Jika satu alasan mampu menciptakan sebuah kisah,aku hanya ingin menjadi satu-satunya alasan dari setiap kisah-kisahmu itu
◆◆◆◆
Setelah sepulang sekolah kafka segera masuk kedalam kamarnya.
Kemudian mandi memakai pakaian santainya.Cowok itu merebahkan tubuhnya dengan kedua tangan menjadi tumpuan kepalanya.
Sedari tadi pikirannya selalu saja tertuju pada sosok gadis cantik yang tadi ia temui.
Rachel
Yah.gadis yang bernama rachellah yang mampu membuat seorang kafka memikirkannya.entahlah gadis itu sungguh berbeda dari kebanyakan gadis lainnya.
"Argghh kok gue jadi kepikiran tuh cewek sih" kata kafka sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
Kafka menatap kearah ponselnya yang sedang berbunyi menandakan ada yang menelvonnya.jarinya pun menggeser tanda hijau lalu mendekatkan ponselnya pada telinganya.
"Ada apa?"
"Malam ini lo dapat tantangan dari seseorang jam 12 lo harus udah ada disana"
"Oke"
"Kalo lo menang lo bisa ambil mobilnya atau apalah yang lo mau tapi kalau lo kalah lo harus relain panggilan lo 'sipenakluk jalanan' diambil sama dia dan lo harus berhenti dalam dunia balapan"
"Itu nggak akan pernah terjadi"
"Sipp lahh. Jangan sampai lupa"
Tut tut
Panggilan terputus.
Kafka melihat sekilas jam dinding kamarnya yang masih menunjukkan pukul 04.44.
Merasa haus kafka keluar kamar untuk mengambil minuman.setelah menginjakkan kaki dilantai satu kafka tiba-tiba menghentikkan langkahnya karena panggilan dari ibunya.
"Kafka itu wajah kamu kenapa" kata ibunya yang bernama sarah dengan wajah khawatir sambil berjalan mendekat kearah anak pertamanya itu.
Yah.kafka memang mempunyai seorang adik perempuan.adiknya bernama axsela mahendra dia masih berumur 3 tahun dan kafka sangat menyayangi adik satu-satunya itu.
"Biasa mah pemanasan"kata kafka santai karena ia yakin reaksi ibunya setelah ini seperti apa.
Merasa mengerti dengan ucapan putranya wanita itu mengangguk bahkan wajah cemasnya seketika hilang."berapa orang?"
"Lima" kata kafka
"Lah cuman lima? Mama dong pernah mukul 10 orang atau bahkan lebih"kata sarah sambil melipatkan tangannya didepan dada.jangan tanyakan lagi darimana sifat kafka berasal.
buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya pemirsah.
Kafka yang sudah tau cerita atau kenangan masa SMA sarah yang penuh dengan berjuta-juta sejarah badnya itu hanya terkekeh kecil.
"Lima itu cuman angka yang paling kecil yang tercatet dikamus aku mah" kata kafka sombong
tapi siapa sangka perkataan itu memang benar adanya bahwa kafka pernah berkelahi melawan 15 orang sekalipun.Sarah tersenyum kemudian mengelus puncak kepala kafka."mama nggak bakal larang kebiasaan kamu kafka dan mama nggak pernah batasin kamu,tapi ingat kamu harus jaga diri kamu dan ingat masa depan kamu.mama sama papa ingin kafka bisa dewasa dalam menghadapi kehidupan kafka.ok?"
Kafka mengangguk."kafka janji nggak bakal kecewain mama sama papa" kata kafka penuh keyakinan.
Sarah sekali lagi tersenyum."mama percaya"

KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAF
Teen FictionJudul awal:gadis penolong "argghh...kenapa gue jadi kepikiran tuh cewek sih" kata kafka sambil mengusap wajahnya dengan kasar.