27 Januari 2016
"Konsep kita kali ini adalah pria-pria keren yang berkeliaran di dalam labirin," Namjoon terkekeh di depan kamera yang tengah mewawancarainya, dan Seokjin di sebelahnya pun menyahut.
"Aku seharusnya kebingungan dengan labirinnya, tapi aku selalu menemukan jalan keluar,"
"Apa kau mencoba sombong, hyeong?"
"Ah, tidak, tidak. Aku memang selalu menemukan jalan keluarnya," Seokjin tertawa lalu berlari melihat si bungsu tiba-tiba mengejar, sebelum ia dipeluk erat olehnya. Namjoon hanya menghela napas, membernya kadang bertingkah layaknya kumpulan anak TK, dan dia, sebagai leader, adalah guru yang berusaha membimbing muridnya dengan baik.
"Kalian semua! Kami sudah menyelesaikan cuplikan syuting video musik, sekarang kami mau makan!" seru Jimin dari kejauhan, mencoba bicara pada kamera yang seolah adalah jutaan penggemar mereka.
"Kalian dengar? Kami mau makan. Oh ya, tolong dengarkan lagu yang kami ciptakan untuk mv ini, judulnya Young Forever. Semoga bisa membuatmu bernostalgia dengan masa muda, sampai jumpa, saranghae,"
Namjoon berbalik begitu kamera dimatikan, menyusul lainnya yang sudah duduk di van, bersiap ke tempat makan. Sepanjang perjalanan, ia hanya memandangi pemandangan luar, sementara sebelahnya, Jimin sedang tidur, dan sebelahnya lagi, Taehyung, yang sama-sama menikmati perjalanan. Ia yakin, empat sisanya—yang duduk di belakang—sudah tidur lelap sebab ia mendengar dengkuran samar yang bersahutan. Namjoon menatap Taehyung sendu. Lelaki itu bersikap biasa saja setelah apa yang baru saja terungkap. Ya, mengenai kakaknya yang ternyata sahabat Namjoon, cinta pertama Namjoon, perempuan yang sangat Namjoon hargai. Pada akhirnya, dunia seolah sempit, membuatnya bertemu dengan sang adik yang selama ini Hyosoo sebutkan dalam kerinduannya, sekaligus dalam kebenciannya.
Namjoon tidak mengerti, kenapa Hyosoo membawa-bawa nama Taehyung dalam bencinya? Kalaupun alasannya pergi adalah konflik orangtua, lalu Taehyung? Apakah Taehyung adalah sebab yang memicu konflik?
Namjoon diam-diam menghela napas. Ingat dengan persahabatannya yang pincang. Hanya Hyosoo yang mengenalnya begitu dalam, sedangkan ia mengenal Hyosoo dangkal sekali. Kini, adik sahabatnya sudah di depan mata, sementara ia gagal melindungi keberadaannya. Bahkan, Namjoon tidak tahu kronologi Hyosoo yang kecelakaan. Seokjin adalah orang yang membawa Hyosoo ke rumah sakit, tapi ia tidak menyaksikan apapun, yang ia lihat, ada perempuan tergeletak bersimbah darah di jalanan yang sepi.
Ia sangat terpukul saat itu. Bagaimana Hyosoo yang sempat koma selama 3 hari, sebelum menyerah pada sakitnya. Perempuan itu terluka parah. Dokter bilang, tulang rusuknya patah dan menusuk paru-paru, sementara lambungnya mengalami pendarahan karena benturan hebat. Namun, kenapa reaksi Taehyung berbeda sekali? Kenapa Taehyung hanya diam dengan pandangan kosong sementara Namjoon terisak menceritakan semua?
Apa... sebenarnya, hubungan Taehyung dan Hyosoo itu tidak dekat? Atau... Taehyung juga membenci Hyosoo?
Astaga, Namjoon merasa berlebihan jika harus mencampuri urusan pribadi mereka berdua.
Mobil perlahan berhenti memasuki area parkir sebuah rumah makan di atas danau. Namjoon membangunkan member di belakangnya dengan pelan, dan Jimin sudah dibangunkan lebih dulu oleh Taehyung.
"Hoaaahm—pfftt,"
"Tutup mulutmu jika menguap, hyeong," Jimin berucap datar, tangannya ia tarik kembali setelah menutup paksa mulut lebar Hoseok yang menganga.
"Sepertinya, makan di atas danau ide yang bagus," Namjoon tersenyum pada Sejin, sebelum keduanya masuk ke rumah makan yang terbuat dari kayu.
"Hyeong, bolehkah aku memancing?" si bungsu menyela di antara keduanya, menatap dengan penuh binar pada Sejin, berharap sekali mata beningnya dapat menggoyahkan hati sang manager.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA
ФанфикJangan jadikan janji kita hanya sebatas fatamorgana __________________________________ Inspirated by BTS ©Hazel2017 start : 10 Oktober 2017 end : 1 Januari 2019 SAYA TIDAK MEMPUBLISH FIKSI INI DI LAPAK MANAPUN, HANYA DI WATTPAD