05

538 60 10
                                    


*

Mingyu mengantarkan Jungkook hingga depan rumahnya, sekalian ia akan pergi ke sanggar lukis. "Sunbae, . . mampirlah ke kedai jika sunbae ada waktu luang, nanti Kookie kenalkan dengan Ibu Kookie."

"Hn . . . dimana kedainya?" tanya Mingyu.

"Disebelah kanan pertigaan itu sunbae." Jungkook menunjuk pertigaan yang berada seratus meter dari tempat ia berdiri.

"Ok, nanti kapan-kapan aku akan mampir." Mingyu lalu menyalakan motor sportnya dan melaju meninggalkan Jungkook.

"Hati-hati sunbae, terima kasih." teriak Jungkook yang hanya dibalas lambaian tangan oleh Mingyu.

Jungkook masuk ke dalam rumahnya setelah Mingyu menghilang dari pandangannya. Jungkook merasa nyaman berada didekat sunbaenya yang bernama Mingyu, padahal belum lama Jungkook mengenalnya.

Jungkook meletakkan tas serta buku paket yang dibawanya dari rumah Mingyu. Berganti seragan dengan kaus dan celana pendek, bersiap untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Setelahnya Jungkook menata buku pemberian Mingyu dimeja belajar yang digunakan bersama dengan Taehyung.

#

Tiga bulan telah berlalu, hubungan Mingyu dan Jungkook juga semakin dekat. Mingyu sangat melindungi Jungkook dari para pembully, termasuk adiknya Jaehyun. Mingyu rela berantem dengan Jaehyun hanya karena membela Jungkook, hingga berakibat ia dipukuli oleh Yunho karena Jaehyun mengadu pada orang tuanya.

Jungkook selalu membawakan bekal untuk Mingyu, dan Mingyu dengan senang hati menerimanya. Karena bekal yang dibawakan Jungkook benar-benar enak. Namun, sayang Mingyu belum sempat mampir ke kedai milik Ibunya Jungkook.

Yunho juga semakin menyukai kinerja Taehyung. Hasil pekerjaan Taehyung sangat memuaskan, dari membersihkan ruangan, membuatkan kopi hingga memijit, semua dapat dilakukan dengan baik oleh Taehyung. Tidak jarang Yunho memberikan tips pada Taehyung sebagai tanda terima kasihnya. Sehingga Taehyung bisa membawa oleh-oleh untuk Jungkook ketika pulang bekerja. Bahkan, Yunho akan memberikan pekerjaan yang lebih layak setelah Taehyung lulus kuliah.

Jaejoong selalu tersenyum bahagia mendengarkan cerita dari kedua anaknya. Taehyung yang selalu bercerita tentang bosnya dikantor dan Jungkook yang selalu bercerita tentang sunbaenya.

"Ibu, bisakah aku minta dibuatkan bekal untuk tuan presdir?" pinta Taehyung.

"Boleh, tapi apa presdirmu mau menerimanya?" Jaejoong tidak masalah membuatkan bekal untuk presdirnya Taehyung, tapi yang jadi masalah apa presdirnya Taehyung mau menerima masakan rumahan.

"Besok Tae akan mencobanya Bu, semoga presdir berkenan." sahut Taehyung.

"Baiklah akan Ibu buatkan besok, satu untuk sunbaenya Mingyu yang baik hati dan juga satu untuk presdirnya Taehyung." ucah Jaejoong sambil tersenyum. "Jja . . . sekarang kalian tidur jika sudah tidak ada tugas yang dikerjakan lagi. Kalian harus jaga kesehatan." perintah Jaejoong, dan langsung dipatuhi oleh kedua anaknya.

#

Taehyung masuk ke ruangan Presdir sambil membawa bekal yang dibuatkan Ibunya. Sesuai rencana tadi malam Taehyung akan memberikan bekalnya untuk Yunho, Presdir tempat taehyung bekerja.

'Semoga Tuan Presdir mau menerima bekal dariku.' batin Taehyung. Taehyung menyeret kakinya menuju meja milik Yunho yang kebetulan saat ini tengah kosong, karena Presdir masih ada pertemuan dengan koleganya di Meeting Room.

Taehyung melaksankan tugasnya setelah meletakkan kotak bekal di meja Yunho. Tidak beberapa lama Yunho masuk dalam ruangannya dan menemukan kotak bekal diatas mejanya. Yunho segera memanggil Taehyung untuk bertanya siapa yang menaruh kotak bekal dimejanya.

"Taehyung!" panggilnya pada Taehyung yang tengah membersihkan kamar mandi.

"Ya Tuan." Taehyung menunduk hormat, "Ada yang bisa saya bantu?"

"Bekal dari siapa ini?"

"Itu dari saya Tuan, Ibu saya yang memasaknya sebagai ucapan terima kasih karena menerima anaknya dengan baik Tuan." jawab Taehyung.

"Oh, Terima kasih." Ucap Yunho, menaruh bekalnya dipinggir meja, kemudian membuka file-file yang harus ia kerjakan. Berniat memakan bekal dari Taehyung nanti ketika ia merasa lapar.

Benar juga, satu jam berselang Yunho merasa lapar. Yunho membuka bekal yang diberikan oleh Taehyung. 'Seperti tidak asing dengan rasa masakannya?' gumam Yunho, Ia pernah merasakan rasa masakan seperti yang dimakannya saat ini. 'seperti masakan Jaejoong.' Yunho mengambil makanannya lagi, 'Kenapa aku jadi mengingat perempuan itu? Perempuan yang sudah mengkhianatiku,'. Yunho segera menepis ingatanya, menghabiskan bekal pemberian Taehyung dengan segera.

Sore ini Mingyu menyempatkan diri untuk mampir ke kedai milik Ibu-nya Jungkook. mingyu hanya merasa tidak sopan saja, setelah sekian lama menikmati bekal buatannya, tapi belum pernah sekalipun bertemu dan mengucapkan terima kasih.

"Ibu . . ." teriak Jungkook, begitu turun dari motor besar Mingyu. "Lihat siapa yang datang!" Jungkook berlari kedalam kedai untuk mencari keberadaan ibunya.

"Kookie kenapa teriak-teriah hem?" Jaejoong mengusap kepala Jungkook, membuat pemuda yang datang bersama Jungkook iri. Ia juga ingin diperlakukan seperti itu oleh Ibunya, meskipun hanya Ibu tiri yang ia punya sekarang.

"Kookie datang bersama sunbae Ibu, namanya Kak Mingyu." sahut Jungkook.

Mingyu menundukkan kepalanya, "Jung Mingyu," mengulurkan tangannya kemudian kepada wanita cantik yang berdiri didepannya.

"J-Jung Mi-ngyu?" ulang Jaejoong, ia teringat akan anak keduanya yang dibawa oleh suaminya dulu.



*

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang