3. Don't Regret

24 10 2
                                    

"Just don't. Regretting something that's not your fault is just wasting your strength."

Yujin menghembuskan napas pelan. Menggenggam jaket cokelat susu yang di berikan penyelamatnya kemarin tanpa ragu. Yujin merasa bersalah. Kenapa? Karena pria itu harus pulang kehujanan dan Yujin selamat sampai rumah karena jaket yang diberikannya. Salah, Yujin lebih suka menggunakan kata dipinjamkan. Dia bukan tipikal pribadi yang suka menyimpan barang tanpa alasan.

Namun, menunggu Kim Namjoon di sini ternyata membuatnya bertemu dengan sosok yang tidak ingin ditemuinya lagi.

Mata mereka bertemu. Saling berpandangan cukup lama sebelum akhirnya Yujin mengalihkan pandangan duluan.

Kenapa harus dia?

Dari sekian banyak orang di muka bumi ini kenapa harus dia?

Dan di antara lamunannya, sebuah tepukan di bahu dan suara yang menerobos pendengarannya membuatnya tersadar.

"Hei!"

Yujin berputar cepat dengan mata membesar karena terkejut. "Astaga!"

Sementara Kim Namjoon hanya tergelak melihat ekspresi Yujin yang menurutnya sangat lucu. Namun, tawanya segera mereda saat melihat jaket cokelat susu di tangan Yujin.

"Kenapa dengan jaketku?" Tanya Namjoon sambil menunjuk sekilas jaketnya.

Yujin dengan segera menyodorkannya pada Namjoon, "Ini, aku kembalikan. Aku merasa tidak punya alasan untuk menyimpan jaketmu seperti kata-katamu kemarin, jadi aku—"

"Simpan saja dengan alasan diriku."

Yujin mengangkat kedua alisnya, "Maksudmu?"

Namjoon mengusap tengkuknya dan tersenyum kikuk, "Jadikan aku alasan kau menyimpan jaketku."

Kini keduanya terdiam. Cukup lama dengan rasa canggung yang tiba-tiba menyeruak, membuat Yujin merasa sedikit sesak karena perasaan yang aneh tiba-tiba muncul di hatinya. Membuat kupu-kupu tiba-tiba ribut di perutnya.

"Atau begini saja," Namjoon tiba-tiba bersuara. Tangannya mengambil jaket di tangan Yujin dan dengan cepat maju selangkah, membuat tubuhnya begitu dekat dengan Yujin. Gadis itu baru saja mau bersuara kalau saja dia tidak merasa tangan Namjoon di pinggangnya, deru napas pria itu di samping telinga dan lehernya, dan suaranya yang berkata pelan.

"Mungkin kau akan terlihat manis dengan jaket di pinggangmu."

Dan sepersekian detik kemudian, Namjoon sudah tersenyum manis hingga lesung pipi terbit di kedua belah pipinya. "Tuh, kan, aku benar! Kau terlihat manis dengan gaya seperti itu!"

Yujin belum menyahut, masih sibuk larut dalam perasaan yang belum pernah sekalipun dia rasakan dalam dua tahunnya bersama Seokjin. Aneh. Namjoon hanya memasangkan jaket di pinggangnya, dan dia sudah luluh begini? Seokjin bahkan butuh satu atau dua minggu sampai membuatnya luluh.

"Hei, nona?" Namjoon menggoyangkan tangan di depan wajah Yujin. Gadis itu langsung mengerjap beberapa kali dan mendongak menatap Namjoon.

"Ya?"

Melihat pria itu tertawa dengan lesung pipi yang muncul di kedua pipi tirusnya, Yujin termangu.

Jantung!!

"Nona!"

Yujin terkesiap kaget dan kali ini benar-benar kembali dari lamunannya. "A-Apa? Apa?"

"Astaga, kau melamun dari tadi?" Namjoon bertanya heran. "Berarti dari tadi aku ngomong sendiri?"

"Eh, itu—"

Tiba-tiba Namjoon memegang kedua bahu Yujin dan mendekatkan wajahnya. Kini mata Yujin benar-benar jatuh ke mata sehitam jelaga milik Namjoon.

Menenangkan.

"Nona," panggil Namjoon, dengan suara husky nya yang membuat Yujin merinding. Dadanya berdesir.

"Mau pergi ke taman bermain bersamaku?" Tanya Namjoon penuh penekanan, takut-takut kalau Yujin menolak.

"B-Boleh."

Namjoon tersenyum senang. "Jangan menyesal, ya!"

←→

499 word.

Love You OrdinarilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang