2. Perjodohan

3.5K 79 0
                                    

"APA?! Enggak, enggak, bun! Bun, Reva masih kelas satu SMA! Reva gak mau nikah sekarang, bun! Yah, kenapa Reva harus menikah? Kenapa bukan abang aja? Reva masih SMA, yah..." Reva memohon kepada ayah dan bunda nya agar tidak jadi menikahkannya dengan anak sahabat mereka. Tentu saja Reva menolak, dia baru saja duduk di bangku SMA, dan belum ada satu tahun ia bersekolah, dan sekarang ia harus menikah? Demi Tuhan, Reva tidak mau!

"Nak, calon suami kamu itu sudah mapan. Walaupun dia juga masih sekolah, setidaknya dia sudah menggantikan ayahnya di perusahaan keluarga mereka menjadi CEO. Tolonglah, nak, ayah dan bunda memohon padamu." Ujar Bayu dan Bening, ayah dan bunda Reva.

"Reva ke kamar dulu, yah, bun." Reva berjalan menuju kamarnya dengan langkah gontai. Sampai di kamar, ia langsung membanting tubuhnya keatas kasur dan memeluk boneka besarnya. Ia terisak di sana. Air matanya mengalir dengan deras.

Kring! Kring!
Reva berusaha mengabaikan panggilan dari ponselnya tersebut, tapi hatinya memerintahnya untuk mengangkat panggilan tersebut. Reva melihat sebuah nomor tak di kenal menghubunginya. Ia menghapus air matanya dan menetralkan suaranya.

"Halo, assalamu'alaikum. Siapa ya?"
"Wa'alaikumsalam. Kenapa suara lo?" Reva seperti mengenal suara berat ini. Saat di ingat-ingat...
"RIVAL?!" Reva bangkit duduk dari rebahannya. Wajahnya nampak sekali menunjukkan kekesalan.

"Iya, ini gue. Suara lo kenapa?"
"Lo dapat nomor gue darimana, hah?! Dasar musuh lo!"
"Woy, cewek songong! Lo belum jawab pertanyaan gue!"
"Lo dulu yang jawab pertanyaan gue, musuh!"

"Gak penting gue dapat nomor lo darimana, yang jelas, gue harus tau kenapa suara lo jadi berubah? Lo habis nangis ya?"
"Enggak ya! Buat apa gue nangis? Lo ganggu malam gue aja, musuh! Ada perlu apa sih lo nelpon gue?!"

"Besok lo ikut gue ke toko buku."
"Buat apa? Nemenin lo beli buku? Gak ada temen lo jadi minta gue?"
"Udah, ngikut aja. Lo kasih tau gue alamat rumah lo, gue yang jemput lo."

"Kita ketemuan di toko buku aja deh! Gak usah jemput gue! Entar lo di kira cowok gue lagi."
"Udah, lo kirim aja alamat lo napa? Gue itu cowok gentle, kalau gue yang ngajakin lo berarti gue harus jemput lo ke rumah lo. Udah, gue mau ke kamar mandi dulu,"

"Hahaha...ngapain lo ke kamar mandi? Kebelet ya?"
"Mau col*." Tut. Sambungan seketika terputus. Reva terdiam mendengar perkataan Rival.

"DASAR RIVAL MESUM!!!" Serunya dalam hati.

Di lain tempat,
Rival melempar ponselnya ke sembarang arah. Ia menyamankan posisi kepalanya di atas bantal hitamnya. Senyum terukir di bibirnya.

Kakak OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang