-1- THE DARK ANGEL'S

283 21 4
                                    

'Eh liat deh the dark angel's udah pada datang padahal masih pagi'

'Mereka cantik cantik bangett anjay'

'Wah keajaiban dunia yang sekian ini. Tumben banget mereka datang pagi!'

'Percuma cantik, kalo perilaku brandalan!'

'Sok cantik banget sih mereka!'

Seperti itulah pekikan siswa siswi saat melihat The Dark Angel's. Banyak sekali tatapan pujian hingga hinaan yang The Dark Angel's dapatkan. Namun yang diberi tatapan hanya memandang mereka acuh. Mereka tidak peduli dengan cemoohan atau bahkan pujian dari beberapa murid SMA Taruna Bakti Bandung. Mereka hanya mengangggap murid murid si pecentus itu sebagai angin lalu.

The Dark Angel's adalah, sekumpulan wanita. Atau bisa disebut Geng. Mereka terdiri dari. Shabilla Nissa, Febby Feronica, Herlina Sania, Izmi Aulia, Tiara Cempaka, dan Nova Amelia. Sebenarnya bukan mereka sendiri yang menamai geng mereka tersebut dengan sebutan The Dark Angel's. tetapi para siswa siswi disinilah yang menamai mereka. Nama tersebut dicantumkan, karena wajah mereka yang terkesan cantik dan manis seperti malaikat. Namun berbanding terbalik dengan perilaku mereka sendiri yang sering kali menjahili siswa siswi Sma Taruna Bakti Bandung, bahkan sudah ahli dalam membolos dijam pelajaran.

Mereka berjalan beriringan dengan tubuh yang dibalut jaket kebanggaan mereka. Jaket yang berwarna biru dongker dengan tulisan The Dark Angel's dibagian punggung. Mungkin kebanyakan Geng wanita seperti ini, memiliki wajah cantik dan manis karena dipoles dengan berbagai Make Up. Namun tidak dengan The Dark Angel's. Mereka memang badgirls. Namun mereka masih punya etika, mereka masih pelajar. Dan tidak seharusnya pelajar memakai MakeUp yang berlebihan.

Alasannya simpel. Mereka tidak mau terlihat tua sebelum waktunya.

Karena bahwasanya. Jika wanita yang memakai MakeUp berlebihan sebelum waktunya, Maka akan terlihat lebih tua dari umurnya sendiri.

Disepanjang koridor masih banyak yang menatap mereka heran. Karena biasanya The Dark Angel's selalu datang telat. Dan sekarang mereka datang lebih awal. Entah setan mana yang merasuki mereka. Intinya kejadian ini sangat jarang terjadi.

Izmi mendesah pelan. Sebenarnya dia sedikit risih dengan tatapan siswa siswi yang dilewatnya tadi dengan para sahabatnya ini. "Aneh deh gue. Ini orang maunya apa sih? Gue dateng telat salah! Gue datang lebih awal kayaknya salah juga. Berasa jadi Raisa gue. Serba salah!." Izmi memutar bola matanya jengah. Tatapan para murid disepanjang koridor ini membuat emosinya turut naik. "Bisa biasa aja gak natap nya!? Gue colok juga mata lo semua!."

Semua siswi langsung bergidik ngeri dan masuk kembali kedalamkelas masing masing. Karena mereka tahu. Jika Izmi sudah marah seperti itu, akan berdampak buruk bagi mereka.

Dada Izmi naik turun. Dia mencoba mengontrol emosinya saat ini. Shabilla yang berada tepat disampingnya pun turut mengusap pelan bahu Izmi. Sebenarnya Shabilla, Febby, Herlina, Tiara, dan Nova. Sempat kaget saat mendengar Izmi berteriak. "Udah kalik, Mi. kan biasanya juga kita santai santai aja ditatap gitu sama mereka semua." Mereka mengangguk tanda membenarkan ucapan Shabilla.

Izmi menoleh. "Tapi sekarang itu gue lagi badmood, Bil. Makanya gue sedikit risih sama tatapan mereka." Shabilla dan yang lain menggangguk mengerti. "Gimana kalo kita ke Rooftop aja? Lagian sekarang pelajaran pertamanya kan Pak Sam. Terus kan tuh guru jarang banget masuk. Sekalinya masuk cuman ngasih tugas, habis itu keluar lagi." Usul Febby. Sebenarnya guru mereka itu bernama Pak Samsudin. Namun disingkat, alasannya. Biar keliatan kece, ga terlalu kampung.

Mereka saling menoleh. Dan akhirnya mengangguk bersamaan. "Yaudah, kuy cabut!." Ucap Herlina. Dan mereka pun akhirnya pergi ke Rooftop.

*****

Sesampainya di Rooftop. Tiara, Nova, dan Febby langsung berlari merebutkan sofa bekas yang sengaja disimpan diRooftop. Mereka sampai dan duduk sambil rebahan bersamaan. Sebenarnya sofa itu tidak layak pakai. Namun mereka masih saja merebutkan sofa itu.

