*soraru_side*

329 31 5
                                    

Langit tampak mendung diatas kepalaku, sepasang manik shappire miliku menatap langit itu, raut wajahku mungkin terlihat datar dan dingin sekarang ini, tanganku terulur saat setetes air jatuh membasahi pucuk hidungku.

"Gerimis..." gumamku, sambil memperbaiki syal yang sedang melingkar manis di leherku, lalu kaki melangkah pelan kearah minimarket didepanku.

Aku mendorong pelan pintu itu, dan tidak lupa mengambil keranjang guna mengisi barang belanjaanku yang bisa dibilang banyak.

Aku mengambil Sayuran, daging,dan beberapa bumbu masakan, ah... Tidak lupa cemilan yang akan aku makan saat aku bermain game nanti. Saat aku melewati rak- rak yang berjejer rapi, aku tidak sengaja melihat satu objek yang membuat hatiku nyeri.

Sebuah boneka teru teru bouzu terletak dengan apik disatu rak yang akan ku lewati, rasanya akan ada yang keluar dari mataku, tapi aku menahannya, membuat mataku terasa perih.

Cepat-cepat kuangkat keranjan yang sudah berat itu menuju kasir, lalu meletakkan keranjan itu kemeja kasir.

"Semuanya 29,5 yen"

Setelah penjag kasir itu menyebutkan nominal belanjaanku, dengan cepat aku memberikan uang 30 yen tampa mengambil kembalian, lalu berjalan keluar. Aku tidak menjawab ucapan sang kasir yang mengucapkan kembalian anda tuan, dan aku pun menarik pintu didepanku.

Saat dia sudah diluar, langit yang tadinya hanya mendung ditambah rintik-rintik kecil air hujan, sudah mulai terasa deras dan memutuskan untuk berteduh didepan minimarket. Aku kembali menatap langit mendung diatasku, pikiranku menerawang kembali tentang kejadian itu, kejadian dimana hubungan ku dan bocah albino itu meregang.

Hari sabtu senja yang diguyuri gerimis, tapi meski gerimis, langit tidaklah semendung saat ini, masih ada warna jingga dengan sentuhan kemerah-merahan.

Saat itu mafu mengajakku ketemuan melalui pesan email,

From:Uni_Mafu_Mafu
'Soraru-san~~ ayo kita ketemuan ditempat biasa, aku kangen~~~'

Aku tersenyum membaca email dari nya, setelah itu aku bergegas mengambil jaket dan juga syal, lalu aku memakai sepatu nike berwarna biru pemberian mafu.

.

.

.

.

"Kita putus soraru-san... " Kata mafu dengan lirih, ia alihkan manik rubi nya menatap jendela lebar kafe disampingnya.

Aku menatap mafu tak percaya, padahal aku baru saja sampai dan menduduki pantatku kekursi empuk ini, kupikir mafu akan memeluk ku dengan kencang seperti biasanya untuk melepaskan kerinduan nya.

Tapi bahkan pelukan, senyuman manis yang selalu tempel dibibirnya saja, tidak dia tunjukkan. Jangan-jangan mafu sudah tidak mencintaiku ya?  Jangan-jangan mafu punya simpanan, lalu lebih memilih simpananya dari aku kali ya?

Aku tertawa keras setelahnya, membuat bocah albino didepanku dan para pelanggan kafe ini menatapku aneh. Aku ini kenapa sih, bisa saja mafu hanya bercanda kan?

"Ada apa soraru-san??  Kau sakit?" tanya mafu khawatir, kedua tangan kecilnya menggenggam kedua bahu lebar nan kokoh milikku, matanya menyiratkan kekhawatiran yang sangat over.

Yuudachi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang