Bel pulang kurang 5 menit lagi berbunyi namun Amel belum sampai ke kelas, mungkin dia benar benar ke perpus. Pak Bekti memang menyuruh Amel mengambil lks saat bel pulang kurang 10 menit.
Brakk!!!
Suara pintu kelas 11 Bahasa 1 terbuka dengan kencang dan menghasilkan suara yang keras dan pintu terbuka lebar bertepatan dengan Pak Bekti yang mengucapkan selamat siang. Siapa lagi jika bukan ulah Amel yang terlihat ngos ngos an dan membawa setumpuk lks sejarah ditangannya.
"Loh kamu kenapa Amel?" Ucap Pak Bekti bingung melihat Amel
"Loh, Bapak mau kemana?" Ucap Amel malah balik bertanya
"Mau pulang lah, saya kan punya rumah" jawab Pak Bekti sekenanya
"Lah, kok pulang. Ini kenapa juga udah pada pakai tas?" Jawab Amel masih bingung sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh kelasnya
"Memang kamu tidak dengar bel pulang sekolah tadi, mel?" Tanya Pak Bekti lagi kepada Amel
"Nah, karena saya denger bell pulang sekolah makanya saya lari lari ke kelas pak takut bapak keburu selesai pelajarannya" jawab Amel dengan tampang polos nya yang membuat seisi kelas tertawa terbahak bahak termasuk Rafella dkk
"Kenapa malah pada ketawa sih?" Tanya nya pada seluruh teman sekelasnya itu
"Lo emang polos apa kelewat bego sih mel?" Tanya Rio dengan sisa tawa nya
"Maksud lo apa ngomong gitu?" Tanya Amel semakin bingung
"Lo udah tau bel pulang bunyi terus ngapain lo tetep ambil tuh lks dan malah lari lari ke kelas. Kan pelajarannya otomatis selesai, pinter. Lagian kita semua kan udah ambil tuh lks minggu lalu, jadi yang lo lakuin itu percuma" jelas Rio panjang lebar ke Amel
"BAPAKKK!!!" Teriak Amel dengan suara toa nya, namun hasilnya nihil karena Pak Bekti sudah pergi sejak tadi. Yang ada malah cowok yang telinganya serasa berdengung karena cowok itu berdiri tepat di depan Amel
"Berisik woy. Telinga gue masih mau dipake" bentak Angga refleks
"Woy sans bro, ini cewek yang lagi lo bentak bentak" jawab Rio sambil menghampiri mereka yang berada di dekat pintu kelas
Sementara Rafella, Dindra, dan Manda yang masih berada di tempat duduk masing masing malah meributkan hal tidak penting
"Gue dukung Angga" bisik Manda pada 2 sahabatnya yang lain
"Gue dukung Rio" balas Dindra berbisik juga
"Kalian apasih. Kasian tuh Amel dibentak sama doi" jawab Rafella sambil nyengir
"Sama aja" kompak Manda dan Dindra
"Udah samperin kuy" jawab Rafella lalu berjalan ke arah mereka semua. Sebelum itu, Rafella mengambil tas Amel yang masih berada dibangku nya
Angga dan Rio masih diam dan menatap satu sama lain dengan tatapan yang tajam sampai akhirnya celetukan Radit yang sangat unfaedah keluar dari mulut menyebalkannya
"Kalian kenapa tatap tatap an sih. Ntar kalian bisa saling suka kan gawat" ucap Radit yang membuat seluruh orang yang ada ditempatnya itu menatap kearahnya tajam
"Eh, gue salah ngomong ya. Hhehee... yauda lanjutin aja kalian tadi mau ngapain" jawab Radit sambil nyengir kuda
"Maksud lo ngomong gitu apa?" Kata Angga dengan nada tidak suka
"Gausah ngegas bro" jawab Rio santai lalu mengambil tas Amel yang masih ada ditangan Rafella lalu berjalan keluar kelas dengan menarik tangan Amel
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafella
Teen FictionMari kita lihat seberapa besar kamu mengobrak abrik hidupku -Rafella Diniraya Anjani Setidaknya jika mereka tak mau mengerti. Masih ada aku yang akan selalu menemani -Devandio Sanjaya