***
Pagi ini di kediaman keluarga Palvin, semua orang nampak sedih dan muram termasuk Alex yang harus melepaskan putri kedua kesayangannya itu kekerasnya dunia, menyesal? Tentu saja tidak, dia sadar ini keputusannya yang sudah dipikirkan matang-matang
"Loren, Mom janji akan mengunjungi setiap minggu," kata Cassandra sambil membetulkan tatanan rabut Loren
"Tidak bisa! Bagi kalian yang ingin menjenguk Loren, hanya izinkan satu bulan sekali! Jangan melanggarnya, aku akan tahu!" Seru Alex menyela Istrinya dan memperingati semua anaknya, yang dibalas rengekan.
"Dad!"
"Alex!"
Seru Bryce, Bram, Bram serta Cassandra yang kesal dengan tindakan kejam kepala keluarga satu ini.
"Satu bulan,, atau tidak sama sekali!" Ucapnya lalu memberi arahan kepada Supir keluarga—Mr. Joe agar segera bersiap untuk langsung mengantarkan Loren.
"Sudah-sudah, aku pantas mendapatkan hukuman ini, lagipula dengan adanya ini, mungkin aku dapat belajar kemandirian." Kata Loren lalu menciumi pipi kakak-kakanya.
Mr. Joe pun membukakan pintu mobil untuk Loren, setelah Loren berada di dalam mobil Mr. Joe pun langsung mengitari mobil laluu menyalakan mobil.
"Aca pasti pulang!" Teriak Loren sambil melambaikan tangan dan tersenyum manis.
"Aca?" Gumam Alex ketika dia mendengar panggilan kecil Loren saat keluarga mereka masih tinggal di Bali.
"Aku akan rindu menjahilimu Loren! Cepat kembali!" Ujar Bram keras yang dibalas kikikan Loren.
"Byeeee! Ayo Mr. Joe tancapkan gasnya!" Seru Loren terakhir kali lalu pergi meninggalkan kediaman keluarga Palvin.
****
Loren kini telah sampai di Apartment tipe studionya, dia pun langsung mengambil kunci lalu membuka pintu. Sebuah ranjang kecil pun langsung dilihatnya juga, jangan lupakan kamar mandi dan dapur yang langsung terlihat.
Loren pun tersenyum miris, memikirkan nasibnya yang sekarang harus mandiri tanpa semua orang yang biasanya memanjakannya, jangan lupakan 4 kakaknya yang overprotectif dan selalu membuatnya tertawa dan tersenyum.
'Tring' nada tanda pemberitahuan pun berbunyi.
Loren pun segera membuka ponsel dan pesan itu,
'surat lamaran kerjamu sudah kami siapkan, maaf kami hanya bisa membantu sedikit"
-your sister n Brother
Loren pun tersenyum membacanya, meski sudah dilarang oleh Dad-Nya mereka tetap saja mereka membantu Loren.
Loren membaringkan tubuhnya ke ranjang lalu menghela nafas, "Selamat datang dunia yang keras!"
*****
Lucky baru saja pulang dari Club, meski begitu dirinya memang sangat sulit untuk mabuk.
dirinya kini memasuki rumahnya dengan wajah sangar dan semua pelayan yang melihatnya pun tertunduk takut.
"Maaf tuan, tadi Mrs. Smith menelpon dan tuan diharuskan menelponnya jika sudah ada di Rumah" ujar seorang pelayan yang sepertinya lebih senior di rumah itu.
Lucky tidak menjawab yang dialkukannya kini mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi Mom-nya.
"Blueeeee!" teriak seseorang dibalik telepon itu.
"Blue! kau ini ayah macam apa? Bagaimana bisa kau biarkan Cloud menangis sendirian disini dan meridukanmu?"
"Aku tidak menelantarkannya Mom" jawab Lucky lembut sambil menghela nafas.
"Ingat ini Lucky Xavier Blue Smith, anakmu tidak ada sangkut pautnya dengan jalang itu. jadi, kau harus mengurusnya dengan baik! Hari ini juga, kau harus menjeput Cloud atau aku akan memberikan Cloudy pada Jalang itu!"
"Apa-apaan ini Mom!"
"Biar saja, Cloudy diurus jalang itu dan selingkuhannya!"
"Aku akan menjemputnya" Ucap Lucky prustasi.
"Satu lagi, jangan lupa untuk mencari seorang baby Sister" Ucap Mrs. Smith lalu langsung memutuskan panggilan itu.
Sambil mendengus Lucky pun langsung meraih kunci mobilnya lalu pergi meningalkan rumahnya.
*************************************************************
Hi! long time no see.
sorry guys, i think cerita ini akan sampai sini dulu, karena aku sudah kehilangan feel cerita ini. but, pasti aku akan melanjutkan cerita ini meski gak tahu itu kapan.
so, jangan lupa tunggu cerita baruku dan cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
Roman d'amourTentang Lucky Xavier Blue Smith seorang Hot Daddy yang mengurus Putri kecilnya Cloudy. Sekarang hanya satu tujuaanya membahagiakan putrinya dan kekasihnya, namun penghianatan mengubah segalanya. Karena penghianatan itu juga Lucas menjadi dingin pada...