1. MOS

6.4K 148 2
                                    

Met baca ya! Ngomong" ini lapak baru lagi hehe. Gara-gara kepikiran MOS yang bakal author laksanakan 2 minggu lagi, eh, jadi malah dapat ide beginian. Mohon doanya ya supaya lancar lapak ini hehe. Jangan lupa votenya juga. Terima kasih.

Ⓜ🅾💲

Reva menatap laki-laki tampan berwajah dingin yang berdiri di hadapannya. Almamater berwarna hitam terpasang di tubuh tegapnya, menandakan bahwa dia adalah salah satu anggota OSIS di sekolah baru Reva.

"Kak, boleh minta tanda tangan?" Ujar Reva ramah pada laki-laki itu.
"Saya bukan artis untuk di mintai tanda tangan." Ujar laki-laki itu sambil memasukkan kedua tangannya kedalam kantung almamater dan menatap Reva mencemooh.

"Kak, saya minta baik-baik loh! Jangan sampai saya bertindak semau saya." Ancam Reva mulai kesal.
"Bertindak aja, sertifikat penting kamu bisa saya tahan!" Ancam laki-laki itu.
"Semaunya banget sih!" Reva menarik kerah almamater laki-laki itu hingga ia tertunduk.
"Denger ya, kakak itu cuma anggota OSIS! Kakak bukan guru di sini. Kakak gak bisa semaunya menahan sertifikat yang menentukan kelulusan saya nanti. Inget! Kakak. Bukan. Guru."

"Lepaskan tangan kamu dari baju saya!" Ucap laki-laki itu tajam.
"Saya gak akan lepaskan sebelum kakak tanda tangan buku saya!" Ancam Reva.

"Val, tanda tanganin aja napa, Val? Lo gak bakal tau dia akan berulah apa sama lo." Ujar laki-laki yang berdiri di samping Rival, laki-laki sombong yang Reva tarik kerahnya.

"Gue gak takut sama cewek songong kayak dia, No."
"Heh! Kakak yang songong!" Seru Reva kesal. Dengan sekali gerakan, Rival melepas tangan Reva, memelintir tangan gadis itu kebelakang tubuhnya. Rival membelakangkan tubuh Reva hingga tubuh depannya bertempelan dengan punggung Reva.
"Argh! Sakit, kak!" Pekik Reva menahan sakit pelintiran tangan Rival. Rival sudah menjamin, tidak akan terjadi apa-apa dengan tangan Reva. Ini salah satu jurus karate yang cukup aman.

"Kamu jangan macam-macam sama saya! Kalau kamu belum tau siapa saya, saya bakal kasih tau kamu." Ucap Rival tepat di telinga Reva.

FYI, semua orang menatap kearah Reva dan Rival.

"Nama saya Rival. Muhammad Rival Atmawidjaya. Saya, Ketua OSIS di SMA Pahlawan ini. Saya, orang paling berkuasa setelah Kepala Sekolah dan guru di sini." Ucap Rival dengan seringainya tepat di telinga Reva.

"Gue bersumpah, gue gak akan pernah jatuh cinta sama lo! Jangan pernah nampakkan wajah sok ganteng lo di depan gue!" Ucap Reva sengit.

"Dasar cewek aneh lo! Gue juga males liat muka lo yang sok kecantikan itu!" Balas Rival sambil melepas pelintiran tangannya. Reva memijat tangannya yang terasa sedikit sakit. Rival mengambil buku Reva lalu menandatangani buku tersebut. Setelah itu, ia lempar pada Reva dan berhasil di tangkap oleh gadis itu.

"Ayo!" Rival dan teman-temannya pergi dari hadapan Reva dan teman-temannya.

"GUE BENCI LO, RIVAL!!" Teriak Reva. Rival terus berjalan tanpa memperdulikan perkataan Reva. Reva mendecak dengan kesal.

Kakak OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang