Chapter 3 : Sebuah Lamaran?

901 82 4
                                    

Christoria PoV

Aku tak tau apa maksudnya ini, tapi lelaki pirang itu mengurungku di kamar yang mewah ini selama 3 hari. Dan semenjak hari itu aku belum bertemu lagi dengannya. Sebenarnya apa yang dia rencanakan?

" walau tempat ini sangatlah mewah, tapi bagiku ini sama saja seperti penjara " gumamku seraya menghela nafas kasar.

Tak lama pintu terbuka dengan tiba-tiba membuatku tersentak kaget.

" kau yakin beranggapan seperti itu? " ucap seorang wanita dengan tunik hijau tuanya yang indah.

" e-eh? " aku masih terdiam karena bingung harus bereaksi seperti apa, dan lagipula siapa dia?

" ah maaf, aku belum memperkenalkan diri. Aku Siduri, sekretaris yang mulia Gilgamesh " ia tersenyum lembut.

" a-ah.... Aku Christoria " aku ikut memperkenalkan diri dengan kaku.

Dia terkekeh pelan melihat gelagatku yang gugup. " aku tau, dan juga tak perlu kaku seperti itu Christoria "

" omong-omong, Gilgamesh ingin kau menemuinya, jadi aku akan membantumu berdandan " ucapnya lagi sembari berjalan mendekatiku.

" aku? Memangnya ada apa? " tanyaku.

" entahlah, ada hal yang ingin dibicarakannya padamu "

~~

Inilah alasan kenapa aku sama sekali tak tertarik menjadi keluarga bangsawan. Cara berpakaian mereka yang sangat rumit. Gzz... aku lebih suka pakaianku yang sebelumnya.

" lihatlah! Anda terlihat sangat menawan! " Siduri dengan semangat menyeretku ke depan cermin.

Aku melihat pantulan diriku dicermin. Ah, mungkin aku mulai sedikit mengerti mengapa banyak laki-laki yang bolak-balik melamarku.

" sebaiknya kita segera menemui Gilgamesh, kita tak boleh membuatnya menunggu lama " ucapnya dan hanya kubalas anggukan kecil.

~~~

Kami berdua menyusuri koridor istana menuju ruang singgasana sanga raja. Setelah agak lama berjalan akhirnya kami telah sampai di depan pintu ruang singgasana. Disana terdapat dua orang penjaga yang berdiri di masing-masing sisi pintu yang kokoh itu, dan sebelum masuk Siduri sempat mempertanyakan kesiapan mentalku dan memberi beberapa peringatan-peringatan kecil tentang agar tak membuat sang raja marah.

Siduri mendorong kedua sisi pintu tersebut dan memperlihatkan sebuah ruangan yang sangat megah, dan diruangan yang megah itu terdapat kursi singgasana yang sedang diduduki oleh sang raja, Gilgamesh.

Aku dapat melihat wajah arogannya, dagunya yang diangkat memberi kesan angkuh padanya. Yah... Namanya juga seorang raja.

" aku membawanya sesuai perintahmu, yang mulia " ucap Siduri yang setelah itu menoleh kearahku memberi isyarat agar aku masuk dan mendekat pada Gilgamesh.

Menurutinya aku pun masuk kedalam ruang singgasana, baru beberapa langkah aku masuk, Siduri sudah menutup kembali pintu tersebut dan hal itu sontak membuatku sangat panik. Tentu! Diruangan yang luas nan megah ini hanya terdapat Gilgamesh dan diriku saja.

Aku berhenti dan memandang pintu kokoh yang kini sudah tertutup itu.

" mau sampai kapan kau memandangi pintu itu? Aku tak akan membiarkanmu pergi sebelum pembicaraan kita selesai " ucap Gilgamesh dengan lantang.

Ah... Gawat, aku lupa sedang berhadapan dengan siapa. Dengan segera aku memandang wajahnya yang angkuh itu dengan tatapan biasa dan tak berucap sepatah katapun.

An Eternal Promise (Gilgamesh x OC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang