Setelah menyiapkan sarapan, Reva menuju ke kamar untuk memanggil sang suami. Saat membuka pintu, Reva melihat Rival tengah berdiri di depan cermin besar di kamar sambil menatap almamater OSISnya. Reva tersenyum melihat Rival yang mengelus ukiran lambang OSIS yang ada di bagian dada sebelah kiri. Reva menutup pintu perlahan tanpa mengeluarkan suara, lalu kakinya melangkah menghampiri Rival.
Grep!
Rival tersentak kaget ketika sepasang lengan kurus melingkar di perut ratanya."Reva,"
"Kenapa cuma di pandangin? Di pake dong, kak! Biar ganteng." Ucap Reva sambil menatap Rival melalui pantulan cermin. Rival tersenyum dan mengusap lengan Reva."Aku sudah jadi calon mantan Ketua OSIS. Aku tidak berhak mengenakannya lagi."
"Kata siapa?"
"Itu ketentuan sekolah, Va."
"Tapi aku mau liat kakak pakai almamater itu lagi... Lagipula, kan masih calon mantan."
"Baiklah... Aku akan mengenakannya untukmu." Rival membawa Reva ke depan tubuhnya. Ia meletakkan lengannya di bahu Reva.
"Cantik banget hari ini!" Puji Rival dengan senyum manisnya. Reva merona merah karena malu.
"Kakak juga ganteng banget hari ini." Reva melingkarkan kedua lengannya di pinggang Rival. Kedua saling melempar senyum. Dan tak butuh waktu lama, bibir keduanya menyatu.Kriiinggg! Kriiinggg!
"Sial." Umpat Rival ketika bunyi ponselnya menghentikan kegiatannya. Reva mengecup bibir Rival sebentar lalu tersenyum."Gak boleh ngumpat, kak. Udah, angkat telponnya gih! Siapa tau penting." Rival merogoh kantung celananya dan mengangkat panggilan tersebut. Sedangkan Reva segera menuju ke ruang makan.
"Apaan sih, Yan?" Ternyata Dean yang menghubungi Rival.
"Ini nih ketos bego! Heh! Ayo cepetan ke sekolah! Ini jam berapa hah? Ngapain aja sih lo?!" Teriak Dean dari seberang panggilan.
"Lo tau gak, lo ganggu gue sama Reva, bego! Ah, bang*** lo!" Umpat Rival membuat Dean tertawa.
"Ohhh...lo lagi begituan ya? Ya maaf, gue gak tau. Lagian, udah tau hari ini harus datang cepat lo malah begituan dulu. Yaudah, lanjut aja sana!"
"Udah basi!" Rival mematikan sambungan sepihak. Ia segera keluar dari kamar dan segera menuju ke ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, ia melihat Reva yang tengah menyendokkan nasi goreng keatas piring.
"Ayo sini sarapan dulu! Udah jam enam lewat lima, kakak harus ke sekolah kan?"
Setelah selesai sarapan, Rival segera menuju ke kamar untuk mengambil tasnya, sedangkan Reva segera mencuci piring.
Selesai mencuci piring, Reva melihat Rival keluar dari kamar.
"Eh, nanti dulu!" Reva menahan tangan Rival.
"Kenapa?" Bukannya menjawab, Reva malah menarik tangan Rival kembali ke kamar."Lepas tasnya, kak!" Perintah Reva.
"Kenapa sih?" Tanya Rival bingung walau akhirnya ia melepas tas dari pundaknya.Reva mengambil almamater hitam milik Rival lalu memasangkannya ke tubuh kekar suaminya tersebut.
"Nah, gini kan tambah ganteng!" Reva mengusap kedua pipi Rival.
"Terima kasih." Ucap Rival sambil mengecup pipi Reva."Ayo kita berangkat!" Reva menggandeng lengan Rival dan mereka segera menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, mereka di sambut dengan beberapa anak OSIS yang datang lebih awal.
"Gue lupa ngasih tau lo kalau kita pakai almamater. Untung aja lo pake." Ujar Dean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak OSIS
Roman pour Adolescents"Gue bersumpah, gue gak akan pernah jatuh cinta sama lo! Jangan pernah nampakkan wajah sok ganteng lo di depan gue!" - Reva Anindiya Putri "Dasar cewek aneh lo! Gue juga males liat muka lo yang sok kecantikan itu!" - Muhammad Rival Atmawidjaya