*
Taehyung segera mengemasi barangnya begitu perkuliahan berakhir. Taehyung segera melangkahkan kakinya yang pincang menuju tempat dimana ia memarkirkan motornya. Taehyung melajukan motornya menuju perusahan besar, Taehyung bekerja sambilan disana sebagai office boy. Beruntung perusahaan tersebut tidak memandang Taehyung secara fisik tapi lebih pada kemampuan yang dimiliki pada seseorang untu diterima menjadi pegawai diperusahaan tersebut.
Taehyung hanya bekerja di perusahaan tersebut hanya empat jam. Dan dilakukan Taehyung sepulangnya dari kuliah. Taehyung segera mengganti bajunya dengan seragam office boy perusahan.
"Taehyung, baguslah kau sudah datang." sapa seorang namja paruh baya yang menjadi atasan Taehyung.
Taehyung menundukkan kepalanya, "Selamat sore paman Shin, ada pekerjaan yang bisa saya kerjakan lebih duhulu sebelum saya melakukan pekerjaan seperti biasa?"
"Iya, kau antarkan kopi ke ruang Presdir, lalu kau bersihkan ruangan Presdir setelahnya." perintah paman Shin.
"Saya paman?" tanya Taehyung ragu, masalahnya bagian ruangan Presdir itu sudah ada sendiri karyawan yang bertugas membersihkannya.
"Lee Hyun mengundurkan diri karena pindah ke Busan, jadi paman melimpahkan tugas Lee Hyun kepadamu, kau yang bertugas membersihkan kantor Presdir di sore hari, mengerti!" jelas Paman Shin.
"Ne Paman, saya mengerti." jawab Taehyung mantap.
"Jja mulailah bekerja, dan cepat antarkan kopi tuan besar Yunho sebelum kopinya dingin."
"Baik paman, permisi."
Taehyung sedikit gugup ketika menuju ruang Presdir atau tuan besar Yunho pemilik perusahaan tempat ia bekerja. Selama Taehyung bekerja disini, ia belum pernah sekalipun bertatap muka dengan pemilik perusahaan tersebut. Ia takut jika nantinya Presdir tidak berkenan dengan kehadirannya.
Taehyung mengetuk pintu ruang direktur utama perusahaan tempat ia bekerja. Setelah mendapat jawaban dari dalam, Taehyung segera melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam ruangan tersebut seraya membawa secangkir kopi yang masih mengepulkan asapnya.
Yunho terus memandangi office boy yang baru saja masuk kedalam ruangannya. Memperhatikan cara berjalannya lalu menatap wajahnya. Taehyung yang merasa dipandangi oleh direkturnya segera menundukkan wajahnya. Taehyung takut jika direkturnya itu tidak berkenan dengan kehadirannya.
"Apa kamu pegawai yang akan menggantikan Lee Hyun?" suara dalam Yunho membuat nyali Taehyung semakin menciut.
Taehyung menundukkan kepalanya semakin dalam, "I-iya tu-tuan." jawab Taehyung gugup.
"Berapa umurmu!"
"Se-sembilan belas tahun tuan."
"Ya sudah, taruh kopinya di meja, lalu bersihkan ruangan ini!" perintah Yunho.
"Ba-baik tuan." Taehyung segera meninggalkan ruangan Yunho, menuju gudang untuk mengambil peralatan kebersihan.
Yunho menatap pintu yang baru saja ditutup oleh Taehyung. Pikirannya kembali teringat pada anak sulungnya yang ia tinggalkan bersama istrinya, karena kondisi anak sulungnya yang sama dengan pegawainya.
"Bocah itu mengingatkanku kembali akan dirimu Boo." lirih Yunho. "Bagaimana kabarmu dan anak sulung kita?"
Lamunan Yunho akan masa lalunya buyar ketika Taehyung kembali masuk kedalam ruangannya. Taehyung membungkukkan badan kepada Yunho, kemudian memulai pekerjaannya dengan tekun dan telaten. Yunho mengamati gerak-gerik Taehyung disela-sela memeriksa berkas-berkas yang masih menumpuk di mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
FanfictionKebahagian seseorang berbeda-beda, ada yang menilai kebahagian dengan uang, ada pula yang menilai kebahagian dengan kasih sayang. Mingyu, namja belasan tahun yang menginginkan kebahagian. Bukan dari materi, karena ia sudah sangat cukup dengan materi...