Not So Cliche Story of a Footballer and a Cheerleader - 2

435 70 5
                                    


Semenjak kejadian pingsan di lapangan lalu di rawat oleh –ehem– pujaan hatinya, Taeyeon mulai menyadari bahwa sebenarnya Tiffany cukup sering muncul di dekatnya. Entah memang baru mulai baru-baru ini atau sebetulnya sudah lama tapi ia tidak cukup peka dengan lingkungannya sehingga ia tidak menyadarinya. Untuk saat ini opsi kedua sepertinya lebih masuk akal.

Ia baru tahu bahwa Yuri sebetulnya adalah salah satu teman pertama Tiffany saat baru tiba di Korea dan tepatnya di sekolah ini. Yuri akrab dengan Jessica yang notabene adalah teman SMP-nya dan Jessica yang sekelas dengan Tiffany sekarang ternyata adalah salah satu sahabat masa kecilnya saat masih di Amerika dulu. Mereka terpisah karena Jessica pindah ke Korea terlebih dahulu saat masih SMP. Taeyeon pun sebetulnya cukup dekat dengan Jessica tapi karena ia sangat jarang keluar kelas atau perpustakaan, mereka agak jarang ngobrol. Lagipula Jessica lebih sering bergaul dengan anak-anak popular lainnya. Dan Yuri? Jangan ditanya, ia salah satu dari mereka. Sampai sekarang pun Taeyeon masih bingung kenapa Yuri masih betah berteman dengannya.

Semenjak kejadian itu, Taeyeon jadi sering menanyakan tentang Tiffany ke Yuri. Tentang berbagai hal baik yang besar maupun yang kecil tentang gadis ber-eyesmile itu.

'Yul, apa kau tau warna favorit Tiffany?'

'Yul, apa kau tau kapan dia berulang tahun?'

'Yul, apakah dia termasuk murid yang cerdas di kelas?'

'Yul, apakah dia rajin?'

'Yul, apakah Tiffany suka musik?'

Tidak hanya itu, tak jarang Taeyeon berusaha menarik perhatian Tiffany saat ia tahu gadis itu sedang berada tak jauh darinya dengan cara-cara yang terbilang konyol dan tidak pernah berakhir dengan baik. Terakhir kali ia melakukannya, ia terpeleset di lorong dan menabrak tong sampah di depan kelas Tiffany karena berseluncur ria dengan medium lantai yang licin dan kaos kaki. Entah keberuntungan atau bukan, kegiatan caper itu pun tidak pernah membuahkan hasil karena Tiffany tidak menoleh padanya dan tetap fokus pada hal yang sedang dikerjakannya.

"Yul, apakah dia sudah punya pacar?"

Pertanyaan terakhir itu sedikit membuat Yuri terpelatuk. Sahabat mungilnya itu menganggapnya tahu segalanya tentang Tiffany padahal sebenarnya mereka belum seakrab itu.

"Taeng, for fuck's sake, berhenti menanyaiku tentang Tiffany! Aku bukanlah keluarganya, bukan juga sahabatnya dari kecil. Aku tidak tahu segala hal tentangnya. "Haish, akhir-akhir ini setiap kali kau berbicara denganku selalu saja menyinggung gadis itu. Apa kau benar-benar menyukainya sampai sebegitunya?"

Taeyeon hanya bisa cengengesan dengan semburat merah menghiasi pipinya. Meskipun ia lebih banyak menampilkan poker facenya kepada orang asing, tapi wajahnya sebetulnya cukup ekspresif.Yuri yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafas. Lalu menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.

"Aku tahu ini aneh karena aku baru saja mengenalnya tapi dia sangat cantik dan baik. Ia juga sangat perhatian, Yul! Bahkan pada orang yang baru ia kenal sekalipun. Lihat senyumnya! Benar-benar indah! Dia, dia..... Ah, kurasa dia sempurna," ucap Taeyeon dengan senyuman yang agak mengerikan.

"Taeyeon, Taeyeon, Taeyeon," ia menghela nafas sekali lagi sebelum melanjutkan kalimatnya. "Sudah berapa kali kubiang, stop baper pada gadis straight! Kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri."

"Bagaimana kau bisa tahu dengan pasti dia straight?" tanya Taeyeon dengan nada menantang meskipun di dalam hatinya ia tahu perkataan Yuri ada benarnya. Lagipula, menurut stereotype, Tiffany tampak terlalu cantik untuk menjadi gay.

JY's Taeny CollectionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang