2.Alva Gio Manatta

4 2 0
                                    

*sorryfortypo
.
.
.
.
.

Gio mengelap keringat nya dengan lembut. Setelah berolahraga yang cukup menguras energi, Gio memilih masuk kamar dan mengganti pakaian.

Olahraga adalah hobi Gio. Mungkin Gio tak ingin jika olahraga disebut sebagai hobinya karena bagi Gio olahraga adalah kewajibannya.

"Gio cepat turun!! Kamu belum sarapan!!". Ucap Irene, ibunda Gio.

"Bentar ma!! Ganti baju dulu!! Sisain aja salad buahnya yaa!!!". Teriak Gio dari kamar. Setelah mengganti pakaian olahraga dengan baju kaos lengan pendek berwarna biru polos dibalut kemeja merah kotak kotak dan celana pensil hitam semata kaki, alih alih ke ruang makan Gio malah mengambil ponsel dan duduk di samping tempat tidur.

Gio membuka aplikasi whatsapp dan nge-chat sahabat karibnya.

Gabriel Alando
Online

P✅

Uyy|08.34

Lo lagi dimana??✅

Gi di toko baju io|08.34

Toko baju?? Ngapain lo di situ,,
Tumben amat!!✅

Huff! Gue tuh di suruh bokap
gue untuk nyari baju buat acara
milad sekolah nanti|08.35

Hahaiee!! Untung gue
belum masuk sekolah itu:P✅

Alah! Tunggu aja lo pas udah
masuk!! siap siap aja sama
kepsek alias bapa gue
yg sangar!|08.35

G takut:p palingan gue
di sayang ma bokap lu,,
buktinya dia masukin gue ke SMA itu kan??✔

Woy✔

Ywdahlah,, happy cari baju sampe bangkotan:))✔

Gio mengunci ponselnya dan menyimpannya di atas nakas. Ya,, Gio adalah anak yang terlahir dengan otak yang cemerlang. Sampai sampai ayah dari sahabatnya, Gabriel yang merupakan kepala sekolah SMA ternama di kotanya menarik Gio masuk ke SMA nya. Mungikn kecerdasan Gio merupakan turunan ayah nya yg merupakan CEO perusahaan terbesar di Asia.

Gio menatap pintu setelah mendengar ada yg membukanya. "Woy bang! Ketuk pintu dulu kek klo mau masuk kamar orang!!". Celoteh Gio ketika Benjamin masuk ke dalam kamarnya.

"Gue minta parfum yah!!". Bukannya Benjamin meminta maaf, dia malah mengambil parfum milik Gio yang berada di atas meja dan langsung kabur terbirit birit ketika Gio hendak melontarkan kata kata dengan niat mengomel.

Gio memutar kan bola matanya malas. Kebiasaan kakak laki lakinya ini sering membuat Gio mengomel setiap hari. Oh.. Bukan.. Bahkan setiap jam.

Gio turun menuju lantai satu dimana ruang makan berada. Dia berjalan dengan agak bergontai gontai. Dia tiba tiba memikirkan satu hal yang tak ingin di ingatnya. Akan kah di sekolah barunya nanti akan menemukan sesosok orang yang sedang ia cari selama ini??. Semoga saja. Gio membatin.

.
.
.
.
.
****

#BagasArya

Oh My GodnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang