壹。

2.2K 257 32
                                    

Di dunia ini, ada berbagai macam cara untuk menjadi bahagia.

Dan aku sudah menentukan caraku sendiri.

※※※
ㅤㅤ

"Injun, berapa lama lagi aku harus berdiam seperti ini?"

Ada beribu cara untuk menjadi bahagia. Dan menurut Renjun, rasa sakit adalah kebahagiaannya. Karena pada hakikatnya kebahagiaan dan rasa sakit bagaikan otot dan daging yang melikat pada tulang manusia, terlalu erat untuk dipisahkan.

"Tahan sebentar lagi, Jeno."

Sejatinya, melukis adalah kebahagiaan yang nyata bagi Renjun. Biasanya, melukis memunculkan perasaan alamiah dalam dirinya. Keindahan alam adalah yang paling sering Renjun gambarkan di dalam kanvas yang berada di balkon apartemennya. Atau terkadang, lukisan abstrak yang penuh dengan makna-makna asing sebagai bentuk pengekspresian diri yang tidak pernah diperlihatkannya dihadapan orang banyak, termasuk teman-temannya sendiri.

"Aku sudah tidak tahan dengan bau-bau cat minyak itu."

Satu goresan kuas dengan ringan mewarnai kanvas yang terbuat dari serat-serat kayu pilihan. Renjun tertawa kecil. Meski wajahnya yang manis tertutupi oleh kanvas berukuran 3 kali 4 dihadapannya, Renjun dapat merasakan Jeno ikut tersenyum ketika mendengar suara tawanya. Hatinya menghangat, dan semburat merah itu berhasil disembunyikan dari pria tampan di depan sana.

"Kau tidak bisa menciumnya, karena kau sudah terlalu biasa dikelilingi oleh cat minyak itu, Renjun! Bahkan kurasa kau mungkin saja mandi dengan cat minyakmu itu!"

"Kau tidak tau saja," Renjun menggerutu, "Aku tidak pernah makan setelah melukis, karena bau cat minyaknya selalu membuatku mual seharian penuh."

Jeno tertawa di depan sana, matanya selalu menyipit dan melengkung bagai bulan sabit. Hal itu yang membuat Renjun selalu betah berlama-lama saat bersamanya, "Tidak heran kau sekurus itu, melihat banyaknya lukisan yang telah kau buat."

Renjun mendengus dengan tidak suka, "Jangan banyak tertawa, lukisan ini bisa gagal karena ulahmu sendiri, Jeno."

Walau pada nyatanya, Renjun selalu memanjatkan doanya tiap malam agar Jeno tidak pernah kehilangan tawa penuh kebahagiaannya. Kebahagiaan Jeno adalah kebahagiaannya. Dan suara tawa itu adalah alunan lagu kesukaannya, yang mana Renjun akan selalu rela untuk membayar mahal hanya demi mendengar suara tawa alami Jeno.

Finding HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang