[• camellia •]

286 33 15
                                    

Warn : aneh, ooc, Au, bl

~

Yongguk kembali menginjakkan kakinya di jalanan kota Seoul setelah 3 tahun kembali ke China. Musim gugur sudah mulai datang membuat ia mengeratkan syal rajut warna hijau tosca pada lehernya.

Sebenarnya ia takut kembali ke kota ini. Kota yang penuh kenangan,

Penuh canda tawa dan mungkin juga,

Duka?

Tapi ketakutannya terkalahkan oleh rindunya yang menggebu. Ia rindu cintanya. Rindu poros hidupnya. Bunga Mataharinya-
Shihyunnya.

Yongguk meringis sambil terus berjalan menyusuri jalan kota. Tekadnya sudah bulat. Rindunya benar benar mengalahkan ego dan ketakutannya. Di kesempatan biasa mana mau ia keluar di hari dingin seperti hari ini?

Memang bucin sampai mati.

Ia terus berjalan hingga manik kucingnya menatap sebuah plang toko bunga.

Ia tersenyum.

Kling!

"Selamat datang, Ada yang bisa kami bantu?" tanya florist yang bernama Kim Donghyun.

Yongguk tertegun. Nafasnya tercekat. Rindunya membuncah.

"Shihyun?..." bisiknya tak percaya. Tangannya terulur hendak meraih wajah Donghyun.

"Maaf Tuan ada yang bisa kami bantu?" tanya florist lain yang bernama Im Youngmin membuat Yongguk tersadar.

Yongguk menggaruk tengkuknya gugup.

"Ah maaf kau seperti orang yang kukenal. Maaf" jelas Yongguk "Uh, sebenarnya aku bingung ingin membeli bunga yang mana? Bisa kalian bantu aku?" tanya Yongguk yang dibalas anggukan keduanya.

"Apa bunga ini untuk kekasihmu?" tanya Donghyun yang dibalas gelengan Yongguk.

"Bukan, Istriku"

~
Yongguk memarkir mobilnya didepan rumah baru Shihyun yang sudah 3 tahun ia tempati. Ia terkekeh namun juga sedih. Ia yakin Shihyun akan mengamuk setelah melihatnya muncul karna ia lari darinya selama 3 tahun ini.

Yongguk keluar mobil sambil membawa bouquet bunga camellia merah muda dan mawar merah di tangannya. Sepatu bootnya menginjak hamparan rumput luas di rumah baru Shihyun. Ia mengeratkan coatnya beserta syal toscanya.

Berjalan tanpa ragu.

Angin sepoi membelai lembut surai Yongguk membuat empunya tersenyum. Rumah baru Shihyun benar benar damai.

Langkahnya mantap melewati batu dan marmer yang tersusun rapi. Senyum Yongguk mulai luntur. Ia ingin lari namun Shihyun sudah berada di depan matanya.

Rumah baru Shihyun,

Tempat Shihyun yang damai, sebuah nisan marmer yang menuliskan nama Shihyun yang membuat Yongguk melarikan diri ke China selama 3 tahun.

Ya,

Kim Shihyun, sudah meninggalkan Kim Yongguk selamanya. Gastritis akutnya benar benar membuat Shihyun melayu perlahan juga merenggut poros hidup seorang Kim Yongguk.

Yongguk tersenyum lalu berjongkok memberikan Shihyun bunga tadi lalu mengatupkan kedua tangannya sambil berdoa. Bulir air matanya meluncur tak tahu diri ketika ia membisikkan doa untuk cintanya.

"Shixuan-a" suaranya serak.

"Apa kau baik disana? Maaf baru menemuimu setelah 3 tahun yang lalu. Aku bregsek kan? Maaf aku tak pernah datang sejak hari itu"

Yongguk terdiam, air matanya akan jatuh lagi.

"Kau tau Shixuan? Sekarang Tolbi dan Rcy sudah tumbuh sangat besar tapi mereka benar benar nakal! Kaos kakiku selalu tinggal sebelah karena di buat mainan"

Yongguk tertawa membayangkan dua kucingnya yang rusuh itu. Ah, atau kucing mereka?

"Pada awalnya mereka tidak mau makan. Sampai sampai kalau aku pulang kerja yang kudapati selalu Tolbi dan Rcy yang duduk memandang potretmu di ruang keluarga. kau tau? mereka juga sering ke kamar kita di China-
Yongguk terdiam. Ia berusaha menelan salivanya.

"-tapi setelah tidak dapat mencarimu mereka langsung lemas. Mungkin mereka rindu ibu mereka he he.

Aku mencoba menjelaskan, yah walau aku tau kau akan menyebutku gila tapi setidaknya setelah aku memberitahu mereka.. Mereka seperti mengerti. Sekarang setiap malam mereka akan masuk di dalam lemari bajumu dan tidur disana."

Ia menunduk, membiarkan air matanya keluar. Bahu tegapnya bergetar. Ia menumpahkan segalanya sekarang. Persetan egonya. Ia rindu. Ia ingin memeluk Shihyunnya.

"Shixuan-a"

"Tadi aku beli ini di toko bunga seberang taman" tunjuk Yongguk ke dua bouquet yang ada di dalam vas.

"Kau tau? Floristnya memiliki wajah sepertimu. Nyaris jantungan aku melihatnya" kekehnya sedih.  Tangannya masih mengusap usap nisan itu.

"Aku rindu Shixuan. Tapi aku tak bisa disini. Tinggal dis kota ini membuatku tercekik. Terlalu banyak kenangan. Dan mengingat kenangan tentangmu yang melayu di hadapanku dan aku tak dapat melakukan apapun membuatku marah. Tapi aku tau ini yang terbaik dari Tuhan. Sudah cukup kau menahan penderitaan"

Yongguk bangkit berdiri. Cahaya senja menerpa wajahnya.

"Aku pergi dulu. Jangan rindu. Aku akan sering kesini. Tunggu waktuku ya." pamit Yongguk. Ia berbalik memunggungi nisan Shihyun.

Sebelum Yongguk beranjak, angin meniup pelan dan samar samar terdengar

"terimakasih Longguo"

Yongguk tersenyum lalu berjalan meninggalkan rumah Shihyun.

~

Disisi lain yang mungkin tidak terlihat manusia normal, Shihyun berdiri di tempat Yongguk tadi-tersenyum tulus melihat dua bouquet yang menghias vasnya yang selama 3 tahun ini kosong.

Mawar merah
Dan Camellia merah muda.

Cinta dan

Kerinduan mendalam.

.

Fin.

A/n : maaf ya ini minim edit. Gatau dr kmrn bawaanya emo mulu. Pengen bikin yg sedih2. Maaf ya kalo ga dapet feelnya. Terimakasih sudah membaca

Mind to vomment? '3'/

Motjhiiq-foxy©

[ Kapal Sekoci ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang