08

13 0 0
                                    

Mingyu berada di sebuah ruangan.  Tampak nya ia sedang menunggu seseorang.

Sambil menunggu orang yang di maksud,  Mingyu terus menatap layar ponselnya.  Mengecek kotak pesan masuk di ponselnya,  membuka aplikasi kalender,  membuka aplikasi gallery,  dan lainnya. 

Mingyu tampak begitu gelisah.

Sampai akhirnya orang yang di maksud datang.

Itu adalah Soonyoung.

"Hyung,  bagaimana ini? Bagaimana jika rencana kita gagal? Aku tidak mau tahu, Hyung..  Aku harus mendapatkannya! "
Ucap Mingyu panjang lebar saat Soonyoung baru saja duduk di sebelahnya.

"Hei hei!!  Sabar dulu.  Kau ini kenapa sih?  Kita baru mulai.  Ini bukan apa-apa,  Mingyu-ya. "

"Hyung!  Aku sudah melewati banyak hal,  hyung!  Kau saja tidak mengerti! Aku serius,  hyung! "

Mingyu mulai frustasi.  Ia panik. Banyak hal yang ia pikirkan bahkan untuk menenangkan diri saja tidak bisa dilakukannya.

"Yak!  Kau ini!  Berapa kali sudah ku bilang?  Percaya saja padaku..  Aku ahlinya dalam urusan seperti ini!" Soonyoung berusaha menenangkan.

"ck!  Bagaimana bisa kau menyebut dirimu ahli? Kau saja tidak punya pendamping,  hyung"

"hei ! Hei! Sembarangan saja!  Aku punya seseorang dihatiku.  Ck.  Kau ini..  Haaahhh...  Sudahlah,  pokoknya percaya saja..  Kau tidak akan ku kecewakan. "

***

Jam di dinding menunjukkan pukul 7 pagi dan Hyoae sekarang mendudukan dirinya di sofa ruang keluarga sambil menonton tv.

Lebih tepatnya,  Hyoae hanya mengganti channel tv tanpa menyaksikan satu pun acara tv yang ada.

BRAK

Suara hentakan pintu yang menubruk dinding membuat Hyoae menoleh sekilas kepada si pembuat suara.

"yak!  Hyoae!  Kenapa kau tidak menjawab telponku,  hah? "

Soonhee yang sedang mengatur nafasnya akibat berlari tadi akhirnya duduk di samping Hyoae.

Hyoae hanya diam.  Tanpa menampilkan satupun ekspresi di wajahnya.  Menatap kosong layar tv di hadapannya sambil terus menekan tombol di remote.

"Yak!  Bodoh!  Kau mendengarku tidak sih?! " kali ini Soonhee menggoyangkan bahu Hyoae kuat.

"apa sih?  Aku sedang tidak mood" jawab Hyoae malas.

"ini gawat!  Serius!  Kau harus mendengarkanku!! " kali ini Soonhee terdengar sangat serius.  Bahakan panik.

Hyoae sedikit penasaran tapi jika itu menyangkut Mingyu atau Jaehyun oppa ia tidak peduli.

"Oppa ku!!  Hyoae-ya!  Soonyoung oppa dipukuli orang asing!!"

Detik itu juga Hyoae tersentak dan menatap Soonhee yang sekarang menangis dihadapannya.

"y-yak!  Kenapa bisa?! "

"entahh..  Aku juga tidak tahu..  Tadi pagi ada yang menekan bel rumah kami,  dia mencari Oppa..  Kemudian setelah bertemu dengan oppa dia langsung memukuli oppaku."

Soonhee jelas sangat ketakutan.  Badannya bergetar hebat.

"lalu mengapa kau kesini, bodoh?  Oppamu bagaimana?!" Hyoae sekarang ikut panik.

"ta-tadi aku sempat menelpon polisi dan memanggil beberapa tetangga.  Sekarang oppaku berada di rumah sakit bersama eomma.  Aku takut..  Sungguh.. "

"sudahlah..  Tidak apa-apa..  Ada aku disini. Nanti sore aku akan menjenguk oppamu. "

Soonhee mengangguk. 

Soonhee dan oppanya,  Soonyoung sudah Hyoae anggap seperti keluarga sendiri, pasalnya mereka sering menemani Hyoae yang sering di tinggal sendiri di rumahnya..  Bahkan Soonyoung juga memperlakukan Hyoae layaknya adik.

Dan itu membuat Hyoae terpukul mengetahui Soonyoung,  orang yang dia anggap seperti oppanya sendiri harus mendapat perawatan di rumah sakit..


Sore pun tiba,  Hyoae kini berada di rumah sakit bersama dengan Soonhee.  Seperti janjinya,  ia menemui Soonyoung yang terbaring di atas tempat tidur.

"Astaga,  kau sampai datang kemari.  Terimakasih ya. Aku hanya perlu istirahat disini sebentar,  besok aku sudah pulang. " tutur Soonyoung pada Hyoae yang menatapnya cemas.

Atau mungkin bukan cemas.

"Yak oppa!!  Apa yang kau lakukan sih sebenarnya?!  Kenapa bisa dipukuli orang begitu?! "

Ternyata memang bukan cemas.

Tapi murka.

"hei!  Mana aku tahu...  Ah kau ini.. Sudah pulang sana!  Berlatih yang benar,  acara sekolah sebentar lagi dan kau ini kebanggaan jurusan juga!  Aku mau tidur." keluh Soonyoung.

Hyoae yang belum lama sampai pun sejujurnya merasa kesal karena ia bahkan belum sempat duduk sejak menginjakan kakinya di kamar rawat dimana Soonyoung berada.

Tapi ia cukup mengerti kalau Soonyoung butuh istirahat jadi ia mengurungkan niatnya untuk protes.

"Hyoae-ya,  boleh aku menginap di rumahmu?  Eomma dan appa ku akan menginap disini, aku malas sendirian. "

"tentu. "

**

Seorang pria tinggi mengenakan sebuah jaket kulit berwarna gelap terlihat tengah duduk di sebuah ayunan yang berada di taman kota.

Tatapannya kosong. Nampaknya ia sedang memikirkan sesuatu.

Sesekali terlihat pria itu melirik ayunan kosong disebelahnya.  Mengandai andai bahwa seseorang berada disana juga.

Dia tersenyum.

Tapi tak lama senyum itu memudar.

Hening.

Hanya helaan nafas kasar yang terdengar.

"maaf telah membuatmu melupakanku. "



*tbc*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POSSESSIVE BOY(friend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang