua pertemuan itu tidak memberi kesan baik padaku. Tapi, ia berhasil membuatku terus menyebut namanya.

Aku membenarkan posisi dudukku. Kemudian menggulir kontak yang ada di ponselku.

"Teressa Audy."

Suara dibelakang kepalaku berhasil membuat jantungku berpindah dari tempatnya.

"Hei bodoh! Kau tau? Aku hampir serangan jantung karenamu!"

Tawa bodoh Seokjin mengisi ruangan kerjaku.

"Teressa Audy.. Siapa dia?"

Aku menyimpan ponselku di saku jas dan memejamkan kedua mataku.

"Tell me. Who is she? Your girlfriend?"

"No, she is not. Dia bukan pacarku, bodoh."

"Mengaku saja kau, Namjoon Kim. Sudah beberapa hari ini aku memergokimu sedang dilema untuk menghubungi nama itu."

"Tidak, dia rekan bisnis." ucapku berbohong.

"Hahahaha! You are a bad liar! Kau tidak pernah menyimpan kontak rekan bisnismu di ponsel pribadi. Coba lihat sekarang, siapa yang bodoh?" sungguh, ingin aku cakar dirinya sekarang juga.

"Pergi kau!"

"Kau gugup, hm? Karena aku tau kau sedang kembali jatuh cinta? Oh Namjoon Kim. Lihat pipimu merah!"

"KAU ITU YA!"

Aku hampir memukul dirinya sedangkan ia hanya menampilkan tawa bodohnya itu.

Dasar keparat kau, Kim Seokjin.

***

Audy POV
"Hoseok, bagaimana ini? Aku harus ganti rugi dengan apa? Aku kan belum punya pekerjaan. Hoseok, bantu aku!"

Saat ini aku sedang di rumah milik Hoseok. Karena aku bingung harus meminta tolong kepada siapa lagi selain dia.

"Audy, tenanglah sedikit. Aku sedang menulis resep baru!"

"Hoseok, carikan aku pekerjaan!"

"Kau serius?" fokusnya tidak beralih dari buku resep itu.

"Iya! Kau tau dimana aku bisa mendapat pekerjaan?"

Hoseok memutar posisi duduknya. Sekarang ia berhadapan denganku.

"Hmm.." gumamnya sambil seolah-olah berpikir.

"Memangnya kau bisa apa?" lanjutnya.

"Aku? bisa.."

"Yak! Kau tidak bisa apa-apa, kau tau?"

Menyebalkan.
Aku tidak sebodoh itu, Hoseok.

"Kau menyebalkan sekali." aku berdiri dan keluar dari apartemen nya.

"Hei! Audy! Tunggu aku!"
Kudengar Hoseok memanggil-manggil namaku.
Ah, aku tidak peduli.

***

Aku menyusuri beberapa toko-toko kecil di sepanjang jalan. Sambil melihat-lihat siapa tau ada lowongan pekerjaan.

Dan benar saja. Di jendela sebuah toko, tertulis 'sedang mencari pegawai'.

***
#TBC
Need voments:3
Kritik saran? Free comment. 😚

Posesif •KNJ•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang