4 - supir baru

582 18 6
                                    


Author pov.

Elena mendengus kesal saat dia menuruni tangga dan melihat Given yang sudah duduk manis di ruang tengah sambil berbincang-bincang dengan mamanya.

"Pak Given" ucap Elena sekedar untuk menyapa.

"Kamu udah selesai?" ujar given lalu berdiri dari duduknya. Elena pun mengangguk. Lalu mereka berdua beranjak pergi setelah berpamitan kepada Anita. Bayu sudah pergi sejak 20 menit yang lalu, ia memang sangat disiplin. Berbanding terbalik dengan Elena yang sangat tidak disiplin.

**********

Keadaan di mobil pun sangat awkward. Elena maupun Given tidak ada yang membuka pembicaraan. Hanya alunan musik dari radio yang menemani mereka.

"Kenapa bapak yang mengantar saya? kan kalo diliat murid lain bisa berabe ntar pak" ucap Elena memecahkan keheningan yang terjadi.

"Bukannya saya mau mengantar kamu, tapi ini perintah nenek" sahut Given.

Memang semalam Carl menyuruh Given agar mengantar-jemput Elena saat ke sekolah, sempat Given tolak namun sang nenek tetap bersikeras dengan alasan untuk memperdekat hubungan antara Given dan Elena.

"Tapi kalo diliat sama murid lain, gimana pak?" tanya Elena. Ia sedikit khawatir jika teman-temannya melihat bahwa ia berangkat bersama dengan sang guru killer.

"Itu urusan kamu bukan saya" ujar Given dengan ketus yang membuat Elena kesal.

"Yaudah sih pak santuy aja" sindir Elena. Tak lama kemudian mobil yang mereka naiki telah masuk ke pelataran sekolah. Given memarkirkan mobilnya di tempat khusus parkiran.

Banyak pasang mata yang melirik mereka ketika keluar dari mobil. Sudah Elena duga bahwa akan menimbulkan gosip jika berangkat bersama Given.

"Pak, saya ke kelas dulu yah" Ujar Elena jengah karena banyak orang yang menatap mereka sambil berbisik-bisik.

"jangan lupa, kamu pulang sama saya" ucap Given penuh peringatan. Elena pun hanya mengangguk lalu berlari meninggalkan Given.

**********

"Eh, banyak yang ngomongin tentang lu sama si guru killer" Ujar Ryan ketika Elena sudah sampai di kelas lalu menaruh tasnya di atas meja.

"Mereka bilang apa?" Tanya Elena sambil menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya yang ia lipat.

"Katanya sih lu pacaran sama pak Given" Ucap Ryan dengan wajah penasaran. Ya, ia tak percaya jika Elena berpacaran dengan Given, karena dari dulu sampai sekarang Elena jarang berpacaran bahkan tidak pernah. Ryan tahu banyak yang mengejar Elena, namun entahlah Elena hanya bersikap cuek dengan cowok-cowok itu.

"Emang bener ya?" Tanya Ryan yang tak mendapat sahutan dari Elena.

"Engga lah, yakali bro" jawab Elena sambil mengangkat kepalanya. "eh yan, ada yang pen gua omongin" ujar Elena lagi. Ryan yang melihat wajah Elena serius pun ikut penasaran dengan apa yang akan di katakan oleh Elena.

"Apa?" tanya Ryan tak sabaran.

"tapi lo jangan bilang siapa-siapa yah. gue gatau mau ngomong lagi ini ke siapa" ujar Elena. Ia memang memiliki banyak teman, namun entah kenapa Elena hanya nyaman membagi rahasia dengan Ryan saja.

"iye, udah cepetan kebanyakan bacot dah" ucap Ryan tak sabaran.

"lu tau kan pak Given?" tanya Elena yang sengaja melama-lamakan. Ryan pun mengangguk.

"pak Given yang guru di sekolah kita itu loh" ujar Elena lagi. Ia menahan tawa melihat wajah Ryan yang sangat penasaran itu. Ryan pun mengangguk lagi.

"yang sebutannya guru killer.." ucap Elena terus menerus.

"IYA GOBLOK GUA TAU!!" sarkas Ryan yang sudah hilang kesabaran.

"yah santai dong bego, lu mau tau ga nih?" ujar Elena sambil tertawa.

"cepetan monyet" ujar Ryan tak sabaran.

"gue mau kawin" ucap Elena akhirnya. Ia memang sudah terbiasa membagi ceritanya dengan Ryan sejak dulu.

"ye si monyet gua udah penasaran malah dibecandain" ujar Ryan kesal lalu bermain ponselnya.

"kali ini gue beneran anjir" kata Elena ikut kesal juga karena Ryan tak mempercayai perkataannya.

"Lah lu beneran mau kawin?!" tanya Ryan tak percaya.

"iya yan" jawab Elena dengan raut wajah yang sedih.

"sama siapa?!" tanya Ryan lagi. Sungguh ia tak menyangka jika Elena akan menikah secepat ini.

"pak Given" jawab Elena seraya memeluk Ryan dihadapannya. Ia menumpahkan keluh kesahnya pada Ryan. Elena juga butuh sandaran untuk meredam kesedihannya.

"kok bisa sih?" ucap Ryan sambil menenangkan Elena yang sudah menangis. Setelah itu Elena menceritakan semuanya kepada Ryan hingga selesai.

"oh jadi ini kemauan neneknya pak Given yah?" tanya Ryan setelah mendengarkan penjelasan. Elena pun hanya mengangguk.

"lu udah coba nolak belom?" ujar Ryan merasa kasihan dengan nasib sahabatnya. Elena pun hanya mengangguk sekali lagi.

"terus kapan nikahannya?" tanya Ryan terus menerus.

"2 minggu depan. Tepatnya tanggal 21" jawab Elena lalu menundukan kepalanya.

"hah?! gila apa lu? kan kita lulus 6 bulan lagi" ujar Ryan, ia tak menaruh kira jika Elena akan menikah di waktu yang dekat. Ryan hanya mengira Elena akan menikah setelah lulus dari SMA.

"nah itu masalahnya yan, udah ah pusing gue mikirin itu melulu" jawab Elena, ia hanya ingin masa-masa terakhir sebelum pernikahannya bahagia.

**********

minta maap part ini jelek dan ga ada seru-serunya. karena gue ga mood sama sekali buatnya, trus banyak sider juga. gue bakal usahain part selanjutnya lebih bagus dan panjang :)

jangan lupa vote and comment guys!  ❤️🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY DANGEROUS TEACHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang