Bibi Lee terkejut saat mendapati kamar Jungkook begitu bersih dan rapi, sedangkan Jungkook tengah mematut dirinya di cermin dengan seragam basket kebanggaannya yang sudah rapi. Jungkook tersenyum di depan cermin, berulang kali membenahi rambut dan seragamnya.
"Tuan Muda, Anda sudah bersiap?"
Jungkook tersenyum saat mendengar suara Bibi Lee , remaja lima belas tahun itu kemudian menghampiri Bibi Lee yang sepertinya berniat membangunkannya seperti biasa.
"Bibi Lee , kau datang tepat waktu. Aku akan memberitahu bibi sesuatu."
Bibi Lee hanya menurut saat Jungkook menuntunnya untuk duduk di tepi ranjang, wanita itu hanya mengamati raut senang di wajah Jungkook yang berdiri di depan dinding kamar yang masih bersih.
"Aku akan menang hari ini, dan aku ingin aboeji memasang medaliku di sini, bersama foto kemenanganku juga. Bibi, katakan kepada aboeji kalau aku ingin aboeji yang memasangnya."
"Anda akan mengatakannya sendiri, Tuan Muda."
"Tidak akan sempat, makanya aku mengatakan ini kepada Bibi."
Bibi Lee kemudian menyeka matanya yang basah, entah kenapa saat ini dia melihat Jungkook begitu tenang dan tampan, tubuhnya seolah bersinar dan diliputi aura kebahagiaan.
"Aku akan merindukan kamar ini."
Bibi Lee lantas menatap Jungkook yang tengah memindai kamarnya dari ujung ke ujung, seolah tengah merekam bagaimana bentuk dan rupa kamarnya.
"Memangnya anda mau ke mana?"
"Hari ini Jimin hyung akan mengajakku pulang ke rumahnya. Aku akan pergi, Bibi. Meninggalkan kamar ini dan semua yang ada di dalamnya."
"Tuan Muda juga akan meninggalkan bibi?" Jungkook mengangguk, kemudian mendekat ke sisi Bibi Lee lantas memeluk wanita itu erat.
"Maafkan aku, Bi. Terima kasih untuk semuanya bibi, terima kasih karena sudah mau merawatku dan sabar menghadapiku yang nakal dan menyedihkan. Aku menyayangi bibi, dan tolong sampaikan kepada eomma kalau aku sangat menyayanginya, sampaikan juga kepada aboeji dan hyungdeul. Aku sangat mencintai dan menyayangi mereka."
Bibi Lee mengangguk, air matanya menetes saat mendengar kalimat itu keluar dari bibir Jungkook.
"Anda tidak mau sarapan dulu?"
"Aku tidak akan lapar, bibi. Dan bibi harus tahu ini, Jimin hyung bilang saat aku ikut pulang bersamanya maka aku tidak akan merasakan sakit lagi."
Bibi Lee akhirnya terisak, memeluk erat Jungkook yang juga memeluknya. Belajar merelakan ternyata tidak semudah itu, dan bahkan kalimat yang sarat dengan kata perpisahan itu membuat Bibi Lee menjadi sangat takut.
"Anda berhak untuk bahagia, tuan muda. Bibi rela kalau anda bahagia dengan pilihan ini."
______
Bibi Lee kemudian melepaskan dekapannya, lantas menatap nanar Jungkook yang menyandang tasnya dan meninggalkannya.
Bibi Lee mengikuti, melihat saat Jungkook menuruni anak tangga dan pergi ke meja makan, semua orang tengah menunggu sarapan selesai sembari berbincang tentang festival yang katanya diundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect -The Series- [COMPLETE]
FanfictionIni tentang kesempurnaan yang hanyalah sebuah penilaian, ini tentang kesempurnaan yang ingin membuktikan, bahwa apa yang dilihat belumlah tentu benar. Ini tentang kesempurnaan yang mungkin kita lihat dari orang lain, namun percayalah semua orang mem...