Mereka berhimpit himpitan dan berdesakan. "Ra, awasin kaki lo dari badan gue! Berat ni woy!." Pekik Nova sambil menurunkan kaki Tiara dari tubuhnya. Namun hasilnya nihil. Tiara malah semakin menekan kakinya ketubuh Nova.

"Anjir! Sesek nafas gue bego!." Tiara malah mengedikkan bahunya tidak peduli dengan pekikkan sahabatnya ini. "Bodo amat! Gue cape. Gue mau rebahan." Febby yang mendapatkan tempat duduk paling sedikit akhirnya berdiri. Membuat Tiara tersenyum. "Makasih Ica." Febby mengangguk dengan senyuman smirk nya.

Akhirnya Tiara mendapatkan posisi yang terbilang nyaman. Dia menidurkan tubuhnya disofa itu dengan kaki yang masih ditubuh Nova. Belum lima detik Tiara menikmati kenyamanannya. Tiba tiba seseorang duduk diatas tubuhnya. "Anjir! Sakit woy ca! gabisa nafas gue woy!." Febby tertawa sangat keras hingga menggelegar kesemua sudut rooftop. "Temen bangsat lo berdua! Badan gue yang paling sakit ini!." Dan mereka memulai kembali pertempuran.

Shabilla, dan Herlina hanya terkekeh geli sambil menggeleng gelengkan kepala. Sedangkan Izmi hanya menatap mereka malas.

Sudah tau dia sedang BadMood. Tapi malah disuguhkan dengan pemandangan seperti ini. Izmi memutar bola matanya jengah akhirnya dia pun mendekat kearah sahabatnya yang sedang bercekcok ria.

Izmi sudah berada dihadapan Tiara, Nova, dan Febby. Namun mereka masih tidak menyadarkan kehadiran Izmi. Izmi makin mendekat dan tiba tiba....

"Bangsat!." Pekik Tiara, Nova, dan Febby bersamaan. Izmi menindih tubuh mereka. Dan sampailah terdengarnya bunyi

Krekk... krekk...

Mereka membulatkan mata. Mereka sudah tau akhir dari suara itu. Dan akhirnya terjadi.

BRUK

Sofa yang mereka tempati sudah tidak kuat lagi menompang berat. Shabilla dan Herlina yang melihat kejadian itu langsung tertawa lepas. "Mampus lo pada!" Ucap Herlina disela sela tawanya.

"Anjir, sakit banget badan gue!." Keluh Nova. Memang Nova lah yang disini keadaan nya sangat memprihatinkan. Karena dialah yang berada dipaling bawah. Yang otomatis para sahabatnya menindih tubuhnya. "Awas lo pada!." Ucap Nova dan langsung mendorong tubuh Tiara, Febby, dan Izmi.

Nova, Tiara, Febby, dan izmi. Langsung membenarkan posisi mereka menjadi duduk. Mereka memijit mijit tengkuk belakang dan pinggang mereka yang memang paling terasa nyeri. "Gara gara elo, Mi. sakit banget badan gue!." Ucap Febby dengan masih memijit mijit. Namun, tidak digubris oleh Izmi.

Shabilla dan Herlina mendekat. Lalu berjongkok menghadap kearah para sahabatnya. Shabilla masih tertawa namun tawanya kali ini sangat pelan. "Kalian baik baik aja?." Tiara menoleh menatap Shabilla dan Herlina dengan tatapan tajam.

"Mata lo siwer baik baik aja! Pantat gue berasa kayak dipukul rotan berkali kali," Shabilla dan Herlina lantas tertawa lepas kembali. Izmi menatap tajam kearah keduanya. Shabilla dan Herlina seperti sangat menikmati insiden tadi. "Ketawa aja terus lo berdua!." Ketus izmi.

Shabilla dan Herlina langsung meredakan tawa mereka. "Yaudah iya maaf, sini gue bantuin berdiri." Ucap Herlina sambil berdiri dan mengulurkan tangannya. Untuk membantu para sahabatnya berdiri. Yang diikuti oleh Shabilla.

Satu persatu menerima uluran tangan Shabilla dan Herlina. Izmi dan yang lainnya sudah mulai berdiri kembali. Tapi lengan mereka masih sibuk memijit mijit bagian tubuh yang menurut mereka terasa nyeri. "Sumpah, gue kagak bohong. Tulang gue berasa remuk anjir." Ucap Febby mendramatisir.

"Kita ke UKS aja gimana? Soalnya kalo balik ke kelas nanggung. Mending kita tiduran dikasur UKS yang empuk." Usul Shabilla. Yang mendapatkan anggukkan kepala dari para sahabatnya.

******

SEGINI AJA DULU;)

JAN LUPA VOMMENT NYA GAES!1!1!

SEEYOU!!1!!

XOXO

The BadGirl's At SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang