Pengarang : EGA
Akun Wattpad :
Judul : AYAH
"Plaaaaak"
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Nick. Dia terhuyung ke kanan sambil memegang pipinya yang terasa perih akibat tamparan yang mendadak itu.
"Dasar anak bodoh!" maki Robert, ayah Nick, "Memijat pundak ku saja kau tidak becus!" dengan murka, dia memandang Nick yang hanya mampu berdiri di sudut ruangan dengan tubuh gemetar.
"Semua yang aku perintahkan padamu tidak ada satupun yang di kerjakan dengan baik dan benar." Robert berniat untuk kembali menampar Nick tapi dia urungkan ketika melihat Nick mundur beberapa langkah.
"Kau itu terlalu lemah untuk disebut sebagai seorang lelaki Nick .... " ayah Nick berhenti berbicara sejenak, dia menaikan kakinya ke atas meja, mengambil sebatang rokok lalu membakarnya dengan pematik, kemudian menghisap rokok itu dalam-dalam dan mulai melanjutkan ucapannya, "kau ini lelaki yang lemah dan juga bodoh. Sungguh aku sangat menyesal telah merawat dan membesarkanmu selama ini."
Sementara Nick hanya mampu mendengarkan setiap kata yang terucap dari mulut sang ayah.
"Kau tahu? AKU SANGAT MENYESAL MEMPUNYAI ANAK SEPERTI KAU!!!" Robert berteriak dengan suara yang cukup keras, sampai-sampai Nick dapat merasakan kaca jendela rumahnya ikut bergetar saat sang ayah berteriak.
Nick tak sanggup lagi untuk menahan bendungan air yang sejak tadi sudah terkumpul di sudut matanya, dia mulai menangis.
Ayah Nick memandang putra satu-satunya itu dan berbicara dengan ketus. "Oh ayolah Nick, sekarang kau mulai menangis seperti bayi. Sungguh menyedihkan. Aku sungguh terharu, seharusnya kau pergi saja bersama ibumu ke neraka."
"Sekarang pergilah ke dapur dan segera buatkan aku makanan, dan satu lagi beer-ku sudah habis, ambilkan yang masih baru dari dalam kulkas dan segera enyah dari hadapanku!!!" perintah Robert seraya mendorong tubuh Nick menggunakan kakinya itu untuk segera pergi dari hadapannya.
Nick tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Sambil mengelus pipinya yang masih berdenyut nyeri, ia segera pergi ke dapur dan mengerjakan apa yang telah di perintahkan oleh ayahnya. Menjaga jarak sejauh mungkin dari sang ayah adalah pilihan yang amat melegakan untuk Nick. Karena dengan begitu dia dapat terhindar dari amukan dan tatapan jijik dari Robert yang di tunjukan secara terang-terangan kepadanya.
Nick tahu betul kenapa sang ayah sangat murka setiap kali melihat wajahnya, dia di paksa mengingat kembali kejadian sepuluh tahun yang lalu, ketika itu Nick berumur sepuluh tahun.
Terdengar teriakan yang berasal dari lantai atas dan juga suara benda pecah, Nick kecil yang sedang bermain di lantai dasar segera berlari naik ke lantai atas.
"JADI INI YANG KAU LAKUKAN DI BELAKANGKU," gertak Robert.
Nick kecil makin mempercepat langkahnya, ketika mendengar suara menggelegar sang ayah, ia tahu bahwa ayahnya terdengar sangat marah.
"Tidak, ini hanya salah paham mas. Tolong dengarkan aku ---- "
"Diam, wanita jalang. Aku tidak ingin mendengarkan semua omong kosongmu itu!" sela Robert menatap tajam wanita yang sudah ia nikahi selama sebelas tahun yang lalu.
Nick telah sampai di lantai atas dan langsung menghampiri kamar utama dimana suara pertengkaran itu berasal.
"Sayang ... sebaiknya kita beritahu suamimu yang sebenarnya."
"Diam kau." Nancy ibu Nick memukul lelaki asing yang telah menciptakan kesalah pahaman antara dirinya dan sang suami.
Nick dapat melihat sang ayah yang tampak murka tengah berdiri membelakanginya.
Di sana ia juga dapat melihat dua orang yang sedang bertengkar, salah satunya adalah sang ibu yang telah melahirkannya.
"Sejak kapan kau selingkuh di belakang ku?" terlihat jelas bahwa sang ayah sedang menahan emosi.
"Tidak mas, ini tidak seperti yang kau ---- "
"Ckckck," lelaki asing itu berdecak, "suamimu pasti tahu apa yang sedang kita lakukan berdua di dalam kamar ini sayang."
Rahang Robert makin mengeras dengan kedua tangan terkepal di kedua sisi tubuhnya ketika mendengar pernyataan dari lelaki asing yang dia yakini sebagai selingkuhan sang istri.
"Ayah ... Ibu," ucap Nick pelan, ketiga orang yang ada di dalam kamar itu sontak menoleh ke daun pintu yang terbuka.
"Ah ... Kebetulan sekali ada Nick, bagaimana kalau kita beritahu siapa ayah kandung yang sebenarnya."
"Apa maksudmu?" tanya Robert seraya melayangkan tatapan tajam pada lelaki itu.
"Jaga ucapanmu!" teriak Nancy penuh emosi, "Nick jelas anakku dan juga Robert."
"Apa kau yakin, kalau Nick putra dari suamimu itu? bukannya kita sering melakukan itu saat suamimu tidak ada?, apa perlu kita lakukan test DNA?" tantangnya dengan wajah menyeringai. Ucapan dari pria itu membuat Robert terkejut.
Detik berikutnya Robert telah melayangkan pukulan pada wajah pria yang mengaku ayah kandung dari Nick secara membabi buta, Nancy yang melihat sang suami berusaha untuk menarik tubuh Robert dari atas tubuh pria asing tersebut, tapi Robert malah mendorong tubuh Nancy kebelakan dengan sangat keras, Nancy tersungkur dan naas kepalanya membentur ujung tempat tidur hingga tak sadarkan diri.
Satu tahun setelah kejadian itu Nancy akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dan pergi meninggalkan Nick bersama dengan Robert yang mulai membenci Nick.
***
Keesokan harinya, Nick keluar dari kamar dengan heran. Keadaan rumah nampak sepi. Biasanya, pagi-pagi sekali ayahnya sudah berteriak memanggil nama Nick untuk segera melayani dirinya. Tapi pagi ini berbeda, suasana rumah nampak sepi.
Nick berjalan ke arah dapur dan terkejut bukan kepalang saat menemukan ayahnya terbaring di lantai dapur dengan tubuh bersimbah darah.
Di sekujur tubuh ayahnya itu nampak banyak lubang bekas tusukan pisau, Nick melihat mulut ayahnya yang sudah terbelah sampai ke ujung telinga, lidahnya telah terpotong sampai ke pangkal tenggorokan, matanya mendelik ke atas, dan wajahnya menggambarkan kesakitan yang luar biasa.
Nick terperangah dengan apa yang sedang dia lihat.
Dia berlutut di sebelah jasad ayahnya, seakan masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya itu. Nick mulai menangis. Nick menangis sampai tubihnya bergetar hebat.
"Ayah ... ayah .... " dengan sisa tenaganya Nick mulai memangil-manggil sang ayah yang telah terbujur kaku.
Nick menunduk memandang jasad ayahnya, dia mulai berbisik dalam isak tangisnya.
"Ayah, aku tahu engkau sangat membenciku. Namun seandainya waktu dapat terulang, aku ingin engkau hidup kembali ayah ---- " ucapan Nick terputus, dia menyeka air matanya dengan punggung tangannya. Kemudian kembali melanjutkan ucapannya yang sempat terhenti sambil tersenyum jahat, "agar aku dapat membunuhmu sekali lagi."