7

655 104 5
                                    

"Apa yang kau bicarakan?" Terdengar suara terkejut dari mulut Seulgi.

"Aku berbicara tentang betapa nikmatnya punya pacar seorang pemain basket." Ucap Naeun.

Seulgi melirik kearah Suzy, yang sedang duduk dengan novel ditangannya.

Mata Naeun mengarah ke Seulgi, meminta untuk membantunya.

"Jangan lihat aku seperti itu!" Teriak Seulgi dengan melempar salah satu pulpen diatas meja kearah Naeun.

Suzy mengalihkan perhatiannya kearah dua orang temannya yang sedang berkelakuan seperti anak kecil.

Suzy sudah paham dan dia hanya merasa kebahagiaan yang ada didalamnya ketika melihat Naeun dan Seulgi bertengkar atau berargumen, inilah yang sebenarnya dia inginkan.

Bukan harta tapi kebahagiaan sejati, dan inilah adalah awal dari kebahagiaan sejati tersebut.

"Kenapa suka sekali melempar pulpen orang sembarangan." Ucap Naeun sambil membungkuk mengambil pulpen yang dilempar Seulgi dibawah meja.

"Suzy, kenapa tidak berkencan dengan seseorang?"

Naeun kembali ke posisi semulanya dengan kepala menghadap Suzy, semua orang memperhatikannya.

Suzy kembali membaca novelnya, tidak ingin membalas pertanyaan Seulgi.


----------

Sudah seharian ini Irene tidak mengejarnya, Sehun cukup senang dengan hidupnya hari ini.

Tidak ada gangguan. Tidak , sampai Kai memanggil namanya di tengah lapangan. Membuat Sehun mempercepat jalannya.

Dia sedang tidak ingin diganggu oleh orang-orang hari ini.

Sehun menoleh kearah Kai dan berhenti sejenak.
"Ada apa?"

Kai mengambil nafas dalam - dalam sebelum berbicara dengan cepat .
"Pertandingan basket akan dimulai kembali, dan kau harus mempertahankan posisi mu."

"Kenapa tidak kau saja yang mencoba. Jangan khawatirkan aku, aku masih bisa mempertahankan."

Kai menggaruk kepalanya dan mengangguk, benar kata Sehun dia tidak seharusnya khawatir dengan posisi Sehun karna dia pasti bisa mempertahankan posisinya. Dia harusnya peduli tentang posisi dia sekarang, dia harusnya memposisikan agar dirinya tetap berada di tim inti.

"Jangan khawatir, kau sering latihan dengan keras. Pasti kau bisa mempertahankan posisimu." Sehun bukanlah orang yang mengatakan sesuatu seperti ini, tapi mendengar dia mengatakan hal seperti ini membuat dia semangat.

"Ngomong-ngomong aku membawa beberapa roti ,dimana kita akan makan siang nanti?"

Sehun menatap Kai bingung, kemudian berjalan mendahului Kai agar bisa masuk kelas dengan cepat.

Bukan Kai namanya jika tidak mengganggu Sehun seharian, dia berlari mengejar hingga masuk ke dalam kelas.

"Kau tidak makan siang, kan?" Sehun tidak menjawab dan mengambil buku di dalam tasnya agar membuat Kai duduk ke tempatnya.
"Kenapa kita tidak makan di atap sekolah?"

"Bagaimana kalau kau makan di halaman sekolah?"

Kai menatap Sehun yang bahkan tidak peduli dengan kehadirannya.
"Aku akan pergi latihan dan tidak memperdulikan mu lagi. Dibandingkan makan di halaman sekolah, lebih baik makan di atap sekolah." Setelah itu Kai pergi.

Sehun menghela nafasnya dengan kasar, ini sudah biasa baginya melihat Kai marah kepadanya dan lagi dia akan mulai peduli lagi kepada Sehun.

Dia menolak peduli tapi pada akhirnya dia peduli, dia menolak berteman tapi berteman dengan Kai.

Sehun keluar dari kelas ingin mencari keberadaan Kai tapi mendapati Suzy yang lewat kelasnya, dia diam dan hanya bisa menunduk walaupun dia merasa Suzy melihat kearahnya. Dia terlalu malu untuk melihat kearah Suzy.

Dengan cepat Sehun berlari menuju lapangan sekolah meninggalkan Suzy yang berada dihadapannya.
"Mungkin dia bergegas latihan. Ku lihat Kai jua seperti itu."

-----------

"Aku akan mengantarkan mu pulang!" Kata - kata itu membuat Suzy dan Naeun berhenti dan berbalik. Mendapati Sehun yang memiliki pipi merah dengan tas ranselnya.

Suzy tidak pernah memimpikan ini, dan jika ini hanyalah mimpi dia tidak ingin bangun.

"Baiklah." Naeun tersenyum dan berjalan mendahului Suzy dan Sehun.

Naeun akan selalu mendukung apapun itu dari Suzy.

Mereka berjalan berdampingan tidak ada yang berani membuka suara. Ini adalah hari yang indah menurut mereka.


Talk To Me - SEHUN SUZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang