11. Get Well Soon, Honey!

3.7K 115 27
                                    

Reva terbangun. Ia menatap kepala seseorang yang menimpa lengannya. Reva tersenyum. Tangan kirinya yang di infus terangkat untuk mengusap kepala orang itu.

"Kasihan, pasti dia kecapekan." Gumam Reva lirih. Kepala orang itu tiba-tiba terangkat. Wajah bantalnya membuat kadar ketampanannya semakin bertambah.

"Sayang!" Seru Rival kaget ketika melihat Reva sadar.

"Tidur aja lagi, kak. Kakak pasti capek banget." Ucap Reva dengan suara lirih.

"Aku baik-baik aja. Kamu? Kamu yang harusnya istirahat. Atau, kamu mau minum dulu?"

"Iya, aku pengen minum, haus." Rival membantu Reva duduk bersandar, lalu membantunya minum dari gelas.

"Makasih, kak," Ujar Reva setelah Rival membantunya. Rival tersenyum lalu mengecup kening Reva.

"Sama-sama, Va."

Allahu Akbar! Allahu Akbar!

"Azan apa itu, kak?" Tanya Reva.

"Azan magrib. Aku ke masjid dulu ya, kamu di sini aja."

"Iya, kak, hati-hati ya!"

"Iya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Setelah Rival pergi, Reva memutuskan untuk memainkan ponsel Rival karena bosan. Ia membuka galeri. Dan ia terkejut ketika melihat isi galeri tersebut penuh dengan fotonya.

"Fotoku semua?! Ya Allah! Sweet banget sih!"

Sreet!
Reva menatap kearah jendela ruangannya. Seseorang berpakaian serba hitam berdiri di depan jendela dengan wajah tertutup masker. Di tangan kanannya terdapat sebuah balok kayu berukuran cukup besar.

"KYAAAAAAAAAAA!!!!"

Beberapa tim medis yang berada di sekitar ruangan Reva lantas masuk kedalam ruangan. Dengan segera mereka menenangkan Reva yang terlihat ketakutan dan terus berteriak.

"Ya Allah! Ada apa ini?!"

"Anda siapa?" Tanya salah satu perawat.

"Saya suaminya. Saya baru kembali dari masjid, dan sesampainya di sini sudah banyak orang seperti ini. Ada apa?!"

"Istri anda sepertinya ketakutan. Istri anda berteriak sangat kencang tadi. Makanya, kami memutuskan untuk menyuntikkan obat penenang padanya."

"Baiklah,terima kasih, sus."

"Sama-sama mas. Permisi," Semua orang satu persatu pergi. Dan sekarang hanya tertinggal Rival yang dengan setia menggenggam tangan Reva.

"Sayang, maafkan aku..." Rival mencium punggung tangan Reva. Setetes air mata terjatuh keatas punggung tangan Reva, di susul dengan tetesan yang semakin banyak.

"Jangan membuatku cemas, sayang... Aku mencintaimu, sangat mencintaimu..."

💕💕💕💕

Beberapa bulan kemudian,
"Alhamdulillah!" Reva ikut bahagia melihat Rival bahagia karena di terima di kampus pilihannya. Saking bahagianya, Rival memeluk Reva walaupun sedang di tempat umum.

"Syukur alhamdulillah kakak di terima, ini semua karena kerja keras yang kakak lakukan." Ucap Reva sambil mengusap kedua pipi Rival.

"Ini juga karena doa darimu, sayang." Rival mencium jari-jari Reva.

"Sekarang, kita pulang yuk! Aku mau masak enak hari ini," Ujar Reva sambil menggandeng lengan Rival.

"Boleh!" Rival dan Reva segera menuju ke rumah mereka. Dan sesampainya di rumah, mereka di sambut dengan kehadiran seseorang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kakak OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang