07

581 64 9
                                    


"Tuan Presdir . . . sedang apa di rumah saya? Lho Mingyu?" itu Taehyung, yang tiba-tiba sudah berada didepan Yunho yang sedang menyeret Mingyu.

"Taehyung?"




*



"Apa yang terjadi?" Taehyung bingung, pulang kerja mendapati Direkturnya berada di rumahnya, sedang menyeret Mingyu, teman Jungkook.

"Kamu mengenalnya Tae?' tanya Jaejoong.

"Iya Ibu, beliau adalah Tuan Yunho, direktur tempat Tae bekerja, Direktur yang kemarin Ibu buatkan bekal itu." Jelas Taehyung detail.

"Yang kau panggil Tuan itu adalah Ayahmu Tae!" seru Yunho.

"APA?" Taehyung, Mingyu, dan juga Jungkook berteriak. Tidak percaya apa yang baru saja didengarnya.

"Ba-Bagaimana bisa?" Mingyu bertanya, "Ayah, . . . apa benar yang dikatakan Bibi Jaejoong?"

"Kau tidak perlu tahu Gyu, ayo sekarang kita pulang!" Yunho kembali menyeret Mingyu. Namun, Mingyu membrontak, mencoba melepaskan cengkraman Ayahnya.

"Lepaskan! Aku tidak mau pulang!" Mingyu berteriak, menyebabkan emosi Yunho naik.

Plak

Sebuah tamparan mendarat dipipi kanan Mingyu, membuat pemuda berkulit tan itu oleng.

"Mingyu/sunbae!" teriak Jaejoong, Taehyung, dan Jungkook bersamaan.

"Yunho! Apa yang kau lakukan? Apakah begini kau mendidik Mingyu selama ini?" Jaejoong tidak terima, anaknya ditampar didepannya. Mesti Jaejoong tidak membesarkan Mingyu, hati Ibu mana yang tega anaknya ditampar meski oleh ibunya sendiri.

Jaejoong menghampiri Mingyu, meraih lengan anak yang telah lama berpisah darinya, "Mingyu tidak apa-apa?"

"Lepaskan tanganmu Jae! Jangan ikut campur!" perintah Yunho, masih dengan nada tingginya. Yunho kembali mencengkram tangan Mingyu dengan erat setelah tadi sempat terlepas.

"Yun . . . bisakah kita bicara baik-baik didalam?" akhirnya Jaejoong mengalah, jika dilawan dengan emosi tidak akan kunjung selesai.

"Baiklah, besok kita bicarakan masalah ini." sahut Yunho, kemudian kembali menyeret Mingyu masuk kedalam mobilnya. Mingyu hanya bisa menatap dari dalam mobil dengan tatapan sendunya, tatapan minta tolong pada Ibunya.

"Mingyu . . .hiks." pecah sudah tangis Jaejoong yang ditahannya dari tadi, menyaksikan kepergian Mingyu membuat hatinya sakit, ia takut setelah ini Yunho akan menghukumnya.

"Ibu . . . sebaiknya kita masuk kedalam." Taehyung mambawa Ibunya masuk kedalam rumahnya. "Kookie ambilkan Ibu air hangat."

Jungkook segera berlari menuju dapur, mengambilkan segelas air hangat untuk sang Ibu.

"Ibu . . . jadi Tuan Yunho adalah Ayahku?" tanya Taehyung setelah Ibunya tenang.

Jaejoong hanya mengangguk, "Dan Mingyu adalah anak kedua kami." Jaejoong-pun menceritakan semuanya pada Taehyung dan Jungkook. Kisah awal mereka sampai terpisah.

"Kasihan sunbae." lirih Jungkook, "Sunbae tidak punya Ibu yang menyayanginya, Ayahnya –pun sama."

"Ayahnya Mingyu juga Ayahmu Kook." Taehyung mengingatkan.

"Lebih baik Kookie tidak punya Ayah kalau galak gitu." ucap Jungkook dengan polosnya, "Selama ini Kookie juga tidak punya Ayah, tapi tetap baik-baik saja. Besok Kookie mau culik sunbae, supaya sunbae tinggal disini saja." usul Jungkook. "Bolehkan Ibu?"

Jaejoong merangkul Jungkook, mencium pucuk kepalanya, "Boleh sayang . . . bawalah kakakmu ke rumah ini."

#

Yunho masih saja menyeret Mingyu saat memasuki rumahnya, meski Mingyu meronta minta dilepaskan cengkraman tangan Ayahnya. "Ayah lepaskan. . ." mohon Mingyu. Namun, tidak dipedulikan oleh Yunho.

Brak

Yunho membuka kasar pintu kamar Mingyu, "Masuk! Dan jangan keluar tanpa seijin Ayah, bahkan untuk sekolah sekalipu."

"Tapi Ayah . . . Aku ingin bertemu dengan Ibu." ucap Mingyu.

"Kau sudah punya Ibu, jadi jangan temui wanita itu lagi!"

"Dia Ibu kandungku Yah, yang dirumah ini bukan Ibu kandungku, mana ada seorang Ibu yang tidak menyayangi anaknya seperti istri Ayah sekarang."

Plak

Tamparan kembali mendarat dipipi Mingyu, "Dasar anak kurang ajar." Kemudian Yunho meninggalkan kamar Mingyu, tidak lupa ia mengunci kamar tersebut dari luar.

"Ayah ada apa? Kenapa Ayah marah-marah? Apa anak itu berulah lagi?" tanya istri Yunho yang baru saja pulang dari acara bersama teman-teman sosialitanyaa.

"Dah biarkan saja anak itu tidak perlu dipikirkan, lebih baik kita istirahat saja." Yunho merangkul istrinyaa mengajaknya ke kamar utama untuk istirahat.

Dikunci dari luar bukan masalah bagi Mingyu. Dengan segera Mingyu mengemasi barang-barang yang ia anggap penting, seperti uang tunai, walau tidak banyak tapi lumayan. Mingyu juga memasukan dua stel baju kedalam tasnya. Mingyu membuka jendela kamarnya, dan kabur melalui pintu belakang yang tidak dijaga oleh security. Mingyu melompat pintu gerbang belakang rumahnya, karena Mingyu tidak memiliki kuncinya. Mingyu bisa melewati pintu gerbang tersebut dengan luka yang menggores betisnya. Sebuah paku menyembul dari pintu gerbang yang terbuat dari kayu tersebut.

Tujuan Mingyu adalah rumah Jaejoong. Ia ingin tinggal bersama Ibunya. Ia ingin merasakan kebahagian disayang oleh Ibunya. Ia bisa merasakan saat Jungkook bercerita tentang Ibunya.

"Ibu aku datang."

#

Mingyu mengetuk pintu rumah Jaejoong dengan brutal, Mingyu sudah lelah berjalan jauh dari rumahnya ke rumah Jaejoong sambil menahan luka dikakinya. "Ibu . . . Kookie! Bukakan pintu! Ini aku Mingyu."

"Mingyu?" Jaejoong terkejut melihat keadaan anak keduanya yang sudah berada didepan rumahnya. Wajah Mingyu pucat, dengan peluh membanjiri wajahnya, nafasnya juga tersenggal-senggal.

Jaejoong segera memapah anak keduanya menuju sofa sebelum anaknya pingsan. Jaejoong yakin jika Mingyu tidak segera mendapatkan pertolongan maka anak itu bisa pingsan dimana saja.

"Tae! Kookie! Bantu Ibu nak."

"Astaga sunbae?"

"Kookie ambilkan air hangat ne. Tae bantu Ibu nak."

"Kita bawa kekamar saja Bu, supaya Mingyu bisa istirahat dengan nyaman." Jaejoong menyetujui usul Taehyung. Taehyung dan Jaejoong membawa Mingyu ke kamar Jaejoong, karena di rumah hanya ada dua kamar. Mingyu hanya pasrah akan dibawa kemana, untuk malam ini ia merasa aman dan nyaman di kelurga yang baru ia temui.



*

yg ini aku selesaikan dulu, sembari nunggu ide buat ff yang lain.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang