Wanita Belanda (PART 1)

809 75 37
                                    

Aku menemukan kemampuanku di sebuah tempat yang tidak jauh dari rumah nenekku.

Saat itu aku masih umur 13 tahun.

Kejadian itu bermula saat ayahku mendapatkan tugas untuk bekerja diluar kota dan itu membuatku harus pindah sekolah untuk sementara waktu.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 15.30 dan bel sekolah pun berbunyi yang menandakan sudah waktunya untuk kembali ke rumah masing-masing dan disambut dengan gembira oleh teman-temanku, seperti yang lainnya aku juga gembira jika mendengar bel pulang sekolah, ya namaku Rafi anak yang sering berpindah-pindah sekolah dari kota ke kota.

Setiap hari aku selalu pulang sekolah dengan jalan kaki dikarenakan jarak dari rumah ke sekolahku tidak terlalu jauh.

Dan sesampainya di rumah, aku langsung menuju ke kamarku yang berada di lantai atas, aku segera membereskan bukuku dan berganti pakaian seperti biasanya. Setelah berganti pakaian aku menuruni tangga dan menuju ke dapur yang terlihat ibuku sedang memasak untuk makan nanti malam.

"Oh sudah pulang sekolah? Bagaimana tadi ulanganmu?" kata mamaku.

"Lancar kok ma, kan kemarin aku sudah belajar juga". Jawabku sambil menyantap roti yang ada di meja makan.

"Syukur deh kalau kayak gitu" Jawab mama.

Saat berbincang-bincang dengan mama terdengar klakson mobil dari ayahku yang sepertinya habis pulang dari tempat kerjanya.

"Bi, tolong bukain gerbangnya, sepertinya suami saya sudah datang" Pinta mamaku.

"Iya nyonya" kata bibi.

Saat aku sedang menyantap roti keduaku, terdengar suara ayah yang terdengar lesu.

"Ayah pulang" kata ayah.

Kulihat ayah yang tampak lesu berjalan menghampiriku dan duduk di sebelahku.

"Oiya fi, kayaknya kita harus pindah dari sini dan kamu juga harus pindah sekolah" Kata ayahku.

"Hah, pindah sekolah?" jawabku.

"Tapi kenapa yah? Kita kan baru pindah kesini 3 minggu yang lalu" timpal mamaku.

"Ayah dapat proyek ke luar kota dari kantor ayah, dan kita besok pagi sudah harus pergi ke bandara, jadi nanti kamu, mama, sama bibi siapin keperluan untuk pindah besok, kita akan tinggal di rumah nenek" Jawab Ayah.

"Nggak bisa diundur ya yah?" kataku seenaknya.

"Nggak bisa, karena ini adalah proyek penting kantor ayah" Jawab ayahku dengan tegas.

"Baik yah" kataku.

"Yaudah daripada murung mulu lebih baik kamu liat televisi sana, nanti kumpul disini kita makan malam bareng" kata ibuku yang ingin membuatku senang.
Iya memang aku senang sekali jika menonton televisi, tetapi tidak kali ini.

Aku langsung beranjak menuju ruang keluarga untuk melihat televisi tanpa menjawab perkataan mama.

3 jam kemudian

"Rafi, ayah, ayo kita makan malam bareng" panggil mama dari dapur.

Aku segera menuju dapur untuk makan malam, dan sesampainya di dapur ternyata mereka sudah berkumpul dan menungguku.

"Bi, tolong taruh semua makanan ini di meja makan ya!" Minta mama.

"Iya nyonya" jawab bibi.

Setelah selesai menghabiskan makan malamku.

"Fi, habis ini kamu siapin barang buat pindah besok dan langsung tidur biar besok nggak bangun kesiangan" Kata ayah.

"Iya yah" jawabku.

Aku langsung menuju ke kamar untuk menyiapkan keperluan pindahan dan langsung tidur.

Keesokan harinya
Tepatnya jam setengah 6 pagi aku terbangun dari tidurku yang lelap dan sayup-sayup terdengar suara ayahku yang membangunkanku karena jam 7 kita harus sudah sampai di bandara.

Aku langsung merapikan kasurku dan memasuki kamar mandi yang ada di kamarku.

Setelah mandi dan berpakaian dengan rapi, aku menuruni tangga.

Terlihat ayah, mama, dan bibiku sudah menungguku di depan pintu rumah.

"Lama banget sih mandinya" kata mamaku.

"Iya ma, maaf" kataku.

"Yaudah ayo kita berangkat keburu telat".

Aku pergi ke bandara mengendarai mobil ayahku dan tentu saja sopirku yang membawa mobilnya, memang sopirku tidak ikut karena dia harus menjaga rumahku.

Sekitar 6 jam perjalanan, akhirnya kita sampai juga.

Setelah mendarat, ayahku segera mencari taksi dan kita pergi ke rumah nenek yang cukup jauh dari bandara.

Setelah sekitar 30 menit, akhirnya kita sampai di rumah nenek, dan mendapat sambutan yang sangat baik dari nenek, tidak heran karena aku adalah cucu pertama dan juga cucu kesayangannya.

Kemudian kita menuju ruang tamu dan berbincang-bincang cukup lama.

"Nek, ma, yah aku kekamar aja ya, aku udah capek" kataku dengan wajah yang lelah.

"Iya, lebih baik kamu istirahat saja" ujar ayahku.

Aku berjalan menuju kamar dengan membawa koperku.
Kamarku berada di lantai atas.

Setelah membuka pintu kamar, aku berjalan balkon kamarku dan menghirup udara segar.

Dan pandanganku tertuju pada suatu rumah yang berada di depan rumah nenekku. Karena aku melihat wanita berambut panjang dan berpakaian putih lusuh duduk termenung di taman rumah itu.

Kira-kira siapa ya wanita itu?

INDIGO STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang