Permintaan Kesya

40 1 0
                                    

Pagi ini mentari menampakkan jati dirinya di arah timur. Kesya mengusap matanya yang masih mengantuk dan alam di sekitarnya masih bayangan-bayangan yang masih tidak jelas. Setelah nyawanya berhasil terkumpul, Kesya mengambil jam beker diatas meja nya.

Mata Kesya berhasil membulat melihat jam beker itu. Dia langsung berlari menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

"MAMAAA!! GUE TELAT 15 MENIT!!"

***

Kesya komat kamit membaca do'a di dalam hatinya. Sungguh jantungnya berdegub kencang sekarang. Dia harus menemui seseorang saat ini, tapi dia telat hampir satu setengah jam. Sudahlah, habis sudah harapannya.

Kesya berharap orang itu belum datang dan tidak menunggu. Tapi dia sudah sangat telat saat ini! Mana mungkin ada orang yang rela menunggu bahkan hampir dua jam disaat orang yang ditunggunya tidak kunjung datang? Hebat sekali jika ada. Kesya hanya bisa tentunduk lesu. Dia ingat, seharusnya tadi pagi jam 6 dia tidak mematikan alarm nya dan kembali tidur. Kesya hanya bisa menyesalinya.

"Jadi lo yang ngajak gue kesini?"

Jantung Kesya hampir saja copot mendengar sebuah suara tiba-tiba dibelakangnya.

Kesya sangat terkejut orang itu disini. Jangan-jangan dia benar-benar menunggu Kesya?, "Lo..??"

"Ya awalnya gue bingung kenapa Ardi mau disuruh sama cewek buat sekedar ngasih tiket main. Dan setiap cewek yang suka sama gue juga pasti langsung ngasih tiket itu ke gue, gak melewati orang lain. Apalagi Ardi, dia paling gak suka disuruh. Sekarang gak heran kalau cewek itu lo, Kesya", ucap Rafa dengan datarnya. Dia masih berdiri dibelakang Kesya.

Kesya berusaha tetap tenang dan tidak emosi. Kalau emosinya berubah naik, bisa-bisa rencananya gagal total! Karena Kesya tahu, Rafa tidak mudah dibujuk. Tapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kita tidak mencoba kan?

"Terus, salah gue yang ngajak lo kesini? Atau mungkin lo gak mau?", tanya Kesya tetap berusaha tenang.

"Emang."

Sabar Caa, istighfar. Cobaan pasti ada jalannyaaaa. Oke Ca, sabar. Sabar, batin Kesya. Dalam hatinya dia sudah meledak-ledak tapi seberusaha mungkin ia tutupi sebisa-bisanya.

"Tapi gue pengen ngajak lo kesini", ucap Kesya lagi.

"Alasannya?"

"Yaa..Mau main aja. Salah?"

Rafa terdiam sambil terus menatap Kesya tak mengerti. Tapi saat ini dia sedang membaca pikiran Kesya, apa yang direncanakan gadis itu.

"Lo kan banyak temen", ucap Rafa masih tidak percaya dengan alasan klasik Kesya tadi.

"Ya emang kenapa? Kalau gue maunya sama lo gimana?"

"Lo suka sama gue?"

Sungguh, Kesya ingin menonjok lelaki di depannya ini sekarang juga. Kepalanya serasa meledak dan terbakar habis-habisan! Emang iya sih slogan "Orang ganteng mah bebas" bisa ia maklumkan, tapi untuk orang satu ini, Kesya benar-benar muak mendengarnya. Sebegitu percaya dirinya kah Rafa sampai berpikir seperti itu?

Orang ganteng se-PD ini? Pengen gue tampol astagfirullah. Untung masih anak orang, kalau anak kutil badak udah mampus lu di Pluto!, Kesya membatin.

Pelajaran Rafael - [PJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang