ㅡ bagian 3

255 13 1
                                    

"Kita sudah sampai di rumah."

Seungcheol melepaskan selt-belt dari tubuhnya. Tidak mendengar jawaban dari Agatha, membuat dia menoleh ke arah putrinya.

Agatha tertidur.

Seungcheol menghela napas, sembari tersenyum. Ia keluar dari mobil, lalu membopong Agatha, masuk ke dalam rumah.

Seungcheol sengaja tidak naik lift, dan lebih memilih naik tangga. Ia ingin menatap Agatha lebih lama.

"You look so pure. Like a baby."

Seungcheol membuka pintu kamar Agatha. Ia lalu merebahkan putrinya di atas ranjang, dan menyelimutinya dengan penuh kelembutan.

Seungcheol kembali menatap Agatha. Ia jongkok, dan menangkup dagunya dengan kedua tangan untuk beberapa saat.

Ia berdiri. Diusapnya dengan pelan kepala Agatha.

Tanpa sadar, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Agatha secara perlahan. Jarak bibirnya dengan bibir mungil Agatha mungkin tersisa 1 cm. Atau, kurang.

Seungcheol memejamkan matanya. Ia tidak bisa melakukan ini.

Ia lalu mengecup dahi Agatha. Cukup lama.

"Don't doubt to dream about me."

×÷×

"Morning, Agatha."

Agatha menuruni tangga dengan cepat. "Morning too, Paman Wonwoo."

"Aku tidak disapa juga?" Chan muncul dari arah dapur dengan tangan memegang sandwich.

Agatha tertawa renyah. "Morning too, Paman Chan."

"Do you want a morning kiss, Agatha?"

Ucapan Wonwoo sontak membuat Agatha terdiam. Takut. "Apa maksudmu, Paman?"

Wonwoo tersenyum. Ia suka reaksi Agatha. "Berhentilah tertawa."

"Should I? Aku pikir, tidak ada yang salah dengan suara tertawaku." Agatha mengangkat bahunya. Bingung.

"Then, aku lebih suka jika daddy Cheol menghajarku karena-"

"Come on, its still morning." Chan menyesap kopinya. "Jadi, apa kau mau belajar Bahasa terlebih dahulu atau Matematika?"

Agatha berpikir sebentar. "Bahasa."

"Sarapan dulu." Wonwoo menyerahkan sepiring sandwich. "Jangan mengabaikannya. Daddy-mu nanti marah."

×÷×

"Kau sangat pintar Matematika."

Agatha menundukkan kepalanya. "Tapi, itu tidak membuatku punya teman."

"Mereka rugi." Wonwoo menutup bukunya. "Apa yang mereka lakukan itu rasis."

Chan melepaskan kacamatanya. "Jika kau mau, kau bisa mengikuti Summer Camp selama seminggu. Acaranya dua minggu lagi."

Mata Agatha seketika berbinar. "Aku mau, Paman! Sangat mau!"

"Tapi, apa daddy akan memberiku izin?" tanya Agatha kemudian. Ia merasa putus harapan.

Chan tersenyum, mencoba menenangkan. "Tenang, aku akan mencoba membujuknya."

"Really?" Saking senangnya, Agatha sampai tak sadar jika ia memegang tangan Chan.

Wonwoo menahan tawa. Ia kemudian berdeham. "Chan, apa kau setuju dengan ucapanku tadi?"

Chan menghela napas. "I wouldn't mind."

✛ daddy cheol | csc⏸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang