Chapter 1 - Oh My Godness

14 3 1
                                    

Aku rindu tawa mu...

****


-AlvaGioManatta

.
.
.
.
.

Kriiiiiiiiing kriiiiing...

Suara dering alarm jam memekakan telinga. Cessa mengucek matanya dan mematikan jam alarmnya dengan kasar. Ia masih merasa kantuk karena kemarin seusai acara milad sekolahnya, dia bermain di rumah sahabatnya hingga larut malam.

Cessa menyandarkan diri di sandaran kasurnya. Alih alih masuk kamar mandi, ia malah mengambil benda pipih di sampingnya. Dia membuka layar ponselnya. Cessa menekan ikon whatsapp di layar. Cessa terkikik geli setelah membaca chattan dari grup sahabat sahabat karibnya.

CalonSuamiCokegan

Yolanda:
P|05.48

Saffira:
Uyy|05.49

Saffira:
^2|05.49

Yolanda:
Ngapa lu ra?|05.52

Saffira:
Ngewakilin cessa yg kayaknya masih
terjebak di alam mimpi|05.52

Yolanda:
-_-|05.53

Yolanda:
Genks siap ketemu alva hari ini:))??|05.53

Saffira:
Alva?? Ngapain ketemuan di alva??|05.53

Yolanda:
Ihh bukaaan!! Masa lo lupa sama
cowok yg lo ceritain ituu!!!|05.54

Saffira:
Oeh! Anak baru itu??|05.55

Anda:
Manggilnya Gio bukan??✔

Yolanda:
Sok tau lu cess|05.56

Saffira:
^2|05.56

Anda:
Serahlah!!✔

Anda:
Betewe kalian udh siap siyap blum??✔


Cessa memandang lama layar ponselnya. Menunggu balasan dari teman temannya. Hampir setengah jam dia mematung menunggu balasan teman temannya hingga akhirnya ponsel Cessa berdering.

Yolanda:
Siyap dunks, gue udh lagi sarapan pen otw|06.48

Saffira:
^2|06.48

Anda:
Ngechatt kapan bales kapan -_-|06.49

Cessa mengunci ponselnya dan beranjak menuju kamar mandi. Dia memikirkan tentang apa yang dibicarakan teman digrup chatnya. Yaitu tentang anak baru berparas tampan yang memiliki nama Alva Gio Manatta. Apakah Gio ini merupakan Gio yang kukenal??. Cessa membatin sambil membuka pintu kamar mandi.

****


Gio memakan roti yang di jadikan sarapannya pagi ini. "Mwah, pwah, shalwadh bwhuah ghio mhana??". Ucap Gio tidak jelas karena roti memenuhi mulutnya.

"Gio.. Gio.. Lo tuh udah SMA masih aja kayak bocah". Ucap Benjamin menimpali. "Oh iya,, lo kan emang bocah!". Lanjut Benji menghardik Gio.

"Bacot lo bang!" balas Gio kesal.

Irene dan Arya melotot ketika mendengar ucapan Gio. Menyadari hal itu, Gio nyengir dan meminta maaf. "Hehehe, maaf mah, pah, lagian bang ben idiot!".

Benjamin menoyor pelipis adiknya. "Aww!!". Ringis Gio. Gio membalas kelakuan kakaknya dengan menendang tulang keringnya.

"Gio.. Ben..". Ucap Arya yang membuat kedua anaknya nyengir merasa tak bersalah. Arya kemudian membuka pintu kulkas untuk mengambil salad buah."Nih". Ucapnya sembari meletakan salad buah yg ia bawa di depan Gio.

Gio segera mengusaikan acara sarapannya. "Mah, pah, Gio berangkat dulu". Ucap Gio lalu memberi salam pada kedua orang tua nya.

"Ke abang ga salim nih??". Tegur Benjamin dari belakang Gio.

"Perlu tah??". Sindir Gio dan terkikik setelahnya.
"Bang,, Gio berangkat.... Dah! Puas?!" salam Gio sedikit ngegas.

"Niat banget ya lo!". Gio langsung mengambil salad buah nya dan kabur setelah Benjamin berkata begitu.

Sekip ae ya~
.
.

****

Gio menghentikan laju N-max nya ketika sampai di depan gerbang SMA Plus Karya Nusawan. Dia mendongak menatap langit. Meneguk salvianya gugup. Ya,, yang ia rasakan sekarang adalah gugup.

"Gio!!"

Gio terlonjak kaget ketika namanya dipanggil. Ia membelalak ketika melihat orang yang memanggil nya tadi. Dia adalah.......
.
.
.
.
.

****

#NextChapter
#SORRY KLO PENDEK:))
See you:*

Oh My GodnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang