Hi! Terima kasih untuk 8 votenya, saya tahu ini sedikit tapi ini sangat berharga, apa lagi saya juga senang setelah sekian lama akhirnya ada yang Comment Next!
*
**
Udara di dalam bangunan pengap ini di hiasi oleh asap rokok dan gelak tawa semua orang yang sedang berkumpul di dalamnya. Suara teriakan maupun ucapan selamat menggema saat sesosok perempuan telah meniup lilin.Di tengah gelak tawa dan suara musik yang menggema, terlihat seorang lelaki bermata biru tengah duduk mengasingkan dirinya dari yang lain.
Ya lelaki itu adalah Lucky yang lebih memilih mengasingkan diri dan mengacuhkan keadaan sekitar, terutama para wanita seksi penghibur yang sejak tadi menggodanya dan berusaha membuatnya terangsang.
Terangsang? Tentu saja, dia adalah pria normal yang akan mudah terangsang dengan hal seperti ini, namun dia sudah muak dengan semua ini, 'semua perempuan itu sama saja, mengejar harta tak ada ketulusan.'
Lucky terus membiarkan para perempuan penghibur ini tetap beraksi nanti pasti akan lengah, sehingga dia memutuskan menghabiskan waktu untuk meminum minuman ber-alkohol tinggi sambil menyesap rokok.
***
Setelah menghabiskan waktu selama 15 menit dalam perjalan, kini Anna dan Loren telah sampai ke tempat tujuan mereka, FancyClub.Belum sempat masuk ke dalam, Loren tiba-tiba berhenti, "Anna sepertinya aku akan kembali lagi ke rumah." Ujar Loren sambil membalikan badanya akan pergi.
"Tidak bisa! Kau sudah sampai ke sini, jadi tidak ada alasan lagi untuk kembali!" Tolak Anna sambil menghalangi langkah Loren yang akan pergi.
"Aku tidak mau. Aku takut dimarahi, you know what i mean!"
"Ayolah Loren! Aku berjanji ini yang pertama dan terakhir, please!!" Harap Anna dengan memasang wajah imutnya.
Loren mendengus, "Kau tahu aku sangat takut masuk ke sana, apalagi kudengar kak Bram sering ke sini! Bagaimana kalau dia di sini dan melihatku?"
"Kau tak usah khawatir dengan itu, aku akan menjelaskan semuannya ke kakak-mu itu, jika dia di sini."
"Aku tak yakin kau kan-ehm itu—" Loren tak mau melanjutkan ucapannya, dia hanya takut sahabatnya ini tersinggung perihal rasa suka sekaligus takutnya itu pada kakaknya—Bram.
"Stt, jangan kau lanjutkan itu lagi! Pokoknya aku berjanji aku akan menjelaskannya pada kakak-mu."
"Hmm." Loren tampak berpikir lagi.
"Ayolah. Demi Harry Style-mu itu." Mohon Anna lagi.
"Baiklah, ayo masuk! Tapi kau duluan."
"Yee, ayo masuk." Ujar Anna dengan semangat, sambil menarik tangan Loren untuk masuk ke dalam tempat penuh dosa itu.
Kaget. Itulah yang dialami Loren saat melihat keadaan di dalam Club. Asap rokok, minuman ber-alkohol, musik bervolume tinggi semua itu tidak disukai Loren, apalagi keadaan pojok ruangan ini yang berisi para pasangan yang sedang bercumbu mesra bahkan sudah melewati batas.
"Anna, kenapa di pojok sana ada adegan menjijikan?" Tanya Loren dengan polosnya.
"Itu sudah biasa disini. Tidak usah merasa jijik, kau pernah menonton video semacam itu kan." Jawab Anna sambil menggoda gadis polos di hadapannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
RomanceTentang Lucky Xavier Blue Smith seorang Hot Daddy yang mengurus Putri kecilnya Cloudy. Sekarang hanya satu tujuaanya membahagiakan putrinya dan kekasihnya, namun penghianatan mengubah segalanya. Karena penghianatan itu juga Lucas menjadi dingin pada...